web 2.0

Friday, March 19, 2010

biogas dan pemanfaatanya

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akanmengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil

2. ANAEROBIK DIGESTION
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.

Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).

3. SEJARAH BIOGAS
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.

4. KOMPOSISI BIOGAS
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif

5. REAKTOR BIOGAS
Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil.
1. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)

Gambar 1. Jenis digester kubah tetap (fixed-dome)

Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.

Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.

2. Reaktor floating drum

Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.

3. Reaktor balon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.

6. KONSERVASI ENERGI
Konversi limbah melalui proses anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
- biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.
- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.
- Selain keuntungan energy yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

alternatif teknologi biogas

Gas methan terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses ini terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, (Kompas, 17 Maret 2005). Gas methan sama dengan gas elpiji (liquidified petroleum gas/LPG), perbedaannya adalah gas methan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak.

Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.

Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. (FAO, The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia, 1981).

Negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Niugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat pembangkit gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) dan pipa penyaluran gas bio yang terbentuk.

Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas, mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas sebagaimana halnya elpiji.

Wednesday, March 17, 2010

Tegakan Pinus (Pinus mercusii)

Tanah berkaitan erat dengan kelestarian dan produktifitasi hutan. Untuk mengembangkan hutan secara maksimal, maka hutan perlu dikelola dan di pelihara sebaik-baiknya agar sumber kekayaan yang dimilikinya dapat terpelihara sepenuhnya dan jtersedia dalam jumlah yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembagunan
Praktek lapang geologi dan ilmu Tanah Hutan dilakukan di Hutan pendidikakan bengo-bengo dan dilanjutkan dengan analisa Laboratorium di Laboraturium Sivikultur Jurusan Manajemen Hutan , Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
Praktek ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai karesteristik lahan serta mengetahui tanaman apa yang cocok pada lokasi praktek.
Kegiatan praktek lapang diawali sengan pemilihan lokasi sampel tanah yang akan dianalisa. Setelah itu diadakan sampel tanah yang akan dianalisa. Setelah itu diadakan pendseskripsian lahan baik mengenelai lereng, batuan, kedalaman perakaran dan ekspoisis.
Selanjutnya diadadakan pembuatan plot, kemudian membuat cacatan singkat mengenai sifat tanah, sturuktur, keadaan pori, dan sifat-sifat fisik lainnya. Pengambilan sampel dengan cara cara membenamkan ring sampel yang diletakkan diatas permikaan tanah yang rata. Sampel tanah yang diambil adalah salah satu, dua dan tiga, lalu ring sampel dibungkus rapat dengan plastic, selanjutnya dianalisa dilaboratorium.
Analisa di Laboratorium meliputi Warna tanah, Tekstur tanah, Analisa pH, Penetapan permeabilitas, bahan Organik, Penetapan BD/PD.

geologi ilmu tana

Hutan merupakan sesuatu yang sangat penting karena bagian dari kehidupan, tetapi lebih dari pada itu hutan hutan sebagai pendukung utama kehidupan secara keseluruhan seperti perlindungan hutan terhadap flora dan fauna rekreasi yang kalah penting yaitu sebagai media penelitian. Hutan dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat, karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan. Selain itu hutan juga dapat mempertahankan kondisi tanah agar dapat terpelihara kestabilannya kondisi lahan di sekitarnya hutan maupun pada daerah itu sendiri.
Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu banyak informasi yang dapat kita peroleh. Dalam bidang kehutanan, dengan perkembangan ilmu pengatahuan tersebut, semakin banyak yang kita ketahui tentang fenomena – fenomena perkembangan hutan yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu dari factor tersebut adalah tanah. Tanah sebagai media atau tempat tumbuh dari vegetasi hutan sangat mempengaruhi pertumbuhan sekaligus kelestarian vegetasi yang ada diatasnya.
Ilmu tanah hutan, dalam hubungannya dengan pertumbuhan pohon-pohon dan kelestarian vegetasi di atas tanah, dapat memberi gambaran tentang bagaimana sifat-sifat dari tanah yang cocok untuk pertumbuhan dari suatu jenis vegetasi. Setiap ahli kehutanan atau ahli ekologi hutan telah telah mengetahui bahwa dalam melihat atau menilai tempat tumbuh atau tapak (site) hutan, maka kita harus memperhitungkan ekosistem hutan secara keseluruhan. Dan dalam mengevaluasi lahan kita perlu melakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan khususnya lingkungan mikro dari hutan.
Secara khusus, lokasi padang rumput gaja perlu diperhatikan kelestariannya untuk generasi yang akan datang. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka yang paling penting adalah kondisi lahannya, sebagai faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan suatu tanaman yang mana tumbuhan dapat hidup pada suatu daerah tergantung dari faktor pembentuk tanah itu sendiri dengan lingkungannya. Salah satu peranan disiplin ilmu untuk mengetahui dan meningkatkan ilmu yaitu dengan pelaksanaan praktek baik di lapangan maupun di laboratorium. Dan sebagai contoh yaitu pelaksanaan praktek ilmu tanah hutan yang berlansung di Padang Rumput Gaja Universitas Hasanuddin.
Praktek lapang ilmu tanah hutan ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suatu tanah, mendapatkan gambaran mengenai karateristik lahan serta mengenai sifat-sifat tanah sehingga dapat diketahui jenis tanaman yang cocok pada lahan tersebut.
Kegunaan dari praktek lapang ini adalah untuk memberikan informasi dasar mengenai karateristik lahan sehingga dapat memberikan bantuan dalam perencanaan tentang berbagai alternatif pilihan penggunaan lahan yang tepat dan juga agar dapat digunakan untuk menilai kesesuaian lahan bagi penanaman kehutanan maupun pertanian.


B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Geologi dan Ilmu Tanah Hutan adalah untuk mengetahui kararakteristik lahan atau tanah serta kondisi dari lahan atau tanah tersebut sehingga kita dapatr menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada jenis tanah tertentu dan juga dapat mengetahui cara menetapkan atau menganalisa tanah pada lokasi praktek di laboratorium.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku perkulian dengan praktek lapang yang dilaksanakan di Padang Rumput Gajah, sehingga kita dapat gambaran umum tentang karesteristik lahan tersebut.













II. TINJAUN PUSTAKA

A. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Menurut Foth (1995), kesesuaian lahan dalam lecocokan sebidang tanah atau lahan bagi penggunaan tertentu. Kapasitas lahan dipakai dalam pengertian yang dengan kesesuaian lahan. Tetapi khususnya hanya untuk evakuasi lahan merupakan proses penilaian dan pengelompokan unit-unit lahan menurut kesesuain bagi pengguna tertentu.
Faktor-faktor klasifikasi pada tanah adalah faktor-faktor penghambat yang bersifat permanen atau sulit dapat diubah seperti tekstur tanah, drainase, lereng permukaan, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang terjadi dan faktor-faktor yang lain yang sulit diubah. Faktor-faktor tersebut digolongkan besarkan besar intensitas faktor penbgfhamabat atau ancaman (Sutanto, 2005).
Salah satu usaha klasifikasi lemampuan lahan yang banyak sigunakan adalah sistem USDA yang mengenal tiga katagori yaitu klass, subclass, dan unit. Berdasarkan atas kemampuan lahan tersebut untuk produksi pertanian secara umum tanpa menimbulkan kerusakan jangka panjang pada survey tana (Hanafiah, 2004).
Pengamatan dan pengukuran mencakup sifat fisik tanah yakni : warna, tekstur, stururktur, konsistensi, drainase, bahan induk, dan lain-lain. Sifat kimia tanah yakni : pH, kadar bahan organik, kadar kapur, N-total, P tersedia, K tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, kejenuhan Al, dan lain-lain (Gunadarma, 2007).

B. Sturuktur Kesesuaian Lahan
1. Kelas kesesuaian Lahan

Kelas kesesuain lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan gambaran dengan tingkat-tingkat kesesuaian lahan dari ordo. Kelas dengan simbolnya diberi nomor urur yang ditulis belakang simbol ordo. Nomor urut ini menunjukkan tinggkatan kelas yang menurun dari suatu ordo (Darmawijaya, 1992).
Sistem komprehensif baru mempunyai banyak hal yang memperkuat penggunaanya., walaupun semikian ada dua hal yang sangat berguna. Pertama, kenyataan dasar pokok untuk menentukan berbagai macam kelas dari sistem ini adalah sifat tanah seperti yang terdapat dilapangan, yaitu sifat yang dapat diukur secara kuantatif. Lagi pula ukuran yang diperoleh dapat diubah oleh yang lain. Ini mengurangi kemungkinan pertentangan tempat tanah tertentu dalam sisitem klasifikasi. Pertentangan semacam ini biasa jika para ilmuwan menggunakan sitem yang memekai sebagai dasar klasifikasi genesa atau genesa yang diperkirakan (Sanchez, 1992).





C. Karesteristik Lahan
1. Ketersedian Air
a. Bulan Kering
Bulan kering dapat didenifisikan sebagai bilan diman curah hujan sangat rendah atau kurang dari 60 mm. Pada bulan kering ketersedian air sangat rendah sehingga aliran permulaan air menjdi terhambat. Hal ini menganggu dalam pembentukan karbohidrat dan pelarut zat-zat mala untuk penunjang kehidupan. Bulan kering juga menyebabkan suhu udara di zona iklim lintang pertengahan agak kering tetapi curah hujan lebih rendah (Sanchez, 1992).
b. Curah Hujan Rata- rata
Curah hujan merupakan parameter iklim untuk pertanian tropika, sebaran curah hujan menunjukkan patokan utama dalam golongan iklim tropika. Angka rata- rata curah hujan perlu untuk memberikan gambaran yang umum, tetapi tidak berarti dalam meramal yang memadai bagi suatu tanaman tertentu (Sanches, 1992).

2. Kondisi Perakaran
a. Kelas Drainase Tanah
Kelas drainase lahan ditentukan di lapangan dengan melihat adanya gejala- gejala pengaruh air dalam penampung tanah. Gejala tersebut antara lain warna pucat, kelabu atau kebiruan menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat sehingga petunjuk adanya karatan menunjukkan masih bisa masuk ke dalam tanah tersebut sehingga terjadi oksidasi Fe yang berwarna merah dan ini yang menunjukkan drainase yang baik (Hardjowigeno, 2003).
Menurut Poerwidodo (1992), mengatakan bahwa drainase tanah tidak sama pada tiap- tiap lahan dan masing- masing memiliki kriteria yaitu:
- Baik : tanah mempunyai udara yang baik dan tanah berwarna terang.
- Agak baik : Mempunyai udara yang baik, tidak terdapat bercak- bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu coklat dan kekuningan.
- Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai udara yang baik, tidak terdapat bercak- bercak, tetapi bercak- bercak terdapat pada seluruh lapisan tanah.
- Buruk : bagian tanah atas terdapat bercak- bercak berwarna kelabu coklat dan kekuningan
- Sangat buruk : seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu.

b. Tekstur tanah
Tekstur melukiskan penyebaran butiran. Plastisitas keteguhan, permeabilitas, kemudahan pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara, dan produktifitas erat kaitannya dalam tekstur tanah dalam suatu wilayah geografis. Tetapi karena besarnya keragaman yang mungkin terdapat pada sifat- sifat mineralogik dari fraksi liat, debu, dan berpasir. Maka tidaklah dapat suatu generalisasi yang berlaku untuk semua tanah- tanah di dunia (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu massa tanah. Secara kualitatif tekstur tanah dapat memberikan gambaran tentang pembentukan kandungan partikel suatu tanah apakah kasar atau halus. Untuk menentukan kelas dari tekstur tanah secara teliti dapat dilakukan dengan menganalisa mekanisme tanah (Syarief, 1995).
Tanah yang bertekstur tanah dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah yang bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot yang mempunyai sifat dan didominasi oleh fraksi mineral (Foth, 1991).

b. Kedalaman Akar
Kedalaman tanah adalah kedalaman yang diukur mulai dari permukaan tanah sampai dimana akar masih bisa berkembang dan tumbuh tanpa suatu hambatan dan diukur dari permukaan tanah sampai ditemukan batuan induk (Sanches, 1992).

3. Daya Menahan Unsur Hara
a. Kapasitas Tukar Kation
Menurut Foth,1991, Kapasitas tukar kation tergantung pada tipe dan jumlah akar liat, kandungan bahan organik dan pH tanah, keadaan tanah yang masam menyebabkan tanah dapat kehilangan KTK dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk tukar kation, karena perkembangan muatan posiitif. Kapasitas tukar kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan pH dari 8 menjadi 5,5. Kapasitas tukar kation tanah adalah jumlah kation yang diserap 100 gram tanah pada pH 7.

b. pH Tanah
pH tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan. Pada reaksi tanah steril yaitu dengan pH antara 5,5- 7,5, maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang banyak. Pada pH tanah kurang dari 0,6 ketersediaan unsur hara fospor, kalium, belerang, besi, mangan tembaga, nitrogen dan lain sebagainya ketersediaan relatif memiliki jumlah yang sedikit (Syarief, 1995).
Bahan organik pada tanah alkalis menyebabkan penurunan pH sedangkan suhu yang rendah memperlambat penurunan pH, karena itu nilai pH umumnya bertahan mendekati pH 7 dan kisarannya lebih sempit dari tanah aeraobik (Foth, 1991)
pH tidak mempunyai pengaruh langsung pada pertumbuhan tanaman, kecuali pada pH dibawah 4,2 yang dalam keadaan itu kadar ion hidrogennya dapat menghentikan atau bahkan mengembalikan arah penyerapak kation oleh akar (Sanches, 1992).

4. Ketersedian Unsur Hara
a. Nitrogen
Menurut Pairunan, dkk (1992) sebagian besar Nitrogen dalam tanah terikat dalam bahan organik yang akan mengalami mineralisasi apabila keadaan drainase baik. Sumber utama Nitrogen untuk tanaman adalah gas Nitrogen bebas diudara yang menempati 78% dari volume atmosfer. Dalam bentuk unsur Nitrogen tidak dapat digunakan oleh tanaman. Nitrogen harus diubah menjadi Nitrat atau Amonium melalui proses- proses tertentu agar dapat digunakan oleh tanaman
(Hardjowigeno, 2003).

b. P2O5 tersedia

Prosedur analisa P2O5 dari sedimen dapat dilakukan terhadap bobot kering dari deposit sedimen. Contoh dapat dikering udarakan dahulu untuk mengurangi kadar air (bila dioven suhu jangan lebih dari 60 C selama 24 jam). Dari bobot kering dapat dianalisa P2O5 dengan ekstraksi HCl 25% dan pewarnaan dengan molibdat kemudian diukur dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Jangan lupa diukur kadar air deposit contoh untuk koreksi perhitungan P2O5. Bila dihitung berdasarkan volume sedimen (campuran air dan tanah) maka kadar deposit dianalisa dengan cara mengukur kadar deposit tanah dalam campuran sedimen pada volume tertentu. Kemudian perhitungan P2O5 dalam deposit dikonversi terhadap jumlah deposit dalam volume sedimen (Sanches, 1992).


c. K2O5
Pupuk yang mengandung K2O5 merupakan hasil inovasi teknologi modern yang memadukan fungsi biokimia dari berbagai senyawa, mengandung unsur hara makro serta dapat digunakan pada semua jenis tanaman, baik tanaman perkebunan, pangan dan kehutanan. Pupuk yang mengandung K2O5 ditaburkan pada tanah, kandungan haranya akan diserap dengan mudah oleh tanaman, dan mampu melepaskan ion-ion unsur hara yang terikat oleh mineral liat pada tanah hardpan (tanah sawah jenuh air) dan glay horizon (tanah tegalan tak jenuh air) dengan proses kimia melalui biometabolisme oleh mikro-organisme sampai kedalaman 60 cm. Pupuk yang disemprotkan ke batang dan buah, mampu memperbaiki kerusakan sel-sel sehingga lalu lintas unsur hara dari akar ke daun dan makanan yang diproduksi di daun akan lancar didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Tanaman menjadi sehat, produksi akan meningkat (Hardjowigeno, 2003).

5. Keracunan


Menurut Sanchez,1992, pertumbuhan tanaman yang tidak subur dapat dikaitkan dengan kejenuhan aluminium. Ketidaksuburan tanah dapat disebabkan karena keracunan, seperti keracunan aluminium, kekurangan kalsium, dan keracunan mangan.

6. Medan/Bentang Alam
a. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng mempengaruhi aliran permukaan dan penghanyutan tanah dengan cara berbeda sehingga kemiringan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan permukaan horizontal yang dinyatakan dengan persen (Poerwidodo, 1992).

cura hujan makassar

Bulan Tahun
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Januari 310 - 96 84 99 - 111 - 231 204
Februari 155 - 323 79 40 - 205 - 62 193
Maret - - 90 90 52 - 215 - 96 198
April - - 25 26 56 - - - 114 173
Mei - - 28 197 96 - - 0 173 338
Juni - - 39 - 55 76 138 - 313 248
Juli - - 16 - 39 275 118 0 - 161
Agustus - - - - 19 - 48 148 - 111
September - - 1 - 0 0 5 5 163 25
Oktober - 46 38 - 0 - 161 161 164 170
November - - 190 12 - 164 101 101 143 157
Desember - 163 52 41 - 104 - - 273 80
Jumlah 465 209 898 529 456 619 1102 415 1732 2058
Rata-Rata 38,75 17,417 74,83 44,08 38 51,58 91,83 34,58 144,3 171,5

keteknikan kehutanan

BAB. XI
PENGERTIAN UMUM
A. ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PERANAN PENTING DALAM PEMBUATAN ATAU PEKERJA BANGUNAN.
Sebelum kita mempelajari bagaimana menyusun suatu rencana anggaran biaya ada baiknya terlebih dahulu mengetahui siapa-siapa orang-orang yang mengambil bagian dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan itu.
P e n g e r t i a n :
Yang dimaksud dengan Rencana dan Anggaran ini ialah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksana dalam bidang Administrasi maupun pelaksana kerja dalam bidang Teknik. Dalam pelaksanaan ini terdapat beberapa nama-nama pejabat yang memegang peranan penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan-pembuatan bangunan tadi.
Pejabat-pejabat itu adalah :
 PRINCIPAL atau orang yang member pekerjaan (Bouw-heer).
 PENASEHAT atau ADVISER.
 DIREKSI atau PENGAWAS/PENGURUS.
 PEMBORONG atau ANNEMER
 PELAKSANA atau UITVOEDER.
P R I N C I P A L :
Bila seseorang atau jawatan ingin membuat bangunan, maka orang tersebut menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan dan menyerahkan agar dapat direncanakan bangunan yang diingini itu beserta biaya yang diperlukan. Orang ini dinamakan Principal/Pemberi Pekerjaan.
P E N A S E H A T :
Sebagaimana tersebut diatas, ahli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari Principal pada umumnya tenaga-tenaga teknik yang dipimpin oleh seorang Arsitek atau Insinyur. Dalam hal ini disebut Penasehat atau Perencana.
Dalam pekerjaannya, arsitel akan menyalurkan keinginan-keinginan Principal dengan mengindahkan ilmu keteknikan, keindahan maupun mamfaat penggunaannya bangunan yang dimaksud. Pada umumnya Arsitek mengemukakan bentuk beserta rencana biaya sementara yang diingini oleh Principal. Dimana kemungkinan Principal memberikan juga pendapatnya yang dapat disesuaikan denga rencana yang disajikan oleh Arsitek tadi. Sesudah mendapat kata sepakat, maka Arsitek melanjutkan semua pekerjaan hingga bangunan yang akan dibuat dapat dilaksanakan.
Hubungan Principal dengan Arsitek adalah berdasarkan kepercayaan dan Principal memiliki Arsitek yang disukainya , karena Arsitek-Arsitek satu dengan yang lainnya tidak boleh kongkuren dalanm honorarium.
D I R E K S I atau P E N G A W A S :
Dalam melaksanakan pekerjaan, Pemborong perlu diawasi kerjanya. Ini dilakukan oleh seseorang atau lebih yang disebut Direksi/Pengawas, yang mempunyai staff pekerja ahli dibidangnya masing-masing. Biasanya sering terjadi dilakukan oleh si perencana/arsitek itu sendiri. Bangunan kepunyaan Pemerintah sebagai pengawas adalah dari Dinas Pekerjaan Umum atau orang yang ditunjuk oleh Dinas itu.
P E M B O R O N G atau A N N E M E R :
Adapun yang melaksanakannya berdirinya bangunan adalah Pemborong, dimana dengan kerjanya mendapatkan keuntungan. Adakalanya Arsitek (Penasehat) melaksanakan sendiri bangunan tersebut dan dalam hal demikian dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Principal menyerahkan pekerjaan merencana dan melaksanakan pada seorang Arsitek, dengan memberikan honorarium.
b. Principal menyerahkan pekerjaan tersebut dalam a). dimana arsitek tidak mendapatkan honorarium, tetapi dengan kerjanya mendapatkan keuntungan,maka arsitek ini dinamakan Arsitek Annemer Direksi/Pengawas.
P E L AK S A N A atau U I T V O E D E R :
Pelaksana atau Uitvoeder adalah seorang tekhnisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan atau terlaksananya pekerjaan. Dia ditunjuk oleh seorang pemborong atau setiap saat berada ditempat pekerjaan, karena dalam beberapa hal pemborong sering berhalangan. Penunjukannya harus diberi tahu kepada Direksi, disertai penjelasan identitas dirinya, seperti pendidikan, pengalaman, umur, dll, Karena direksi dapat menolak pelaksanaan dianggapnya tak memenuhi syarat.


B. PERENCANAAN
Apa dan bagaimana yang dinamakan Perencaan itu?. Untuk memahaminya pelajarilah hal-hal yang dianggap penting dibawah ini:
Apabila seoarng Arsitek mendapat pekerjaan untuk merencanakan sesuatu bangunan, ia segera melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Mengetahui tujuan bangunan itu;
2. Melihat letak pekarangan (tempat) bangunan itu;
3. Mengetahui syarat-syarat bangunan dari Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
4. Melihat keadaan tanah;
5. Syarat-syarat Arsitektur yang dikehendaki;
6. Besar dan perlengkapan bangunan;
7. Uang yang tersedia;
8. Situasi terhadap keadaan disekitarnya;
Jika hal-hal tersebut telahdapat diketahui,maka dimulai dengan “Rencana Persiapan” (sementara), terdiri dari gambar-gambar denah tampang muka dan penampang-penampang yang perlu, dari gambar “perspektif” jika dianggap perlu. Rencana biaya ditaksir dengan perhitungan kasar dan bila hal ini telah dapat persesuaian dan kata sepakat dengan Principal , maka dimulai dengan gambar-gambar Bestak.Principal disebut juga Bouw-heer.
BESTEK & GAMBAR BESTEK
Bestek (rencana kerja ) ialah uraian yang sejeles-jelasnya tentang pelaksanaan bangunan, yaitu terdiri dari:
1. Keterangan tentang bangunan;
2. Keterangan tentang melaksanakan bagian bangunan tersebut;
3. Keterangan mengenai tata usaha (Administrasi);
Tergantung pada macam dan besarnya bangunan , bestek-bestek dari pada bestek dan sering bestek merupakan sebuah buku yang tebal. Dengan adanya bestek dan gambar bestek-bestek, maka pemborong dapat membayangkan bentuk dan macam bangunan yang diinginkan oleh Principal atau Bouw-heer dan bagaimana untuk melaksanakannya.
GAMBAR-GAMBAR BESTEK TERDIRI DARI :
1. Gambar rencana bangunan dengan skala 1 : 100 ialah
a. Denah;
b. Pandangan muka dan samping;
c. Potongan melintang dan membujur;
d. Rencana atap;
e. Rencana pondasi;
2. Gambar-gambar penjelasan dengan skala 1 : 5 dan 1 : 10 bagi konstruksi-konstruksi yang sulit, misalnya sambungan-sambungan Begesting dan sambungan-sambungan baja yang lengkap dengan ukuran-ukurannya. Gambar-gambar bestek harus sesuai benar dengan keterangan dalam bestek, karena jika tidak akan dapat menjadikan “perselisihan” antara Direksi dengan Pemborong.
P E N G E R T I A N P E L E L A N G A N :
Jika semua persiapan-persiapan untuk dapat melaksanakan pembikinan bangunan telah selesai, maka Principal atau diwakili oleh Direksi menawarkan pekerjaan tersebut kepada Pemborong-pemborong dengan cara pelelangan. Pelelangan ini akan member kesempatan kepada beberapa pemborong mengadakan penawaran biaya pekerjaan itu secara tertulis. Dan belu tentu tawaran yang “rendah’ yang harus diterima, tetapi dengan segala pertimbangan baru dapat ditentukan penawaran yang mana yang diterima.
Untuk melakukan pelelangan garis besarnya ada 2 (dua) cara, yaitu :
1. Pelelangan Umum;
2. Pelelangan undangan/dibawah tangan.
Pemborong yang ditunjuk pada hakekatnya tidak termasuk lelangan, karena hal-hal yang berlaku, misalnya bangunan yang harganya sejuta, direksi dapat menunjuk sebuah atau seorang Pemborong yang dianggap cakap tanpa tender.
Lelang Umum, biasanya diumumkan lewat iklan-iklan atau siaran-siaran lainnya.
Lelang Undangan, hanya diundang beberapa Pemborong yang dianggap bonafit.
Pelelangan disini disebut juga TENDER.
Penawaran yang sebaik-baiknya hendaklah para Pemborong memperoleh Bestek dan Gambar Bestek serta mengikuti aanwijzing yang dilakukan pada kantor atau tempat pekerjaan.
Surat “Kontrak” segera dibuat, setelah lelangan dimenangkan oleh salah seorang penawar/pemborong. Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) diatas kertas bermaterai, yang satu untuk pemborong dan yang lainnya untuk Direksi. Penawaran pemborong pada waktu yang telah ditentukan dimasukkan dalam bestek surat tadi tersampul dengan rapid an diberi alamat. TETAPI ALAMAT SI PENGIRIM TIDAK BOLEH DITULIS DILUAR SAMPUL.
Alamat sipengirim dapat diketahui pada surat penawaran didalamnya. Hal ini penting utnuk menghindari agar jangan sampai ada sangkaan yang tidak diingini.
Penjelasan-penjelasan Pasal-pasal yang mungkin ada dalam Perencanaan dan Syarat-syarat :
Lihat contoh-contoh yang tertera dibelakang Bab ini.
Pasal 1: Pemberitaan Umum, dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut keperluannya, misalnya:
1. Gambar-gambar bangunan;
2. Petunjuk-petunjuk pekerjaan;
3. Keterangan pekerjaan;
4. Pelelangan;
5. Penyerahan bestek dan gambar bestek;
6. Principal (pemberi pekerjaan);
7. Direksi dan sebagainya.
ad. 1. Gambar-gambar Bangunan
Di dalam bagian ini terdapat jumlah dari pada gambar bestek serta gambar penjelasan (detail) yang diperlukan untuk pembuatan anggaran. Pemborong dapat juga membikin gambar-gamabr lukisan (sketsa), sebagai pertolongan memudahkan lancarnya pekerjaan.
ad. 2. Petunjuk-petunjuk Pekerjaan
Bagaimana telitinya bestek itu, ada-ada saja pertanyaan yang dikemukakan oleh pemborong. Kepada pemborong ditunjuk dimana letak pekerjaan yang akan dilakukan atau dilaksanakan.
ad. 3. Keterangan-keterangan Pekerjaan
Pada waktu yang telah ditentukan, maka pemborong diizinkan datang kepada Direksi untuk meminta keterangan-keterangan yang diperlukan, sebelum petunjuk-petunjuk ini diberikan.
ad. 4. Pelelangan
Pelelangan yan dilakukan di Indonesia diatur dengan undang-undang pemerintah (lihat contoh-contoh dan pasal-pasal yang mengatur pelelangan).
ad. 5. Penyerahan bestek dan gambar bestek :
Bila pekerjaan bangunan itu bersifat “RAHASIA”, misalnya pekerjaan Angkatan Bersenjata, maka pemborong-pemborong yang tidak berhasil dalam pelelangan harus mengembalikan bestek dan gambar bestek itu sudah rusak, dengan mendapat pembayaran kembali tertentu. Hal demikian harus diutarakan sebelum pelelangan. Biasanya bangunan-bangunan untuk keperluan Angkatan Bersenjata yang bersifat “rahasia’ dilaksanakan oleh Angkatan Bersenjata itu sendiri dengan ahli-ahli dalam lingkungannya, seperti Staff Zipur,dll. Ini demikian keamanan Negara.
ad. 6. Principal/Bouw-heer (Pemberi Pekerjaan) :
Pemberi pekerjaan dapat berasal dari Pemerintah yang diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum atau dapat juga berasal dari Swasta/Partikelir yang diwakili oleh Penasehat (Adviser) atas nama orang yang membiayai pekerjaan itu. Orang semacam ini biasa disebut Principal atau Bouw-heer.
ad. 7. Direksi
Di dalam bestek akan dijelaskan siapakah yang akan bertindak sebagai direksi. Direksi itu adalah sebuah badan yang bertugas setiap hari untuk mengawasi atas berlangsungnya pekerjaan itu. Direksi dapat Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Arsitek, atau salah satu pegawai yang ditunjuknya.
Pasal II : Peraturan Tentang Pelaksanaan
Didalamnya ditetapkan dengan jelas, cara pelaksanaan pekerjaan itu dengan urutan-urutannya dari “awal” sampai “akhir” atau “selesai”, seperti mulai dari pembersihan lapangan pekerjaan, hingga pada pekerjaan terakhir, ialah pembersihan segala sesuatu baik dalam bangunan itu sendiri.
Pasal III : Peraturan Tentang Bahan-bahn Yang Dipakai :
Penasehat atau Direksi dalam membuat “isi bestek” harus memikirkan tentang bahan-bahan ini. Berdasarkan pengalamannya serta pengetahuannya yang dapat diambil dari sekitar tempat, dimana pekerjaan itu akan dilaksanakan.
Misalnya pemakain pasir dalam rangka pembuatan beton, disebutkan pasir yang bersih dan tajam dan diambil dari mana. Untuk pasangan beton dipakai pasir dari mana pula baiknya, sedangkan untuk pasir pengisi dipakai pasir yang didatangkan dari mana.
Untuk memilih dan merancang bahan-bahan tadi, pembuat bestek dapat berpedoman. Misalnya kepada buku-buku :
1. Peraturan Beton Indonesia 1971.
(De Gewaspend Beton Voorschriften disingkat G.B.V).
2. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (P.K.K.I).
3. Peraturan Umum Untuk Besi.
(Algemeene Voorschriften Voor yzer, disingkat A.V.Y).
4. Peraturan Umum Pemasangan Aliran Listrik.
(Algemeene Voorschriften Voor Electrische Sterkstroominstallatie).
5. Peraturan Muatan Indonesia 1970 dan lain-lain peraturan yang dianggap perlu.
Pasal IV : Peraturan-peraturan Pembukuan (Administrasi) :
Menerangkan segala peraturan-peraturan mengenai “Pembukuan” dan “ Umum” yang terdiri dari pada anak-anaka pasal ialah :
1. Pelaksanaan;
2. Pelelangan;
3. Direksi;
4. Biaya Pemeriksaan;
5. Jaminan;
6. Kuasa Pemborong;
7. Pelaksana;
8. Tempat tinggal/kantor pemborong, wakilnya dan atau pelaksana;
9. Rencana Pekerjaan;
10. kewajiban Direksi;
11. Kewajiban Pemborong;
12. Buku Harian;
13. Laporan Pekerjaan;
14. Tata tertib dalam pekerjaan, melaksanakan peraturan-peraturan;
15. Usaha keamanan;
16. Pengujian/Pemeriksaan bahan-bahan;
17. Pemberian Gambar;
18. Pemberian Jam Kerja;
19. Mutu + (peil) dan garis-garis penting;
20. Pengukuran, pematokan dll;
21. Kemiringan tanah;
22. Ukuran-ukuran;
23. Anggaran biaya;
24. Pembongkaran;
25. Pekerjaan yang kurang baik;
26. Memperpanjang batas waktu pekerjaan;
27. Denda karena melebihi batas waktu pekerjaan;
28. Menyimpang dari rencana (menambah atau mengurangi pekerjaan);
29. Kerugian akibat malapetaka atau kurang sempurna rencana;
30. Pembayaran;
31. Kematian si Pemborong, dll;
32. Pembatalan perjanjian;
33. Penyelesaian pekerjaan;
C. BEBERAPA PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
C.1. Pelaksana (uitvoeder), adalah seorang kuasa yang ditunjuk oleh Pemborong. Ia dipercayakan untuk melaksanakan pekerjaan setiap harinya. Ia bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan. Pelaksana biasanya seorang Opseter Teknik. Penunjukan ini harus diberi tahu kepada Direksi secara tertulis.
C.2 Kewajiban Pemborong
Pemborong Harus mentaati, semua peraturan yang berhubungan dengan penyelenggaraan bangunan, kelalaian akan hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong yang bersangkutan.
C.3 Tidak Lancarnya Pekerjaan
Telah diberitahukan dalam peraturan bahwa apabila pemborong melakukan sesuatu yang bertentangan dengan bestek atautidak sanggup menjalankan pekerjaan,maka direksi setelah member peringatan, berhak atas biaya pemborong melanjutkan pekerjaan atau menunjuk yang lain untuk menyelesaikannya. Pemborong tidak mendapat penggantian kerugian dalam hal diatas dalam bentuk apapun.
C.4 Penjagaan
Pemborong harus mengadakan penjagaan seperlunya pada tempat pekerjaan. Dengan pertimbangan direksi kalau perlu dilingkungan pekerjaan diberi pagar yang tertutup.
C.5 Bangsal dan Tempat Pekerjaan
Pemborong harus mengadakan /menyediakan bangsal-bangsal dan tempat kerja yang cukup. Dan pula tempat kerja direksi harus diadakan.
C.6 Gambar-gambar Bestek
Pemborong harus membuat sendiri gambar-gambar penjelasan (detail) yang diperlukan dan gambar kerja dari kotak cetakan (besketing) beton bertulang.Gambar-gambar itu diperiksa dan dibubuhi tanda tangan oleh direksi.Kecuali ada persetujuan oleh direksi, maka tidak boleh mengadakan perubahan.
Bila dianggap perlu diambil “pemotretan” dari tiap termijn pekerjaan yang sedang dibangun itu guna bukti yang nyata, bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi bencana alam dsb.
C.7 Kesejahteraan Pegawai/Pekerja:
Pemborongan harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan.Jam kerja dan lembut harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.
C.8 Rencana Kerja:
Pelaksanaan (uitvoeder) atas nama pemborong segara mambuat rencana kerja (Word Schedule). Rencana kerja ini merupakan suatu grafik, di mana dijelaskan tentang “urutan” pekerjaan dan waktu penyelesaianya yang talah ditentukan. Dijelaskan juga cara pelaksaannya serta alat yang dipakai.
C.9 Biaya Pengawasan:
Bila pekerjaan kepunyaan pemerintah, maka biaya untuk pengawasan dipikul oleh Negara.
C.10 Permulaan Pekerjaan :
Setelah diadakan penandatanganan surat “kontrak” (perjanjian pekerjaan) maka pekerjaan dianggap telah dimulai, atau pula atas persetujuan kedua belah pihak menentukan mulai pekerjaan itu.
C.11 Penyerahan Pekerjaan :
Ditentukan pula bahwa penyerahan bangunan pekerjaan harus dilakukan dalam waktu…………………………hari, kecuali ada perubahan penambahan.
C.12 Pemeliharaan Sesudah Penyerahan :
Dalam waktu…………………………..hari, segala kerusakan dan kekurangan harus diselesaikan oleh pemborong. Apabila pemborong tidak dapat memperbaikinya, maka pemeliharaan tersebut dilaksanakan oleh Direksi atas biaya pemborong. Biaya tadi dapat diambil dari termin terakhir.
C.13 Kerugian Akibat Bencana Alam atau Kesalahan Rencana :
Bila pemborong mengalami kerugian akibat bencana alam yang diluar kekuasaannya (kesalahannya) misalnya terjadi gempa bumi, banjir yang luar biasa, kebakaran dan sebagainya.., dimana pemborong tidak berdaya, tetapiia berusaha untuk memperkecil segala bahaya itu, maka kepadanya akan diberikan penggantian. Pemborong juga bebas dari segala kerugian oleh kurang tepatnya rencana (konstruksi) yang terdapat dalam bestek dan gambar bestek.
C.14 Penunjukan/Keterangan/Penjelasan :
Pada hari…………….,tgl……………bulan……………..19……jam……….WIB, akan diberikan petunjuk yang perlu secukupnya oleh Kepala……………alamt kantor……………………Didalam hal ini akan dijelaskan daerah/tempat dimana bangunan akan didirikan.

kegunaan lebah madu

A. Kehidupan Lebah Madu
Lebah madu selalu hidup berkoloni, rata-rata setiap koloni berkisar 60-70 ribu lebah dalam satu sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi.
1. Ratu Lebah
Ratu lebah mempunyai tubuh yang lebih besar dan berat 2,8 kali berat lebah pekerja. Setiap koloni lebah hanya ada satu Ratu Lebah jika di dalam satu koloni ada dua ratu lebah maka keduanya akan saling membunuh untuk mendapatka kedudukan sebagia ratu lebah. Ratu lebah bertugas memimpin dan menjaga keharmonis lebah dalam satu koloni. Semua lebah dalam satu koloni akan sangan mentaati ratu lebah, kemanapun ratu lebah pergi maka satu koloni lebah akan mengikutinya.
2. Lebah Jantan
Lebah jantan mempunyai sifat fisik yang lebih kecil dari ratu lebah tetapi lebih besar dari lebah pekerja. Cirri yang menonjol adalah matanya yang besar. Mata itu terdiri dari faset yang lebih banyak dari pada faset pada mata lebah pekerja dan ratu lebah. Lebah jantan tidak mempunyai pipa penghisap madu dan juga tidak mempunyai kantong pollen dikakinya. Sehingga lebah jantan tidak bertugas mengumpulkan pollen atau madu, lebah jantan hanya membersihkan sarang, menjaga sarang dan tugas ringan lainuya.
3. Lebah Pekerja
Lebah pekerja biasa disebut juga sebagai lebah betina, lebah inilah yang memiliki tanggung jawab pekerjaan sepanjang hidupnya. Ukuran tubuh lebah pekerja lebih keci daripada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk tubuhnya ramping warnanya hitam kecoklatan dan ekornya mempunyai sengat yang lurus dan berduri.



B. Cara Budidaya
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Perkandangan
a. Suhu
b. Ketahanan terhadap iklim
c. Konstruksi
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.
3. Pembibitan
a. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
b. Perawatan Bibit dan Calon Induk
c. Sistem Pemulia biakan
Pemulia biakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni.
d. Reproduksi dan Perkawinan
Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk reproduksi.
e. Proses Penetasan
Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa.
4. Pemeliharaan



PENUTUP

Dalam melakukan penelitian ini kami juga sangat berterima kasih terhadap berbagai kalangan atas partisipasinya baik berupa moril maupun materil.

ENTOMOLOGI

ENTOMOLOGI DAN ILMU LAINNYA
Entomologi secara garis besar mempunyai kaitan-kaitan dengan bidang ilmu lainnya. Contoh keterkaitan entomologi dengan ilmu lainnya adalah sebagai berikut :
 Di bidang kedokteran banyak sekali jenis-jenis serangga yang diteliti untuk dijadikan sebagai obat.
 Di bidang kesehatan, Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung
 Di bidang kehutanan, serangga di pelajari sebagai penyeimbang ekosistem dan dibudidayakan untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi. Seperti Kutu Lak, Ulat Sutera, dan lebah madu.
 Di bidang pertanian, Pengendalian Hama Terpadu adalah suatu metode dalam pengelolaan atau pengendalian hama menggunakan berbagai kombinasi teknik yang diketahui dengan tujuan mengurangi tingkat populasi dan status hama ke dalam tingkat toleransi tertentu sehingga dapat dikendalikan secara alamiah (dengan musuh alami).
 Pada ekosistem yang tidak terpelihara, kesetimbangan antar dan inter spesiesnya serta dengan lingkungan fisiknya akan tercapai. Pada ekosistem yang tidak setimbang, misalnya agroekosistem, akan banyak tekanan-tekanan yang timbul sebagai usaha agar kemudian terjadi kesetimbangan.
 Pada ilmu Zoology, serangga di teliti tentang kaitannya dengan hewan lain.

Bidang Kesehatan
FORENSIK
Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.

KEDOKTERAN
Pada Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan kajian golongan serangga pengganggu manusia, baik yang langsung(penyengat/menggigit mangsa seperti tawon, lebah, kutu dan serangga berbisa lainnya), maupun yang tidak lansung (vektor penyakit seperti lalat, nyamuk ,kecoak, pinjal/kutu.
Secara umum
Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung. Bila inang atau obyek yang terkena penyakit adalah hewan atau ternak, entomologi yang akan terlibat berkaitan dengan entomologi sektor pertanian. Nyatalah bahwa entomologi di sektor kesehatan tidak dapat dipisahlan dari sekor pertanian. Hubungan ini akan terlihat lebih nyata apabila terjadi kaitan inang antara manusia dan hewan ternak untuk serangga tertentu penular penyakit. Berapa banyak spesies serangga yang terlibat dan pola keterlibatannya, serta intensitas hubungan masing-masing serangga perlu penggarapan yang tepat. Program entomolgi yang terarah akan memainkan peran yang sangat menentukan.

Bidang Kehutanan
Entomologi Kehutanan (Forest Entomology) disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati.

Bidang Pertanian
Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology) fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang
Kegiatan entomologi mempunyai dua segi, pertama sebagai penunjang (promotor) meningkatnya produksi, dan kedua sebagai pelaku produksi itu sendiri. Aspek penunjang meningkatnya produksi memerlukan berperannya entomologi dalam komponen-komponen yang berupa kemampuan tanah untuk pertanian, proteksi terhadap penghasil dan produk pertanian serta peri laku penyerbukan. Dalam aspek peri laku produksi, entomologi terkait dengan komponen berupa penghasil pangan, pakan dan bahan untuk keperluan lain. Komponen kemampuan tanah memerlukan keikutsertaan entomologi dalam dua peran, yaitu untuk menggarap serangga sebagai indikator dan serangga sebagai promotor. Dalam perkembangan penggunaan tanah pertanian, perhatian harus mulai diberikan pula kepada tanah atau lahan pertanian kering dan lahan pekarangan. Pada masa mendatang, kedua tipe lahan ini akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai indikator kemampuan tanah, entomologi diperlukan untuk menentukan interelasi dan interdependensi antara tanah dan fauna serangga penghuni tanah yang bersangkutan . Hubungan taraf kegunaan masing-masing tipe tanah berdasarkan tipe fauna serangga yang menghuninya dapat diketahui. Peran entomologi dalam komponen proteksi penghasil dan hasil pertanian sudah berjalan sejak timbulnya kebudayaan manusia. Dengan kebudayaannya, manusia membudidayakan tanaman, yang selanjutnya berasosiasi dengan serangga hama dan penyebar penyakit. Dua pihak yang sebetulnya terlibat dalam komponen ini, yaitu negasi atau anihilasi (pengurangan atau peng-hapusan) dan maksimasi atau optimasi, seharusnya mendapat keikutsertaan entomologi secara seimbang. Hampir seluruh kekuatan diarahkan untuk menghapuskan serangga hama secara nir-alami, yaitu dengan penggunaan bahan kimia buatan.Karena serangga mempunyai peran dalam menyediakan dirinya untuk dijadikan sumber penghasil bahan, baik pangan dan pakan maupun bahan lainnya, pengetahuan tentang kehidupan serangga harus dipahami betul, yang akan memerlukan entomologi. Pengetahuan mengenai peri kehidupan yang mengarah kepada usaha pemeliharaan dan pembudidayaan akan sangat diperlukan. Dalam masa mendatang, jalur entomologi yang sifatnya setaraf peternakan akan diharapkan sekali keikutsertaannya. Entomologi dalam komponen ini harus dikembangkan secara mendalam dan meluas, termasuk terhadap kelompok yang kini masih pada taraf non-konvensional. Entomologi dasar akan amat sangat diperlukan. Ribuan, ratusan ribu jenis serangga menanti untuk dijamah.

Bidang Peternakan
Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat lansung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat ditularkan dari unggas ke manusia

Peran Entomologi yang Diharapkan
Masing-masing sektor kehidupan tersebut di depan terdiri atas berbagai komponen, yang masing-masing memerlukan program untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Program ini harus disusun secara terpadu dan berurutan dengan ujung yang menghasilkan keluaran dengan nilai ekonomi. Penyusunan program ini harus didasarkan masalah, ruang lingkup masalah, serta saran dan tindak lanjutnya untuk membuat program dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen kesuburan tanah mengandung masalah mendasar dan elementer yang berkaitan dengan entomologi, yang berupa pengenalan terhadap serangga di lingkungan tanah. Inventarisasi kualitatif serangga tanah termasuk daur hidupnya merupakan tahap pertama dalam mengumpulkan informasi dasar . Program ini harus dilanjutkan dengan program analisis kuantitatif untuk menentukan peran utama serangga tanah dan program yang mendasari pengembangan serangga tanah untuk menjadi indikator yang berperan dalam mekanisme penentuan potensi tanah, serta penunjang (promotor) dalam peningkatan potensi tanah. Perlindungan terhadap hasil pertanian juga memerlukan serangkaian program bersinambung. Di Indonesia, pengungkapan aspek perlindungan ini belum seluas ruang lingkup permasalahannya. Lagipula, dalam pengelolaan serangga hama belum ada pengembangan program sistematis dan konseptual. Dalam komponen perlindungan, sasaran yang akan dicapai perlu diarahkan kepada tiga jurusan utama :
1. Penekanan populasi penyerang dengan pengimbangan faktor-faktor ekosistem;
2. Penggunaan faktor-faktor pembantu (parasit, parasitoid, dan pemangsa) dalam mengurang populasi serangga penyerang.
3. Penyediaan faktor-faktor pembantu pada taraf budi daya.
Dalam pengembangan fungsi serangga sebagai penyerbuk, langkah program entomologi masih harus dimulai dengan pengenalan secara kualitatif terhadap jasad yang bersangkutan. Dalam program lanjutannya, entomologi harus difungsikan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan antara penyerbuk dan unsur flora yang bekepentingan, efisiensi hubungan, serta kemungkinan peningkatan penggarapannya menjadi komoditi budidaya. Tidak berbeda penanganannya adalah pengembangan program entomologi untuk kelompok penghasil pangan, pakan, obat-obatan, dan bahan industri. Ketiadaan modal pengetahuan terhadap kelompok penghasil ini akan menghambat sekali kemajuan dan perkembangan program lebih lanjut. Untuk aspek-aspek tersebut, pengembangnnya akan sangat tergantung pada entomologi dasar.

PENYULUHAN KEHUTANAN

Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat tani hutan tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah prilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demitercapainya perbaikan mutu hidupnya.

Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluh sangatlah beragam, baik mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi, serta tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian, tidak ada satu metode yang selalu untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan kehutanan.

Karena itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan kehutanan, penyuluh kehutanan harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan kehutanan yang paling baik sebagai salah satu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan kehutanan yang dilaksanakannya.

A. Prinsip-Prinsip Metode Penyuluhan Kehutanan

Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh kehutanan sebelummenerapkan suatu metode penyuluhan adalah ia perlu memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang dapat dijadikannya sebagai landasan memilih metode yang tepat.

Beberapa prinsip mertode penyuluhan kehutanan yang perlu diperhatikan oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :

1. Pengembangan untuk berfikir kreatif

Melalui penyuluhan kehutanan , bukanlah dimaksudkan agar masyarakat sasaranselalu menggantungkan diri pada petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyuluhnya. Tetapi, sebaiknya, melalui penyuluhan harus mampu dihasilkan masyarakat tani hutan yang dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam memanfaatkan hutan, serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinyauntuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya.

Karena itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluhharus mampu memilih metode yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat sasarannya.

2. Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran

Dalam banyak kasus kegiatan penyuluhan kehutanan sebaiknya dilaksanakan dengan menaerapkan metode-metode yang dapat dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) sasarannya, hal tersebut dimaksudkan agar:

a) Tidak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinya.

b) Penyuluhan kehutanan dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalah-masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.

c) Kepada sasaran untuk ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh petani.

3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya

Sebagai makluk sosial, setiap individu akan selalu berprilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, setidak-yidaknya akan berusaha menyesuaikan diri dengan prilaku orang-orang sekitarnya.

Karena itu, kegiatan penyuluhan kehutanan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada warga masyarakat tani hutan, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik.

4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah prilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan system pendidikan. Hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh dengan sasarannya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.

Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran ini menjadi sangat penting, karena dengan keakraban ini aka tercipta suatu keterbukaan mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu, saran-saran yang disampaikan penyuluh kehutanan dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah prilaku sasaran, baik pengetahuan, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian, metode yang diterapkan harus mapu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan fikiran) dengan sukahati atas kesadaran ataupun pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarga, dan masyarakat.

B. Pendekatan-Pendekatan Untuk Memilih Metode Penyuluhan Kehutanan

Dalam kegiatan penyuluhan kehutanan kita mengenal adanya penyuluhan kehutanan perorangan dan penyuluhan kehutanan massal yang dalam prakteknyaselalu menggunakan metode-metode pendekatan, yaitu sebagai berikut:

1. Metode penyuluhan dan proses komunikasi

Untuk memilih metode berkomunikasi yang efektif, ada tiga cara yabg dapat diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan kehutanan, yaitu :

a) Metode penyuluhan menurut media yang digunakan

Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Media lisan, baik yan disampaikan secara langsung (percakapan, tatap muka atau radio komunikasi antar penduduk), maupun secara tidak langsung (lewat radio, kaset, dll).

2) Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan (foto, majalah pedesaan, selebaran, poster, dll) yang dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang di tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh sasarannya (di jalan pasar).

3) Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide, pertunjukkan film. Kegiatan penyuluhan melalui media merupakan metode penyuluhan yang paling dimengerti karena ada unsure hiburannya. Biasanya DEpartemen Kehutanan mengirimkan mobil unit kegiatan penyuluhan yang dilengkapi dengan perangkap audio visual yang cukup modern dan diperlengkapi dengan beberapa judul film hiburan selain dari film mengenai penyuluhan yang akan ditayangkan.

b) Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya

Berdasarkan hubungan penyuluh kesasarannya, metode penyuluhan dibedakan atas tiga macam, yaitu :

1) Komunikasi langsung (percakapan atau tatap muka) yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi langsung dalam waktu yang relative singkat.

2) Komunikasi tak langsung baik melalui perantara orang lain lewat surat yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relative singkat.

3) Metode penyuluhan kehutanan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya.

Seperti halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media yang digunakan metode penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya juga dibedakan kedalam tiga hal, yaitu:

1) Pendekatan perorangan, artinya penyuluh kehutanan berkomunikasi secara orang seorang dengan setiap sasarannya, misalnya melaui kunjungan ke rumah, kunjungan ke tempat kegiatan petani, dll.

2) Pendekatan kelompok, manakala penyuluh kehutanan berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan, dll.

3) Pendekatan missal, jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak, bahkan mungkin tersebar di tempat tinggalnya, misalnya penyuluhan lerwat TV, penyebaran selebaran, dll.

2. Metode penyuluhan dalam pendidikan non formal

Salah satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan formal dan pendidkan non formal adalah penyelenggaraan pendidikan non formal (penyuluhan kehutanan) dapat diselenggarakan kapan saja dan dimana saja. Dengan demikian, metode yang diterapkan di dalam pelaksaan penyuluhan dapat menerapkan metode pendidikan formal (ceramah, diskusi, belajar mandiri) atau metode yang tidak pernah diterapkan dalam system pendidikan formal seperti: pameran, kunjungan ke rumah, (anjangsana), dll.

Cirri lain, kegiatan non formal (termasuk penyuluhan kehutanan) selalu diprogramkan sesuai dengan kebutuhan sasaran. Artinya, berbeda dengan pendidikan formal yang telah memiliki program yang dilakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus mengikuti atau menyesuaikan diri dengan program pendidikan tersebut. Setiap program pendidikan non formal (kegiatan penyuluhan) harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan sasarannya, dengan demikian metode penyuluhan yang akan dipilih harus selalu disesuaikan dengan karakteristik sasarannya sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan serta keadaan lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan kehutanan tersebut.

3. Metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa

Pendidikan dalam kegiatan penyuluhan kehutanan adalah merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan “baru”. Artinya melalui pendidikan sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnyamenyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga dalam proses pendidikan tersebut kedudukan pendidik dan yang dididk sama derajatnya.

Selaras dengan itu , salah satu cirri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidik tidak tergantung kepada berapa materi yang diajarkan atau seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan tetapi lebih dicirikan pada seberapa jauh program pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog baik antara pendidik dan yang terdidik maupun sesame peserta didik. Dengan demikian metode diskusi umumnya lebih baik dibanding dengan metode kuliah atau ceramah.

Oleh karena itu, pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu mempertimbangkan:

a) Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan atau pekerjaan pokoknya

b) Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin

c) Lebih banyak menggunakan alat peraga.

Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam metode pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan kehutanan) adalah program pendidikan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan yang sedang dan akan dihadapi dibanding dengan upaya menambah pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan-keterampilan baru. Berkaitan dengan hal itu ada dua hal yang harus ditekankan yaitu menata pengalaman masa lampau yang telah dimiliki dengan cara “baru” dan memberikan pengalaman baru (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).

C. Ragam Metode Penyuluhan Kehutanan

Ragam metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menurut ; media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam metode penyuluhan kehutanan cukup banyak, tinggal bagaimana seorang penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah yang dihadapi masyarakat tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat.

Adapun ragam metode penyuluhan kehutanan itu, yaitu sebagai berikut :

1. Metode individu kunci, kontak tani hutan, kelompok tani hutan, himpunan tani

a) Metode individu kunci

Individu kunci adalah individu yang maju ( inovatif), termasuk dalam golongan “penerap dini” yang atas dasr kesadarannya bersedia (tanpa menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh kehutanan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga masyarakat sekitar (terutama dilingkungan sosialnya sendiri).

Metode penyuluhan individu kunci adalah metode yang menggunakan individu-individu kunci sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya, di dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan kontak pribadisecara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu kunciseperti yang dikemukakan di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan penyuluhan tersebut kepada seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh “sukarela”.

Metode ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh wargamasyarakat dan lebih efektif karena penyuluhan dilakukan sendiri oleh individu kunci yang sudah dikenal, diakui dan dipanuti oleh masyarakat setempat.

b) Kontak tani hutan

Anggota kelompok tani hutan biasanya merupakan petani pemilik lahan garapan atau penggarap lahan orang lain, pengalamannya dalan berusaha tani telah banyak, dinamis dan mempunyai pandangan yang positif terhadap teknologi pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya untuk mencapai peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan. Seorang kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan perkampungan/pedesaannya.

Kontak tani hutan terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdri dari 15 orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan yang hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem Agroforestry, usahan tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam pengembangan hidupnya.

Adapun fungsi kelompok tani hutan, yaitu sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan. Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ; pengadaan saran produksi (saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama (massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga para angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara terpadu; guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjangusaha taninya (saluran air, terasering lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll; menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan menkombinasikan tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama agar terwujud harga yang baik dan seragam.

c) Himpunan tani

Himpunan tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran dasar dan berpengurusan yang layak. Para anggotanya terdiri dari kelompok petani-petani yangada di pedesaan atau disekitar areal hutan/pertanian. Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan kelompok tani yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang dengan dinamis, sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat sesuai dengan keinginan atau hati nurani para petani. Suratkabar, radio, dan televisi, majalah tentang kehutanan, pampler, leaflet, dan poster merupakan media mati dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.

2. Surat menyurat

Metode surat menyurat adalah metode penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet, booklet, buletin, majalah, dan lain-lain), kepad asasrannya, abik perorangan maupun kelompok. Karena itu, metode karyawisata sering kali juga merupakn bagian dari pelaksaan metode pertemuan yang disamping merupakan acara selingan untuk menghibur, juga untuk menambah pengalaman yang menunjangmateri yang telah disampaikan agar proses adopsi dapat lebih cepat dicapai. Disampinng itu, karyawisata dimaksudkan juga untuk menumbuhkan imajinasi dan merangsang daya pikir kreatif pada diri sasarannya.

Beberapa sasaran (objek) karyawisata yang dipilih dapat berupa :

a) Individu atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki sasaran , tetapi telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai prestasiyang lebih baik dengan menerapkan inovasi-inivasi yang belum atau sedang disuluhkan

b) Lembaga-lembaga penelitian atau pusat-pusat informasiyang diharapkan dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru, menunjukkan alternatif-alternatif.

3. Karyawisata

Metode karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode kunjungan (anjangsana dan anjangkarya) bedanya adalah :

a) Penyuluh dengan mengajak sasaran penyuluhannya (perorangan atau kelompok) mengunjungi objek tertentu yang sudah direncanakan/dipilih. Jadi sasaran penyuluhan adalah yang diajak bukannya yang dikunjungi.

b) Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya menghibur sasaran penyuluhannya.

Metode karyawisata ini, dimaksudkan untuk menambah wawasan (sikap dan pengetahuan) sasaran penyuluhan untuk melakukan studi banding antara pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya dengan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh setelah mengunjungi objek-objek yang dituju.

Metode karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan yang menggunakan metode lain baik yang sedang, telah atau akan dilaksanakan.

Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan sering kali kurang efektif. Karena itulah kegiatan penyuluhan kehutanan dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya melalui media kelompencapir.

4. Kunjungan (anjangsana dan anjanr karya)

Baik metode anjangsana dan anjang karya, keduanya merupakan metode kunjungan yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh kehutanan dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya dengan perorangan dan kelompok, baik di rumah/di tempat tinggal (anjangsana) ataupun di tempat-tempat mereka biasanya melakukan kegiatan sehari-hari (anjang karya).

Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk sasaran yang setidak-tidaknya sudah pada tahap “menilai” untuk mempengaruhi pikiran dan keterampilannya.

5. Demonstrasi

Metode demonstrasi, sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif. Karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah “ dengan melihat kita menjadi percaya “. Artinya, di dalam kegiatan penyuluhan kehutanan, kepada sasaran kegiatan penyuluhan kehutanan perlu ditunjukkan bukti-bukti yang nyata yang dapat dilihat dengan mata kepala mereka sendiri, agar mereka mempercayai segala sesuatu, yang disuluhkan. Bila mereka sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya. Oleh sebab itu, metode demonstrasi hampir selalu diterapkan setidak-tidaknya pada tahapan minat dan menilai, karena memerlukan biayayang relatif mahal.

Metode demonstrasi ada tiga macam yaitu demonstrasi cara, demonstrasi hasil, dan demonstrasi cara dan hasil. Meskipun demonstrasi ini merupakan metode yang efektif, buakan berarti bahwa metode demonstrasi ini mudah dilaksanakan, sebab selain memerlukan biaya yang relatif besar, pelaksanaan demonstrasi ini menuntut banyak persyaratan yang seringkali sulit dipenuhi.

6. Metode pertemuan kelompok

Termasuk dalam metode pertemuan kelompok adalah ceramah, diskusi dan kursus atau pelatihan.

a) Ceramah

Metode ceramah umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang cukup menunjang terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif. Ruangan yang tersedia relatif cukup luas dengan kapasitas tampung 50-500 orang. Pada kegiatan pertemuan yang metode ceramah, penyuluh kehutanan sebaiknya hanya menyampaikan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikannya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sasran penyuluh kehutanan untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang berupa pokok pikiran tadi dikuasai penjelasannya secra mendetail oleh penyuluh.

Karena jumlah sasaran penyuluhan cukup besar maka diperlukan alat bantu yang menunjang kelancaran pertemuan baik berupa materi tertulis maupun gambaran yang terproyeksi yang memiliki ukuran yang cukup besar. Jika peralatan tidak tersedia, penyuluh kehutanan harus pandai membaca situasi dan berusaha untuk menarik perhatian para hadirin untuk memperhatikan materi yang disuluhkannya. Waktu ideal untuk penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dengan metode ceramah ini maksimum 1 – 2 jam.

b) Kuliah

Metode kuliah tidak jauh beda dengan metode ceramah, penyuluh relative mendominasi kesempatan berbicara dan menggunakan alat peraga. Perbedaannya, yaitu :

1) Pada umumnya diselenggarakan di dalam ruangan tertutup

2) Jumlah sasaran relative terbatas (maksimum 50 orang)

3) Sasaran penyuluh kehutanan relative memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluhnya.

Dalam penerapan metode ini seorang penyuluh harus benar-benar memiliki persiapan yang baik dan berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, penguasaan materi penyuluhan kehutanan, maupun sikap terhadap sasarannya.

c) Diskusi

Metode diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya, pendapatan, ataupun saran. Berbeda dengan metode ceramah dan kuliah, peran penyuluh dalam metode ini relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan.

Sebaiknya cara diskusi diselenggarakan pada waktu tertentu secara teratur. Usaha menghidupkan kelompen capir kehutanan di pedesaan, acara diskusi merupakan media yang efektif. Topik diskusi sebenarnya dapat berasal dari adanya media penyuluhan kehutanan yang lain. Hasil diskusi dalam penyuluhan kehutanan harus berupa perumusan dari hasil beberapa pemikiran para petabi untuk kemudian dilaksanakan bersama. Dalam melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh kehutanan tidak perlu banyak berbicara dan memegang kendali diskusi.

d) Kursus

Kursus pada masyarakat tani hutan sebenarnya merupakan system oenyuluhan kehutanan yang dapat digunakan beberapa media dan metode penyuluhan kehutanan. Kursus tani hutan merupakan system pendidikan pemanfaatan hutan dan lahan disekitarnya untuk masyarakat yang berdiam di sekitar hutan dalam usaha membantu dan membimbing kelarga menyangkut cara kerja dan teknik pemanfaatan lahan dan hutan denga baik. Dalam penyuluhan kehutanan yang ampuh untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peseta.

Kursus tani hutan dapat juga dianggap sebagai alat untuk mempertebal pengertian dan keasadaran petani dalam usaha memperbaiki kesjahteraannya. Dengan kata lain, tujuan kursus tani hutan adalah meningkatkan pengertian pengetahuan kecakapan dan kegiatan etani dalam rangka memanfaatka lahan dan hutan untuk kesejahteraannnya.

7. Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa atau kelompencapir

Kelompencapir sebenarnya merupakan kelompok secara rutin memburu informasi dari media massa yang nilainya bermanfaat bagi pemenuhan atau untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan mendiskusikannya dalam pertemuan berkala yang telah mereka sepakati bersama. Dengan demikian kelompencapir sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi sumber informasi yang dimanfaatkan tidak bersumber atau berasal dari penyuluh kehutanan, melainkan dari media massa.

Seperti halnya metode diskusi, metode kelompencapir sangat efektif untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau bahkan keterampilan anggotanya, pada tahapan sadar, minat, menilai atau juga mencoba.

8. Pertemuan umum

Metode pertemuan umum sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode pertemuan kelompok. Bedanya adalah :

a) Pada umumnya diselenggarakan pada tempat terbuka, sehingga dapat menampung jumlah peserta yang jauh lebih besar dbanding pertemuan kelompok.

b) Karena jumlah peserta sangat banyak, kepada sasaran sama sekali tidak ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat pribadinya sendiri.

Karena itu metode pertemuan umum hanya efektif untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran guna membangkitkan kesadaran dan minat sasaran penyuluhan kehutanan.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, dalam mengadakan pertemuan umum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Harus menarik perhatian masyarakat luas

b) Pembicara harus memiliki kualifikasi yang baik

c) Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai

9. Pameran

Pameran merupakan media penyuluhan kehutanan pertanian yang digunakan sebagai pelaksanaan dari metode penyuluhan kehutanan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya kepada petani, tetapi juga orang yang bukan petani. Di dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid (perlengkapan visual) yang digunakan secara tunggal atau kombinasi.

Tujuan dari pameran pembangunan hutan adalah :

a) Memperlihatkan fakta dengan dasar member informasi kepada pengunjung

b) Memperlihatkan suatu acara artinya mengjar bagaimana cara mengerjakannya

c) Memajukan suatu usaha

d) Memperkenalkan hasil-hasil usaha, memepelihatkan hasil yang dicapai, yang kuantitas dan kualitasnya baik, dan lain-lain.

Manfaat dari penerapan metode pameran ini adalah karena pemeran ini dapat diselenggarakan sebagi wujud pangharapan pemerintah terhadap karya dan partisipasi masyarakat dalm proses pembangunan nasional, sekaligus sebagai sarana hiburan bagi warga masyarakat luas yang pada umumnya sangat langka atau tidak terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah sehingga penyelenggaraan pameran itu sendiri dapat lebih mendorong seluruh warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan kehutanan, karena mereka juga merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya.

10. Pertunjukan

Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan adalah kegiatan penyuluhan kehutanan yang dikaitkan dengan penyelengaraan suatu pertunjukan (kesenian), baik yang dilaksanakan khusus untuk keperluan penyuluhan kehutanan, ataupun yang dilaksanakan dengan menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan.

Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan, juga tidak akan efektif jika :

a) Pertunjukan itu sendiri tidak menarik untuk ditonton baik dari cerita maupun pemerannya.

b) Cerita yang begitu memikat perasaan penonton untuk larut di dalam setiap adegan atau alur ceritanya.

c) Penyampaian pesan oleh pemesan yang kurang baik.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, metode ini mampu digunakan untuk mempengaruhi sikap pengetahuan dan bahkan keterampilan-keterampilan tertentu. Sehingga umumnya sangat efektif untuk menggugah kesadaran, menumbuhkan minat, menilai atau bahkan bagi sasaran dalam tahapan mencoba (meskipun sangat kecil manfaatnya).

11. Siaran radio

Radio adalah media komunikasi secara lisan yang sifatnya tidak langsung. Pemberi informasi tidak dapat dilihat atau tidak berhadapan yang diberi informasi. Melalui media radio dapat diselenggarakan siaran pedesaan yang materi siarannya menyangkut penerangan dan penjelasan mengenai suatu teknik pemanfaatan lahan/hutan, dilengkapi dengan tanya jawab.

Kelemahan penggunaan metode siaran radio adalah :

a) Masyarakat sasaran relative sulit menangkap dan memahami pesan-pesan yang hanya diterima melalui pendengaran saja.

b) Sering sulit didengar bila terjadi gangguan dalam penyiaran.

c) Kesulitan dalam merancang program siaran yang sesuai dengan kebutuhan seluruh masyarakat sasarannya.

12. Siaran televisi

Metode siaran televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode siaran radio, hanya saja di sini dipakai televise sebagai media komunikasi yang digunakan oleh penyuluh kehutanan maupun masyarakat sasarannya.

Berbeda dengan siaran radio, penggunaan TV sebagai media penyuluhan kehutanan karena masyarakat sasaran tidak hanya mendengarkan suara penyuluh kehutanan, tetapi dapat pula meluhat dan memperhatikan segala peragaan yang ingin diungkapkan oleh penyuluh kehutanan baik melalui suara, gerakan-gerakan, maupun cintoh-contoh, bahkan demonstrasi-demonstrasi atau percakapan. Dengan demikian, penyuluhan kehutanan dengan menggunakan metode siaran TV dapat pula dinikmati oleh sasaran.

Pages

About this blog

Followers

Adsense Banner

Iklan

Jejak Kaki

Free Shoutbox by ShoutCamp