tag:blogger.com,1999:blog-26985049414408767422023-11-15T07:07:06.696-08:00munawarselamatkan bumi dari tekanan ekonomi neoliberalisme...!!!indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-71107498154334125342010-03-19T06:49:00.000-07:002010-03-19T06:51:46.244-07:00biogas dan pemanfaatanyaBeberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama Indonesia.<br />Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang.<br />Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak<br />Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akanmengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil<br /><br />2. ANAEROBIK DIGESTION<br />Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.<br /><br />Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.<br /><br />Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).<br /><br />3. SEJARAH BIOGAS<br />Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.<br /><br />4. KOMPOSISI BIOGAS<br />Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.<br /><br />Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif<br /><br />5. REAKTOR BIOGAS<br />Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil.<br />1. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)<br /><br />Gambar 1. Jenis digester kubah tetap (fixed-dome)<br /><br />Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.<br /><br />Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.<br /><br />2. Reaktor floating drum<br /><br />Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.<br />Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.<br /><br />3. Reaktor balon<br /><br />Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.<br /><br />6. KONSERVASI ENERGI<br />Konversi limbah melalui proses anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu :<br />- biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.<br />- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.<br />- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.<br />- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.<br />- Selain keuntungan energy yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-59914449168634242942010-03-19T06:47:00.000-07:002010-03-19T06:49:24.339-07:00alternatif teknologi biogasGas methan terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses ini terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, (Kompas, 17 Maret 2005). Gas methan sama dengan gas elpiji (liquidified petroleum gas/LPG), perbedaannya adalah gas methan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak.<br /><br />Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.<br /><br />Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. (FAO, The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia, 1981).<br /><br />Negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Niugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat pembangkit gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) dan pipa penyaluran gas bio yang terbentuk.<br /><br />Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas, mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas sebagaimana halnya elpiji.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-9255503687005488232010-03-17T12:28:00.000-07:002010-03-17T12:31:02.229-07:00Tegakan Pinus (Pinus mercusii)Tanah berkaitan erat dengan kelestarian dan produktifitasi hutan. Untuk mengembangkan hutan secara maksimal, maka hutan perlu dikelola dan di pelihara sebaik-baiknya agar sumber kekayaan yang dimilikinya dapat terpelihara sepenuhnya dan jtersedia dalam jumlah yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembagunan<br />Praktek lapang geologi dan ilmu Tanah Hutan dilakukan di Hutan pendidikakan bengo-bengo dan dilanjutkan dengan analisa Laboratorium di Laboraturium Sivikultur Jurusan Manajemen Hutan , Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.<br />Praktek ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai karesteristik lahan serta mengetahui tanaman apa yang cocok pada lokasi praktek.<br />Kegiatan praktek lapang diawali sengan pemilihan lokasi sampel tanah yang akan dianalisa. Setelah itu diadakan sampel tanah yang akan dianalisa. Setelah itu diadakan pendseskripsian lahan baik mengenelai lereng, batuan, kedalaman perakaran dan ekspoisis.<br />Selanjutnya diadadakan pembuatan plot, kemudian membuat cacatan singkat mengenai sifat tanah, sturuktur, keadaan pori, dan sifat-sifat fisik lainnya. Pengambilan sampel dengan cara cara membenamkan ring sampel yang diletakkan diatas permikaan tanah yang rata. Sampel tanah yang diambil adalah salah satu, dua dan tiga, lalu ring sampel dibungkus rapat dengan plastic, selanjutnya dianalisa dilaboratorium.<br />Analisa di Laboratorium meliputi Warna tanah, Tekstur tanah, Analisa pH, Penetapan permeabilitas, bahan Organik, Penetapan BD/PD.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-74135655455671479442010-03-17T12:26:00.000-07:002010-03-17T12:28:49.218-07:00geologi ilmu tanaHutan merupakan sesuatu yang sangat penting karena bagian dari kehidupan, tetapi lebih dari pada itu hutan hutan sebagai pendukung utama kehidupan secara keseluruhan seperti perlindungan hutan terhadap flora dan fauna rekreasi yang kalah penting yaitu sebagai media penelitian. Hutan dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat, karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan. Selain itu hutan juga dapat mempertahankan kondisi tanah agar dapat terpelihara kestabilannya kondisi lahan di sekitarnya hutan maupun pada daerah itu sendiri.<br />Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu banyak informasi yang dapat kita peroleh. Dalam bidang kehutanan, dengan perkembangan ilmu pengatahuan tersebut, semakin banyak yang kita ketahui tentang fenomena – fenomena perkembangan hutan yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu dari factor tersebut adalah tanah. Tanah sebagai media atau tempat tumbuh dari vegetasi hutan sangat mempengaruhi pertumbuhan sekaligus kelestarian vegetasi yang ada diatasnya. <br />Ilmu tanah hutan, dalam hubungannya dengan pertumbuhan pohon-pohon dan kelestarian vegetasi di atas tanah, dapat memberi gambaran tentang bagaimana sifat-sifat dari tanah yang cocok untuk pertumbuhan dari suatu jenis vegetasi. Setiap ahli kehutanan atau ahli ekologi hutan telah telah mengetahui bahwa dalam melihat atau menilai tempat tumbuh atau tapak (site) hutan, maka kita harus memperhitungkan ekosistem hutan secara keseluruhan. Dan dalam mengevaluasi lahan kita perlu melakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan khususnya lingkungan mikro dari hutan. <br />Secara khusus, lokasi padang rumput gaja perlu diperhatikan kelestariannya untuk generasi yang akan datang. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka yang paling penting adalah kondisi lahannya, sebagai faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan suatu tanaman yang mana tumbuhan dapat hidup pada suatu daerah tergantung dari faktor pembentuk tanah itu sendiri dengan lingkungannya. Salah satu peranan disiplin ilmu untuk mengetahui dan meningkatkan ilmu yaitu dengan pelaksanaan praktek baik di lapangan maupun di laboratorium. Dan sebagai contoh yaitu pelaksanaan praktek ilmu tanah hutan yang berlansung di Padang Rumput Gaja Universitas Hasanuddin. <br />Praktek lapang ilmu tanah hutan ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suatu tanah, mendapatkan gambaran mengenai karateristik lahan serta mengenai sifat-sifat tanah sehingga dapat diketahui jenis tanaman yang cocok pada lahan tersebut.<br /> Kegunaan dari praktek lapang ini adalah untuk memberikan informasi dasar mengenai karateristik lahan sehingga dapat memberikan bantuan dalam perencanaan tentang berbagai alternatif pilihan penggunaan lahan yang tepat dan juga agar dapat digunakan untuk menilai kesesuaian lahan bagi penanaman kehutanan maupun pertanian.<br /><br /><br />B. Tujuan dan Kegunaan<br /> Tujuan dari praktikum Geologi dan Ilmu Tanah Hutan adalah untuk mengetahui kararakteristik lahan atau tanah serta kondisi dari lahan atau tanah tersebut sehingga kita dapatr menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada jenis tanah tertentu dan juga dapat mengetahui cara menetapkan atau menganalisa tanah pada lokasi praktek di laboratorium.<br /> Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku perkulian dengan praktek lapang yang dilaksanakan di Padang Rumput Gajah, sehingga kita dapat gambaran umum tentang karesteristik lahan tersebut.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />II. TINJAUN PUSTAKA<br /><br />A. Klasifikasi Kesesuaian Lahan<br /> Menurut Foth (1995), kesesuaian lahan dalam lecocokan sebidang tanah atau lahan bagi penggunaan tertentu. Kapasitas lahan dipakai dalam pengertian yang dengan kesesuaian lahan. Tetapi khususnya hanya untuk evakuasi lahan merupakan proses penilaian dan pengelompokan unit-unit lahan menurut kesesuain bagi pengguna tertentu.<br /> Faktor-faktor klasifikasi pada tanah adalah faktor-faktor penghambat yang bersifat permanen atau sulit dapat diubah seperti tekstur tanah, drainase, lereng permukaan, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang terjadi dan faktor-faktor yang lain yang sulit diubah. Faktor-faktor tersebut digolongkan besarkan besar intensitas faktor penbgfhamabat atau ancaman (Sutanto, 2005).<br />Salah satu usaha klasifikasi lemampuan lahan yang banyak sigunakan adalah sistem USDA yang mengenal tiga katagori yaitu klass, subclass, dan unit. Berdasarkan atas kemampuan lahan tersebut untuk produksi pertanian secara umum tanpa menimbulkan kerusakan jangka panjang pada survey tana (Hanafiah, 2004).<br /> Pengamatan dan pengukuran mencakup sifat fisik tanah yakni : warna, tekstur, stururktur, konsistensi, drainase, bahan induk, dan lain-lain. Sifat kimia tanah yakni : pH, kadar bahan organik, kadar kapur, N-total, P tersedia, K tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, kejenuhan Al, dan lain-lain (Gunadarma, 2007). <br /><br />B. Sturuktur Kesesuaian Lahan<br />1. Kelas kesesuaian Lahan<br /><br /> Kelas kesesuain lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan gambaran dengan tingkat-tingkat kesesuaian lahan dari ordo. Kelas dengan simbolnya diberi nomor urur yang ditulis belakang simbol ordo. Nomor urut ini menunjukkan tinggkatan kelas yang menurun dari suatu ordo (Darmawijaya, 1992).<br /> Sistem komprehensif baru mempunyai banyak hal yang memperkuat penggunaanya., walaupun semikian ada dua hal yang sangat berguna. Pertama, kenyataan dasar pokok untuk menentukan berbagai macam kelas dari sistem ini adalah sifat tanah seperti yang terdapat dilapangan, yaitu sifat yang dapat diukur secara kuantatif. Lagi pula ukuran yang diperoleh dapat diubah oleh yang lain. Ini mengurangi kemungkinan pertentangan tempat tanah tertentu dalam sisitem klasifikasi. Pertentangan semacam ini biasa jika para ilmuwan menggunakan sitem yang memekai sebagai dasar klasifikasi genesa atau genesa yang diperkirakan (Sanchez, 1992).<br /><br /><br /><br /><br /><br />C. Karesteristik Lahan <br />1. Ketersedian Air<br />a. Bulan Kering<br /> Bulan kering dapat didenifisikan sebagai bilan diman curah hujan sangat rendah atau kurang dari 60 mm. Pada bulan kering ketersedian air sangat rendah sehingga aliran permulaan air menjdi terhambat. Hal ini menganggu dalam pembentukan karbohidrat dan pelarut zat-zat mala untuk penunjang kehidupan. Bulan kering juga menyebabkan suhu udara di zona iklim lintang pertengahan agak kering tetapi curah hujan lebih rendah (Sanchez, 1992).<br />b. Curah Hujan Rata- rata<br /> Curah hujan merupakan parameter iklim untuk pertanian tropika, sebaran curah hujan menunjukkan patokan utama dalam golongan iklim tropika. Angka rata- rata curah hujan perlu untuk memberikan gambaran yang umum, tetapi tidak berarti dalam meramal yang memadai bagi suatu tanaman tertentu (Sanches, 1992).<br /><br />2. Kondisi Perakaran<br />a. Kelas Drainase Tanah<br />Kelas drainase lahan ditentukan di lapangan dengan melihat adanya gejala- gejala pengaruh air dalam penampung tanah. Gejala tersebut antara lain warna pucat, kelabu atau kebiruan menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat sehingga petunjuk adanya karatan menunjukkan masih bisa masuk ke dalam tanah tersebut sehingga terjadi oksidasi Fe yang berwarna merah dan ini yang menunjukkan drainase yang baik (Hardjowigeno, 2003).<br /> Menurut Poerwidodo (1992), mengatakan bahwa drainase tanah tidak sama pada tiap- tiap lahan dan masing- masing memiliki kriteria yaitu:<br />- Baik : tanah mempunyai udara yang baik dan tanah berwarna terang.<br />- Agak baik : Mempunyai udara yang baik, tidak terdapat bercak- bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu coklat dan kekuningan.<br />- Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai udara yang baik, tidak terdapat bercak- bercak, tetapi bercak- bercak terdapat pada seluruh lapisan tanah.<br />- Buruk : bagian tanah atas terdapat bercak- bercak berwarna kelabu coklat dan kekuningan<br />- Sangat buruk : seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu.<br /><br />b. Tekstur tanah<br /> Tekstur melukiskan penyebaran butiran. Plastisitas keteguhan, permeabilitas, kemudahan pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara, dan produktifitas erat kaitannya dalam tekstur tanah dalam suatu wilayah geografis. Tetapi karena besarnya keragaman yang mungkin terdapat pada sifat- sifat mineralogik dari fraksi liat, debu, dan berpasir. Maka tidaklah dapat suatu generalisasi yang berlaku untuk semua tanah- tanah di dunia (Hardjowigeno, 2003).<br /> Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu massa tanah. Secara kualitatif tekstur tanah dapat memberikan gambaran tentang pembentukan kandungan partikel suatu tanah apakah kasar atau halus. Untuk menentukan kelas dari tekstur tanah secara teliti dapat dilakukan dengan menganalisa mekanisme tanah (Syarief, 1995).<br /> Tanah yang bertekstur tanah dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah yang bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot yang mempunyai sifat dan didominasi oleh fraksi mineral (Foth, 1991).<br /><br />b. Kedalaman Akar<br /> Kedalaman tanah adalah kedalaman yang diukur mulai dari permukaan tanah sampai dimana akar masih bisa berkembang dan tumbuh tanpa suatu hambatan dan diukur dari permukaan tanah sampai ditemukan batuan induk (Sanches, 1992).<br /><br />3. Daya Menahan Unsur Hara<br />a. Kapasitas Tukar Kation<br />Menurut Foth,1991, Kapasitas tukar kation tergantung pada tipe dan jumlah akar liat, kandungan bahan organik dan pH tanah, keadaan tanah yang masam menyebabkan tanah dapat kehilangan KTK dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk tukar kation, karena perkembangan muatan posiitif. Kapasitas tukar kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan pH dari 8 menjadi 5,5. Kapasitas tukar kation tanah adalah jumlah kation yang diserap 100 gram tanah pada pH 7.<br /><br />b. pH Tanah<br /> pH tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan. Pada reaksi tanah steril yaitu dengan pH antara 5,5- 7,5, maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang banyak. Pada pH tanah kurang dari 0,6 ketersediaan unsur hara fospor, kalium, belerang, besi, mangan tembaga, nitrogen dan lain sebagainya ketersediaan relatif memiliki jumlah yang sedikit (Syarief, 1995).<br /> Bahan organik pada tanah alkalis menyebabkan penurunan pH sedangkan suhu yang rendah memperlambat penurunan pH, karena itu nilai pH umumnya bertahan mendekati pH 7 dan kisarannya lebih sempit dari tanah aeraobik (Foth, 1991)<br /> pH tidak mempunyai pengaruh langsung pada pertumbuhan tanaman, kecuali pada pH dibawah 4,2 yang dalam keadaan itu kadar ion hidrogennya dapat menghentikan atau bahkan mengembalikan arah penyerapak kation oleh akar (Sanches, 1992).<br /><br />4. Ketersedian Unsur Hara<br />a. Nitrogen<br />Menurut Pairunan, dkk (1992) sebagian besar Nitrogen dalam tanah terikat dalam bahan organik yang akan mengalami mineralisasi apabila keadaan drainase baik. Sumber utama Nitrogen untuk tanaman adalah gas Nitrogen bebas diudara yang menempati 78% dari volume atmosfer. Dalam bentuk unsur Nitrogen tidak dapat digunakan oleh tanaman. Nitrogen harus diubah menjadi Nitrat atau Amonium melalui proses- proses tertentu agar dapat digunakan oleh tanaman <br />(Hardjowigeno, 2003).<br /><br />b. P2O5 tersedia<br /><br /> Prosedur analisa P2O5 dari sedimen dapat dilakukan terhadap bobot kering dari deposit sedimen. Contoh dapat dikering udarakan dahulu untuk mengurangi kadar air (bila dioven suhu jangan lebih dari 60 C selama 24 jam). Dari bobot kering dapat dianalisa P2O5 dengan ekstraksi HCl 25% dan pewarnaan dengan molibdat kemudian diukur dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Jangan lupa diukur kadar air deposit contoh untuk koreksi perhitungan P2O5. Bila dihitung berdasarkan volume sedimen (campuran air dan tanah) maka kadar deposit dianalisa dengan cara mengukur kadar deposit tanah dalam campuran sedimen pada volume tertentu. Kemudian perhitungan P2O5 dalam deposit dikonversi terhadap jumlah deposit dalam volume sedimen (Sanches, 1992).<br /><br /><br />c. K2O5<br /> Pupuk yang mengandung K2O5 merupakan hasil inovasi teknologi modern yang memadukan fungsi biokimia dari berbagai senyawa, mengandung unsur hara makro serta dapat digunakan pada semua jenis tanaman, baik tanaman perkebunan, pangan dan kehutanan. Pupuk yang mengandung K2O5 ditaburkan pada tanah, kandungan haranya akan diserap dengan mudah oleh tanaman, dan mampu melepaskan ion-ion unsur hara yang terikat oleh mineral liat pada tanah hardpan (tanah sawah jenuh air) dan glay horizon (tanah tegalan tak jenuh air) dengan proses kimia melalui biometabolisme oleh mikro-organisme sampai kedalaman 60 cm. Pupuk yang disemprotkan ke batang dan buah, mampu memperbaiki kerusakan sel-sel sehingga lalu lintas unsur hara dari akar ke daun dan makanan yang diproduksi di daun akan lancar didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Tanaman menjadi sehat, produksi akan meningkat (Hardjowigeno, 2003).<br /><br />5. Keracunan<br /><br /><br />Menurut Sanchez,1992, pertumbuhan tanaman yang tidak subur dapat dikaitkan dengan kejenuhan aluminium. Ketidaksuburan tanah dapat disebabkan karena keracunan, seperti keracunan aluminium, kekurangan kalsium, dan keracunan mangan.<br /><br />6. Medan/Bentang Alam<br />a. Kemiringan Lereng<br /> Kemiringan lereng mempengaruhi aliran permukaan dan penghanyutan tanah dengan cara berbeda sehingga kemiringan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan permukaan horizontal yang dinyatakan dengan persen (Poerwidodo, 1992).indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-23548040700675022242010-03-17T12:24:00.000-07:002010-03-17T12:25:41.911-07:00cura hujan makassarBulan Tahun<br /> 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008<br />Januari 310 - 96 84 99 - 111 - 231 204<br />Februari 155 - 323 79 40 - 205 - 62 193<br />Maret - - 90 90 52 - 215 - 96 198<br />April - - 25 26 56 - - - 114 173<br />Mei - - 28 197 96 - - 0 173 338<br />Juni - - 39 - 55 76 138 - 313 248<br />Juli - - 16 - 39 275 118 0 - 161<br />Agustus - - - - 19 - 48 148 - 111<br />September - - 1 - 0 0 5 5 163 25<br />Oktober - 46 38 - 0 - 161 161 164 170<br />November - - 190 12 - 164 101 101 143 157<br />Desember - 163 52 41 - 104 - - 273 80<br />Jumlah 465 209 898 529 456 619 1102 415 1732 2058<br />Rata-Rata 38,75 17,417 74,83 44,08 38 51,58 91,83 34,58 144,3 171,5indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-28478704002346622152010-03-17T12:21:00.000-07:002010-03-17T12:24:00.367-07:00keteknikan kehutananBAB. XI<br />PENGERTIAN UMUM<br />A. ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PERANAN PENTING DALAM PEMBUATAN ATAU PEKERJA BANGUNAN.<br />Sebelum kita mempelajari bagaimana menyusun suatu rencana anggaran biaya ada baiknya terlebih dahulu mengetahui siapa-siapa orang-orang yang mengambil bagian dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan itu.<br />P e n g e r t i a n :<br /> Yang dimaksud dengan Rencana dan Anggaran ini ialah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksana dalam bidang Administrasi maupun pelaksana kerja dalam bidang Teknik. Dalam pelaksanaan ini terdapat beberapa nama-nama pejabat yang memegang peranan penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan-pembuatan bangunan tadi.<br />Pejabat-pejabat itu adalah :<br /> PRINCIPAL atau orang yang member pekerjaan (Bouw-heer).<br /> PENASEHAT atau ADVISER.<br /> DIREKSI atau PENGAWAS/PENGURUS.<br /> PEMBORONG atau ANNEMER<br /> PELAKSANA atau UITVOEDER.<br />P R I N C I P A L :<br /> Bila seseorang atau jawatan ingin membuat bangunan, maka orang tersebut menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan dan menyerahkan agar dapat direncanakan bangunan yang diingini itu beserta biaya yang diperlukan. Orang ini dinamakan Principal/Pemberi Pekerjaan.<br />P E N A S E H A T :<br /> Sebagaimana tersebut diatas, ahli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari Principal pada umumnya tenaga-tenaga teknik yang dipimpin oleh seorang Arsitek atau Insinyur. Dalam hal ini disebut Penasehat atau Perencana.<br /> Dalam pekerjaannya, arsitel akan menyalurkan keinginan-keinginan Principal dengan mengindahkan ilmu keteknikan, keindahan maupun mamfaat penggunaannya bangunan yang dimaksud. Pada umumnya Arsitek mengemukakan bentuk beserta rencana biaya sementara yang diingini oleh Principal. Dimana kemungkinan Principal memberikan juga pendapatnya yang dapat disesuaikan denga rencana yang disajikan oleh Arsitek tadi. Sesudah mendapat kata sepakat, maka Arsitek melanjutkan semua pekerjaan hingga bangunan yang akan dibuat dapat dilaksanakan.<br /> Hubungan Principal dengan Arsitek adalah berdasarkan kepercayaan dan Principal memiliki Arsitek yang disukainya , karena Arsitek-Arsitek satu dengan yang lainnya tidak boleh kongkuren dalanm honorarium.<br />D I R E K S I atau P E N G A W A S :<br /> Dalam melaksanakan pekerjaan, Pemborong perlu diawasi kerjanya. Ini dilakukan oleh seseorang atau lebih yang disebut Direksi/Pengawas, yang mempunyai staff pekerja ahli dibidangnya masing-masing. Biasanya sering terjadi dilakukan oleh si perencana/arsitek itu sendiri. Bangunan kepunyaan Pemerintah sebagai pengawas adalah dari Dinas Pekerjaan Umum atau orang yang ditunjuk oleh Dinas itu.<br />P E M B O R O N G atau A N N E M E R :<br /> Adapun yang melaksanakannya berdirinya bangunan adalah Pemborong, dimana dengan kerjanya mendapatkan keuntungan. Adakalanya Arsitek (Penasehat) melaksanakan sendiri bangunan tersebut dan dalam hal demikian dapat dilakukan sebagai berikut:<br />a. Principal menyerahkan pekerjaan merencana dan melaksanakan pada seorang Arsitek, dengan memberikan honorarium.<br />b. Principal menyerahkan pekerjaan tersebut dalam a). dimana arsitek tidak mendapatkan honorarium, tetapi dengan kerjanya mendapatkan keuntungan,maka arsitek ini dinamakan Arsitek Annemer Direksi/Pengawas.<br />P E L AK S A N A atau U I T V O E D E R :<br /> Pelaksana atau Uitvoeder adalah seorang tekhnisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan atau terlaksananya pekerjaan. Dia ditunjuk oleh seorang pemborong atau setiap saat berada ditempat pekerjaan, karena dalam beberapa hal pemborong sering berhalangan. Penunjukannya harus diberi tahu kepada Direksi, disertai penjelasan identitas dirinya, seperti pendidikan, pengalaman, umur, dll, Karena direksi dapat menolak pelaksanaan dianggapnya tak memenuhi syarat.<br /><br /><br />B. PERENCANAAN<br />Apa dan bagaimana yang dinamakan Perencaan itu?. Untuk memahaminya pelajarilah hal-hal yang dianggap penting dibawah ini:<br />Apabila seoarng Arsitek mendapat pekerjaan untuk merencanakan sesuatu bangunan, ia segera melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:<br />1. Mengetahui tujuan bangunan itu;<br />2. Melihat letak pekarangan (tempat) bangunan itu;<br />3. Mengetahui syarat-syarat bangunan dari Instansi Pemerintah yang bersangkutan;<br />4. Melihat keadaan tanah;<br />5. Syarat-syarat Arsitektur yang dikehendaki;<br />6. Besar dan perlengkapan bangunan;<br />7. Uang yang tersedia;<br />8. Situasi terhadap keadaan disekitarnya;<br />Jika hal-hal tersebut telahdapat diketahui,maka dimulai dengan “Rencana Persiapan” (sementara), terdiri dari gambar-gambar denah tampang muka dan penampang-penampang yang perlu, dari gambar “perspektif” jika dianggap perlu. Rencana biaya ditaksir dengan perhitungan kasar dan bila hal ini telah dapat persesuaian dan kata sepakat dengan Principal , maka dimulai dengan gambar-gambar Bestak.Principal disebut juga Bouw-heer.<br />BESTEK & GAMBAR BESTEK<br /> Bestek (rencana kerja ) ialah uraian yang sejeles-jelasnya tentang pelaksanaan bangunan, yaitu terdiri dari:<br />1. Keterangan tentang bangunan;<br />2. Keterangan tentang melaksanakan bagian bangunan tersebut;<br />3. Keterangan mengenai tata usaha (Administrasi);<br />Tergantung pada macam dan besarnya bangunan , bestek-bestek dari pada bestek dan sering bestek merupakan sebuah buku yang tebal. Dengan adanya bestek dan gambar bestek-bestek, maka pemborong dapat membayangkan bentuk dan macam bangunan yang diinginkan oleh Principal atau Bouw-heer dan bagaimana untuk melaksanakannya.<br />GAMBAR-GAMBAR BESTEK TERDIRI DARI :<br />1. Gambar rencana bangunan dengan skala 1 : 100 ialah<br />a. Denah;<br />b. Pandangan muka dan samping;<br />c. Potongan melintang dan membujur;<br />d. Rencana atap;<br />e. Rencana pondasi;<br />2. Gambar-gambar penjelasan dengan skala 1 : 5 dan 1 : 10 bagi konstruksi-konstruksi yang sulit, misalnya sambungan-sambungan Begesting dan sambungan-sambungan baja yang lengkap dengan ukuran-ukurannya. Gambar-gambar bestek harus sesuai benar dengan keterangan dalam bestek, karena jika tidak akan dapat menjadikan “perselisihan” antara Direksi dengan Pemborong.<br />P E N G E R T I A N P E L E L A N G A N :<br /> Jika semua persiapan-persiapan untuk dapat melaksanakan pembikinan bangunan telah selesai, maka Principal atau diwakili oleh Direksi menawarkan pekerjaan tersebut kepada Pemborong-pemborong dengan cara pelelangan. Pelelangan ini akan member kesempatan kepada beberapa pemborong mengadakan penawaran biaya pekerjaan itu secara tertulis. Dan belu tentu tawaran yang “rendah’ yang harus diterima, tetapi dengan segala pertimbangan baru dapat ditentukan penawaran yang mana yang diterima.<br />Untuk melakukan pelelangan garis besarnya ada 2 (dua) cara, yaitu :<br />1. Pelelangan Umum;<br />2. Pelelangan undangan/dibawah tangan.<br />Pemborong yang ditunjuk pada hakekatnya tidak termasuk lelangan, karena hal-hal yang berlaku, misalnya bangunan yang harganya sejuta, direksi dapat menunjuk sebuah atau seorang Pemborong yang dianggap cakap tanpa tender.<br />Lelang Umum, biasanya diumumkan lewat iklan-iklan atau siaran-siaran lainnya.<br />Lelang Undangan, hanya diundang beberapa Pemborong yang dianggap bonafit.<br />Pelelangan disini disebut juga TENDER.<br />Penawaran yang sebaik-baiknya hendaklah para Pemborong memperoleh Bestek dan Gambar Bestek serta mengikuti aanwijzing yang dilakukan pada kantor atau tempat pekerjaan.<br />Surat “Kontrak” segera dibuat, setelah lelangan dimenangkan oleh salah seorang penawar/pemborong. Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) diatas kertas bermaterai, yang satu untuk pemborong dan yang lainnya untuk Direksi. Penawaran pemborong pada waktu yang telah ditentukan dimasukkan dalam bestek surat tadi tersampul dengan rapid an diberi alamat. TETAPI ALAMAT SI PENGIRIM TIDAK BOLEH DITULIS DILUAR SAMPUL.<br />Alamat sipengirim dapat diketahui pada surat penawaran didalamnya. Hal ini penting utnuk menghindari agar jangan sampai ada sangkaan yang tidak diingini.<br />Penjelasan-penjelasan Pasal-pasal yang mungkin ada dalam Perencanaan dan Syarat-syarat :<br />Lihat contoh-contoh yang tertera dibelakang Bab ini.<br />Pasal 1: Pemberitaan Umum, dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut keperluannya, misalnya:<br />1. Gambar-gambar bangunan;<br />2. Petunjuk-petunjuk pekerjaan;<br />3. Keterangan pekerjaan;<br />4. Pelelangan;<br />5. Penyerahan bestek dan gambar bestek;<br />6. Principal (pemberi pekerjaan);<br />7. Direksi dan sebagainya.<br />ad. 1. Gambar-gambar Bangunan<br />Di dalam bagian ini terdapat jumlah dari pada gambar bestek serta gambar penjelasan (detail) yang diperlukan untuk pembuatan anggaran. Pemborong dapat juga membikin gambar-gamabr lukisan (sketsa), sebagai pertolongan memudahkan lancarnya pekerjaan.<br />ad. 2. Petunjuk-petunjuk Pekerjaan<br />Bagaimana telitinya bestek itu, ada-ada saja pertanyaan yang dikemukakan oleh pemborong. Kepada pemborong ditunjuk dimana letak pekerjaan yang akan dilakukan atau dilaksanakan.<br />ad. 3. Keterangan-keterangan Pekerjaan<br />Pada waktu yang telah ditentukan, maka pemborong diizinkan datang kepada Direksi untuk meminta keterangan-keterangan yang diperlukan, sebelum petunjuk-petunjuk ini diberikan.<br />ad. 4. Pelelangan<br />Pelelangan yan dilakukan di Indonesia diatur dengan undang-undang pemerintah (lihat contoh-contoh dan pasal-pasal yang mengatur pelelangan).<br />ad. 5. Penyerahan bestek dan gambar bestek :<br />Bila pekerjaan bangunan itu bersifat “RAHASIA”, misalnya pekerjaan Angkatan Bersenjata, maka pemborong-pemborong yang tidak berhasil dalam pelelangan harus mengembalikan bestek dan gambar bestek itu sudah rusak, dengan mendapat pembayaran kembali tertentu. Hal demikian harus diutarakan sebelum pelelangan. Biasanya bangunan-bangunan untuk keperluan Angkatan Bersenjata yang bersifat “rahasia’ dilaksanakan oleh Angkatan Bersenjata itu sendiri dengan ahli-ahli dalam lingkungannya, seperti Staff Zipur,dll. Ini demikian keamanan Negara.<br />ad. 6. Principal/Bouw-heer (Pemberi Pekerjaan) :<br />Pemberi pekerjaan dapat berasal dari Pemerintah yang diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum atau dapat juga berasal dari Swasta/Partikelir yang diwakili oleh Penasehat (Adviser) atas nama orang yang membiayai pekerjaan itu. Orang semacam ini biasa disebut Principal atau Bouw-heer.<br />ad. 7. Direksi<br />Di dalam bestek akan dijelaskan siapakah yang akan bertindak sebagai direksi. Direksi itu adalah sebuah badan yang bertugas setiap hari untuk mengawasi atas berlangsungnya pekerjaan itu. Direksi dapat Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Arsitek, atau salah satu pegawai yang ditunjuknya.<br />Pasal II : Peraturan Tentang Pelaksanaan<br />Didalamnya ditetapkan dengan jelas, cara pelaksanaan pekerjaan itu dengan urutan-urutannya dari “awal” sampai “akhir” atau “selesai”, seperti mulai dari pembersihan lapangan pekerjaan, hingga pada pekerjaan terakhir, ialah pembersihan segala sesuatu baik dalam bangunan itu sendiri.<br />Pasal III : Peraturan Tentang Bahan-bahn Yang Dipakai :<br />Penasehat atau Direksi dalam membuat “isi bestek” harus memikirkan tentang bahan-bahan ini. Berdasarkan pengalamannya serta pengetahuannya yang dapat diambil dari sekitar tempat, dimana pekerjaan itu akan dilaksanakan.<br />Misalnya pemakain pasir dalam rangka pembuatan beton, disebutkan pasir yang bersih dan tajam dan diambil dari mana. Untuk pasangan beton dipakai pasir dari mana pula baiknya, sedangkan untuk pasir pengisi dipakai pasir yang didatangkan dari mana.<br />Untuk memilih dan merancang bahan-bahan tadi, pembuat bestek dapat berpedoman. Misalnya kepada buku-buku :<br />1. Peraturan Beton Indonesia 1971.<br />(De Gewaspend Beton Voorschriften disingkat G.B.V).<br />2. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (P.K.K.I).<br />3. Peraturan Umum Untuk Besi.<br />(Algemeene Voorschriften Voor yzer, disingkat A.V.Y).<br />4. Peraturan Umum Pemasangan Aliran Listrik.<br />(Algemeene Voorschriften Voor Electrische Sterkstroominstallatie).<br />5. Peraturan Muatan Indonesia 1970 dan lain-lain peraturan yang dianggap perlu.<br />Pasal IV : Peraturan-peraturan Pembukuan (Administrasi) :<br />Menerangkan segala peraturan-peraturan mengenai “Pembukuan” dan “ Umum” yang terdiri dari pada anak-anaka pasal ialah :<br />1. Pelaksanaan;<br />2. Pelelangan;<br />3. Direksi;<br />4. Biaya Pemeriksaan;<br />5. Jaminan;<br />6. Kuasa Pemborong;<br />7. Pelaksana;<br />8. Tempat tinggal/kantor pemborong, wakilnya dan atau pelaksana;<br />9. Rencana Pekerjaan;<br />10. kewajiban Direksi;<br />11. Kewajiban Pemborong;<br />12. Buku Harian;<br />13. Laporan Pekerjaan;<br />14. Tata tertib dalam pekerjaan, melaksanakan peraturan-peraturan;<br />15. Usaha keamanan;<br />16. Pengujian/Pemeriksaan bahan-bahan;<br />17. Pemberian Gambar;<br />18. Pemberian Jam Kerja;<br />19. Mutu + (peil) dan garis-garis penting;<br />20. Pengukuran, pematokan dll;<br />21. Kemiringan tanah;<br />22. Ukuran-ukuran;<br />23. Anggaran biaya;<br />24. Pembongkaran;<br />25. Pekerjaan yang kurang baik;<br />26. Memperpanjang batas waktu pekerjaan;<br />27. Denda karena melebihi batas waktu pekerjaan;<br />28. Menyimpang dari rencana (menambah atau mengurangi pekerjaan);<br />29. Kerugian akibat malapetaka atau kurang sempurna rencana;<br />30. Pembayaran;<br />31. Kematian si Pemborong, dll;<br />32. Pembatalan perjanjian;<br />33. Penyelesaian pekerjaan;<br />C. BEBERAPA PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN<br />C.1. Pelaksana (uitvoeder), adalah seorang kuasa yang ditunjuk oleh Pemborong. Ia dipercayakan untuk melaksanakan pekerjaan setiap harinya. Ia bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan. Pelaksana biasanya seorang Opseter Teknik. Penunjukan ini harus diberi tahu kepada Direksi secara tertulis.<br />C.2 Kewajiban Pemborong<br />Pemborong Harus mentaati, semua peraturan yang berhubungan dengan penyelenggaraan bangunan, kelalaian akan hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong yang bersangkutan.<br />C.3 Tidak Lancarnya Pekerjaan<br />Telah diberitahukan dalam peraturan bahwa apabila pemborong melakukan sesuatu yang bertentangan dengan bestek atautidak sanggup menjalankan pekerjaan,maka direksi setelah member peringatan, berhak atas biaya pemborong melanjutkan pekerjaan atau menunjuk yang lain untuk menyelesaikannya. Pemborong tidak mendapat penggantian kerugian dalam hal diatas dalam bentuk apapun.<br />C.4 Penjagaan<br /> Pemborong harus mengadakan penjagaan seperlunya pada tempat pekerjaan. Dengan pertimbangan direksi kalau perlu dilingkungan pekerjaan diberi pagar yang tertutup.<br />C.5 Bangsal dan Tempat Pekerjaan<br /> Pemborong harus mengadakan /menyediakan bangsal-bangsal dan tempat kerja yang cukup. Dan pula tempat kerja direksi harus diadakan.<br />C.6 Gambar-gambar Bestek<br /> Pemborong harus membuat sendiri gambar-gambar penjelasan (detail) yang diperlukan dan gambar kerja dari kotak cetakan (besketing) beton bertulang.Gambar-gambar itu diperiksa dan dibubuhi tanda tangan oleh direksi.Kecuali ada persetujuan oleh direksi, maka tidak boleh mengadakan perubahan.<br /> Bila dianggap perlu diambil “pemotretan” dari tiap termijn pekerjaan yang sedang dibangun itu guna bukti yang nyata, bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi bencana alam dsb.<br />C.7 Kesejahteraan Pegawai/Pekerja:<br /> Pemborongan harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan.Jam kerja dan lembut harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.<br />C.8 Rencana Kerja:<br /> Pelaksanaan (uitvoeder) atas nama pemborong segara mambuat rencana kerja (Word Schedule). Rencana kerja ini merupakan suatu grafik, di mana dijelaskan tentang “urutan” pekerjaan dan waktu penyelesaianya yang talah ditentukan. Dijelaskan juga cara pelaksaannya serta alat yang dipakai.<br />C.9 Biaya Pengawasan:<br /> Bila pekerjaan kepunyaan pemerintah, maka biaya untuk pengawasan dipikul oleh Negara.<br />C.10 Permulaan Pekerjaan :<br /> Setelah diadakan penandatanganan surat “kontrak” (perjanjian pekerjaan) maka pekerjaan dianggap telah dimulai, atau pula atas persetujuan kedua belah pihak menentukan mulai pekerjaan itu.<br />C.11 Penyerahan Pekerjaan :<br /> Ditentukan pula bahwa penyerahan bangunan pekerjaan harus dilakukan dalam waktu…………………………hari, kecuali ada perubahan penambahan.<br />C.12 Pemeliharaan Sesudah Penyerahan :<br /> Dalam waktu…………………………..hari, segala kerusakan dan kekurangan harus diselesaikan oleh pemborong. Apabila pemborong tidak dapat memperbaikinya, maka pemeliharaan tersebut dilaksanakan oleh Direksi atas biaya pemborong. Biaya tadi dapat diambil dari termin terakhir.<br />C.13 Kerugian Akibat Bencana Alam atau Kesalahan Rencana :<br /> Bila pemborong mengalami kerugian akibat bencana alam yang diluar kekuasaannya (kesalahannya) misalnya terjadi gempa bumi, banjir yang luar biasa, kebakaran dan sebagainya.., dimana pemborong tidak berdaya, tetapiia berusaha untuk memperkecil segala bahaya itu, maka kepadanya akan diberikan penggantian. Pemborong juga bebas dari segala kerugian oleh kurang tepatnya rencana (konstruksi) yang terdapat dalam bestek dan gambar bestek.<br />C.14 Penunjukan/Keterangan/Penjelasan :<br />Pada hari…………….,tgl……………bulan……………..19……jam……….WIB, akan diberikan petunjuk yang perlu secukupnya oleh Kepala……………alamt kantor……………………Didalam hal ini akan dijelaskan daerah/tempat dimana bangunan akan didirikan.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-30264030143196036022010-03-17T12:19:00.000-07:002010-03-17T12:21:41.204-07:00kegunaan lebah maduA. Kehidupan Lebah Madu<br /> Lebah madu selalu hidup berkoloni, rata-rata setiap koloni berkisar 60-70 ribu lebah dalam satu sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi. <br />1. Ratu Lebah<br /> Ratu lebah mempunyai tubuh yang lebih besar dan berat 2,8 kali berat lebah pekerja. Setiap koloni lebah hanya ada satu Ratu Lebah jika di dalam satu koloni ada dua ratu lebah maka keduanya akan saling membunuh untuk mendapatka kedudukan sebagia ratu lebah. Ratu lebah bertugas memimpin dan menjaga keharmonis lebah dalam satu koloni. Semua lebah dalam satu koloni akan sangan mentaati ratu lebah, kemanapun ratu lebah pergi maka satu koloni lebah akan mengikutinya. <br />2. Lebah Jantan <br /> Lebah jantan mempunyai sifat fisik yang lebih kecil dari ratu lebah tetapi lebih besar dari lebah pekerja. Cirri yang menonjol adalah matanya yang besar. Mata itu terdiri dari faset yang lebih banyak dari pada faset pada mata lebah pekerja dan ratu lebah. Lebah jantan tidak mempunyai pipa penghisap madu dan juga tidak mempunyai kantong pollen dikakinya. Sehingga lebah jantan tidak bertugas mengumpulkan pollen atau madu, lebah jantan hanya membersihkan sarang, menjaga sarang dan tugas ringan lainuya. <br />3. Lebah Pekerja<br /> Lebah pekerja biasa disebut juga sebagai lebah betina, lebah inilah yang memiliki tanggung jawab pekerjaan sepanjang hidupnya. Ukuran tubuh lebah pekerja lebih keci daripada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk tubuhnya ramping warnanya hitam kecoklatan dan ekornya mempunyai sengat yang lurus dan berduri.<br /><br /><br /><br />B. Cara Budidaya<br />A. Penyiapan Sarana dan Peralatan<br /> 1. Perkandangan<br /> a. Suhu<br /> b. Ketahanan terhadap iklim<br /> c. Konstruksi<br />2. Peralatan<br /> Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.<br />3. Pembibitan<br />a. Pemilihan Bibit dan Calon Induk<br />b. Perawatan Bibit dan Calon Induk<br />c. Sistem Pemulia biakan<br /> Pemulia biakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. <br />d. Reproduksi dan Perkawinan<br /> Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk reproduksi. <br />e. Proses Penetasan<br /> Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa. <br />4. Pemeliharaan<br /><br /><br /><br />PENUTUP<br /><br /> Dalam melakukan penelitian ini kami juga sangat berterima kasih terhadap berbagai kalangan atas partisipasinya baik berupa moril maupun materil.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-5063361162198331172010-03-17T12:18:00.000-07:002010-03-17T12:19:23.834-07:00ENTOMOLOGIENTOMOLOGI DAN ILMU LAINNYA <br />Entomologi secara garis besar mempunyai kaitan-kaitan dengan bidang ilmu lainnya. Contoh keterkaitan entomologi dengan ilmu lainnya adalah sebagai berikut :<br /> Di bidang kedokteran banyak sekali jenis-jenis serangga yang diteliti untuk dijadikan sebagai obat.<br /> Di bidang kesehatan, Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung<br /> Di bidang kehutanan, serangga di pelajari sebagai penyeimbang ekosistem dan dibudidayakan untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi. Seperti Kutu Lak, Ulat Sutera, dan lebah madu.<br /> Di bidang pertanian, Pengendalian Hama Terpadu adalah suatu metode dalam pengelolaan atau pengendalian hama menggunakan berbagai kombinasi teknik yang diketahui dengan tujuan mengurangi tingkat populasi dan status hama ke dalam tingkat toleransi tertentu sehingga dapat dikendalikan secara alamiah (dengan musuh alami).<br /> Pada ekosistem yang tidak terpelihara, kesetimbangan antar dan inter spesiesnya serta dengan lingkungan fisiknya akan tercapai. Pada ekosistem yang tidak setimbang, misalnya agroekosistem, akan banyak tekanan-tekanan yang timbul sebagai usaha agar kemudian terjadi kesetimbangan.<br /> Pada ilmu Zoology, serangga di teliti tentang kaitannya dengan hewan lain.<br /><br />Bidang Kesehatan <br />FORENSIK<br />Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.<br /><br />KEDOKTERAN<br />Pada Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan kajian golongan serangga pengganggu manusia, baik yang langsung(penyengat/menggigit mangsa seperti tawon, lebah, kutu dan serangga berbisa lainnya), maupun yang tidak lansung (vektor penyakit seperti lalat, nyamuk ,kecoak, pinjal/kutu.<br />Secara umum <br /> Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung. Bila inang atau obyek yang terkena penyakit adalah hewan atau ternak, entomologi yang akan terlibat berkaitan dengan entomologi sektor pertanian. Nyatalah bahwa entomologi di sektor kesehatan tidak dapat dipisahlan dari sekor pertanian. Hubungan ini akan terlihat lebih nyata apabila terjadi kaitan inang antara manusia dan hewan ternak untuk serangga tertentu penular penyakit. Berapa banyak spesies serangga yang terlibat dan pola keterlibatannya, serta intensitas hubungan masing-masing serangga perlu penggarapan yang tepat. Program entomolgi yang terarah akan memainkan peran yang sangat menentukan.<br /><br />Bidang Kehutanan<br />Entomologi Kehutanan (Forest Entomology) disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati.<br /><br />Bidang Pertanian<br />Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology) fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang<br /> Kegiatan entomologi mempunyai dua segi, pertama sebagai penunjang (promotor) meningkatnya produksi, dan kedua sebagai pelaku produksi itu sendiri. Aspek penunjang meningkatnya produksi memerlukan berperannya entomologi dalam komponen-komponen yang berupa kemampuan tanah untuk pertanian, proteksi terhadap penghasil dan produk pertanian serta peri laku penyerbukan. Dalam aspek peri laku produksi, entomologi terkait dengan komponen berupa penghasil pangan, pakan dan bahan untuk keperluan lain. Komponen kemampuan tanah memerlukan keikutsertaan entomologi dalam dua peran, yaitu untuk menggarap serangga sebagai indikator dan serangga sebagai promotor. Dalam perkembangan penggunaan tanah pertanian, perhatian harus mulai diberikan pula kepada tanah atau lahan pertanian kering dan lahan pekarangan. Pada masa mendatang, kedua tipe lahan ini akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai indikator kemampuan tanah, entomologi diperlukan untuk menentukan interelasi dan interdependensi antara tanah dan fauna serangga penghuni tanah yang bersangkutan . Hubungan taraf kegunaan masing-masing tipe tanah berdasarkan tipe fauna serangga yang menghuninya dapat diketahui. Peran entomologi dalam komponen proteksi penghasil dan hasil pertanian sudah berjalan sejak timbulnya kebudayaan manusia. Dengan kebudayaannya, manusia membudidayakan tanaman, yang selanjutnya berasosiasi dengan serangga hama dan penyebar penyakit. Dua pihak yang sebetulnya terlibat dalam komponen ini, yaitu negasi atau anihilasi (pengurangan atau peng-hapusan) dan maksimasi atau optimasi, seharusnya mendapat keikutsertaan entomologi secara seimbang. Hampir seluruh kekuatan diarahkan untuk menghapuskan serangga hama secara nir-alami, yaitu dengan penggunaan bahan kimia buatan.Karena serangga mempunyai peran dalam menyediakan dirinya untuk dijadikan sumber penghasil bahan, baik pangan dan pakan maupun bahan lainnya, pengetahuan tentang kehidupan serangga harus dipahami betul, yang akan memerlukan entomologi. Pengetahuan mengenai peri kehidupan yang mengarah kepada usaha pemeliharaan dan pembudidayaan akan sangat diperlukan. Dalam masa mendatang, jalur entomologi yang sifatnya setaraf peternakan akan diharapkan sekali keikutsertaannya. Entomologi dalam komponen ini harus dikembangkan secara mendalam dan meluas, termasuk terhadap kelompok yang kini masih pada taraf non-konvensional. Entomologi dasar akan amat sangat diperlukan. Ribuan, ratusan ribu jenis serangga menanti untuk dijamah.<br /><br />Bidang Peternakan<br />Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat lansung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat ditularkan dari unggas ke manusia<br /><br />Peran Entomologi yang Diharapkan<br /> Masing-masing sektor kehidupan tersebut di depan terdiri atas berbagai komponen, yang masing-masing memerlukan program untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Program ini harus disusun secara terpadu dan berurutan dengan ujung yang menghasilkan keluaran dengan nilai ekonomi. Penyusunan program ini harus didasarkan masalah, ruang lingkup masalah, serta saran dan tindak lanjutnya untuk membuat program dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen kesuburan tanah mengandung masalah mendasar dan elementer yang berkaitan dengan entomologi, yang berupa pengenalan terhadap serangga di lingkungan tanah. Inventarisasi kualitatif serangga tanah termasuk daur hidupnya merupakan tahap pertama dalam mengumpulkan informasi dasar . Program ini harus dilanjutkan dengan program analisis kuantitatif untuk menentukan peran utama serangga tanah dan program yang mendasari pengembangan serangga tanah untuk menjadi indikator yang berperan dalam mekanisme penentuan potensi tanah, serta penunjang (promotor) dalam peningkatan potensi tanah. Perlindungan terhadap hasil pertanian juga memerlukan serangkaian program bersinambung. Di Indonesia, pengungkapan aspek perlindungan ini belum seluas ruang lingkup permasalahannya. Lagipula, dalam pengelolaan serangga hama belum ada pengembangan program sistematis dan konseptual. Dalam komponen perlindungan, sasaran yang akan dicapai perlu diarahkan kepada tiga jurusan utama :<br />1. Penekanan populasi penyerang dengan pengimbangan faktor-faktor ekosistem; <br />2. Penggunaan faktor-faktor pembantu (parasit, parasitoid, dan pemangsa) dalam mengurang populasi serangga penyerang.<br />3. Penyediaan faktor-faktor pembantu pada taraf budi daya. <br /> Dalam pengembangan fungsi serangga sebagai penyerbuk, langkah program entomologi masih harus dimulai dengan pengenalan secara kualitatif terhadap jasad yang bersangkutan. Dalam program lanjutannya, entomologi harus difungsikan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan antara penyerbuk dan unsur flora yang bekepentingan, efisiensi hubungan, serta kemungkinan peningkatan penggarapannya menjadi komoditi budidaya. Tidak berbeda penanganannya adalah pengembangan program entomologi untuk kelompok penghasil pangan, pakan, obat-obatan, dan bahan industri. Ketiadaan modal pengetahuan terhadap kelompok penghasil ini akan menghambat sekali kemajuan dan perkembangan program lebih lanjut. Untuk aspek-aspek tersebut, pengembangnnya akan sangat tergantung pada entomologi dasar.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-88709700350356031992010-03-17T12:12:00.000-07:002010-03-17T12:17:29.316-07:00PENYULUHAN KEHUTANAN<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:.5in; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:.5in; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:.5in; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:.5in; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:595.35pt 841.95pt; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.2in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:14887778; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:159970558 701821764 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1 {mso-list-id:15036411; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1943753736 305144782 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l1:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;} @list l2 {mso-list-id:99447493; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1671062556 895105614 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l2:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;} @list l3 {mso-list-id:299649321; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1106008758 67698711 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l3:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l4 {mso-list-id:463356185; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:483432328 -1568490020 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l4:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l5 {mso-list-id:568153118; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1483683820 -1706931178 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l5:level1 {mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:1.0in; text-indent:-.25in;} @list l6 {mso-list-id:593322868; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:906266250 824484572 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l6:level1 {mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:1.0in; text-indent:-.25in;} @list l7 {mso-list-id:649409234; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1328797548 617269656 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l7:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l8 {mso-list-id:656153023; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-738003918 67698711 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l8:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l9 {mso-list-id:673187280; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1444288954 421455562 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l9:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l10 {mso-list-id:932469615; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-453628684 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l10:level1 {mso-level-number-format:alpha-upper; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in;} @list l11 {mso-list-id:945845657; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1836586142 -855576518 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l11:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l12 {mso-list-id:962461831; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-827427358 -1037254034 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l12:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l13 {mso-list-id:1103763094; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:2036477280 -1348165420 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l13:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l14 {mso-list-id:1221399345; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-306927470 67698705 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l14:level1 {mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:1.0in; text-indent:-.25in;} @list l15 {mso-list-id:1326974113; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:2070707016 1495166392 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l15:level1 {mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:1.0in; text-indent:-.25in;} @list l16 {mso-list-id:1377196266; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1959777980 -1869813902 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l16:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l17 {mso-list-id:1569415859; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1904794298 1102467794 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l17:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l18 {mso-list-id:1980305293; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:2033845586 -2096700506 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l18:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l19 {mso-list-id:2004697979; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:570854458 434959078 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l19:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif";} </style> <![endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat tani hutan tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah prilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demitercapainya perbaikan mutu hidupnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluh sangatlah beragam, baik mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi, serta tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian, tidak ada satu metode yang selalu untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan kehutanan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Karena itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan kehutanan, penyuluh kehutanan harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan kehutanan yang paling baik sebagai salah satu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan kehutanan yang dilaksanakannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Prinsip-Prinsip Metode Penyuluhan Kehutanan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh kehutanan sebelummenerapkan suatu metode penyuluhan adalah ia perlu memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang dapat dijadikannya sebagai landasan memilih metode yang tepat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Beberapa prinsip mertode penyuluhan kehutanan yang perlu diperhatikan oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pengembangan untuk berfikir kreatif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Melalui penyuluhan kehutanan , bukanlah dimaksudkan agar masyarakat sasaranselalu menggantungkan diri pada petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyuluhnya. Tetapi, sebaiknya, melalui penyuluhan harus mampu dihasilkan masyarakat tani hutan yang dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam memanfaatkan hutan, serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinyauntuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Karena itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluhharus mampu memilih metode yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat sasarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 78pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam banyak kasus kegiatan penyuluhan kehutanan sebaiknya dilaksanakan dengan menaerapkan metode-metode yang dapat dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) sasarannya, hal tersebut dimaksudkan agar:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Tidak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Penyuluhan kehutanan dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalah-masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kepada sasaran untuk ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh petani.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagai makluk sosial, setiap individu akan selalu berprilaku sesuai dengan kondisi<span style=""> </span>lingkungan sosialnya, setidak-yidaknya akan berusaha menyesuaikan diri dengan prilaku orang-orang sekitarnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Karena itu, kegiatan penyuluhan kehutanan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada warga masyarakat tani hutan, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah prilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan system pendidikan. Hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh dengan sasarannya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran ini menjadi sangat penting, karena dengan keakraban ini aka tercipta suatu keterbukaan mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu, saran-saran yang disampaikan penyuluh kehutanan dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah prilaku sasaran, baik pengetahuan, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian, metode yang diterapkan harus mapu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan fikiran) dengan sukahati atas kesadaran ataupun pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarga, dan masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pendekatan-Pendekatan Untuk Memilih Metode Penyuluhan Kehutanan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam kegiatan penyuluhan kehutanan kita mengenal adanya penyuluhan kehutanan perorangan dan penyuluhan kehutanan massal yang dalam prakteknyaselalu menggunakan metode-metode pendekatan, yaitu sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan dan proses komunikasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Untuk memilih metode berkomunikasi yang efektif, ada tiga cara yabg dapat diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan kehutanan, yaitu :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan menurut media yang digunakan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Media lisan, baik yan disampaikan secara langsung (percakapan, tatap muka atau radio komunikasi antar penduduk), maupun secara tidak langsung (lewat radio, kaset, dll).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan (foto, majalah pedesaan, selebaran, poster, dll) yang dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang di tempat-tempat strategis yang mudah<span style=""> </span>dijumpai oleh sasarannya (di jalan pasar).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide, pertunjukkan film. Kegiatan penyuluhan melalui media merupakan metode penyuluhan yang paling dimengerti karena ada unsure hiburannya. Biasanya DEpartemen Kehutanan mengirimkan mobil unit kegiatan penyuluhan yang dilengkapi dengan perangkap audio visual yang cukup modern dan diperlengkapi dengan beberapa judul film hiburan selain dari film mengenai penyuluhan yang akan ditayangkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Berdasarkan hubungan penyuluh kesasarannya, metode penyuluhan dibedakan atas tiga macam, yaitu :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Komunikasi langsung (percakapan atau tatap muka) yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi langsung dalam waktu yang relative singkat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Komunikasi tak langsung baik melalui perantara orang lain lewat surat yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relative singkat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan kehutanan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Seperti halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media yang digunakan metode penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya juga dibedakan kedalam tiga hal, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pendekatan perorangan, artinya penyuluh kehutanan berkomunikasi secara orang seorang dengan setiap sasarannya, misalnya melaui kunjungan ke rumah, kunjungan ke tempat kegiatan petani, dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pendekatan kelompok, manakala penyuluh kehutanan berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan, dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pendekatan missal, jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak, bahkan mungkin tersebar di tempat tinggalnya, misalnya penyuluhan lerwat TV, penyebaran selebaran, dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan dalam pendidikan non formal<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Salah satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan formal dan pendidkan non formal adalah penyelenggaraan pendidikan non formal (penyuluhan kehutanan) dapat diselenggarakan kapan saja dan dimana saja. Dengan demikian, metode yang diterapkan di dalam pelaksaan penyuluhan dapat menerapkan metode pendidikan formal (ceramah, diskusi, belajar mandiri) atau metode yang tidak pernah diterapkan dalam system pendidikan formal seperti: pameran, kunjungan ke rumah, (anjangsana), dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Cirri lain, kegiatan non formal (termasuk penyuluhan kehutanan) selalu diprogramkan sesuai dengan kebutuhan sasaran. Artinya, berbeda dengan pendidikan formal yang telah memiliki program yang dilakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus mengikuti atau menyesuaikan diri dengan program pendidikan tersebut. Setiap program pendidikan non formal (kegiatan penyuluhan) harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan sasarannya, dengan demikian metode penyuluhan yang akan dipilih harus selalu disesuaikan dengan karakteristik sasarannya sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan serta keadaan lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan kehutanan tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pendidikan dalam kegiatan penyuluhan kehutanan adalah merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan “baru”. Artinya melalui pendidikan sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnyamenyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga dalam proses pendidikan tersebut kedudukan pendidik dan yang dididk sama derajatnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Selaras dengan itu , salah satu cirri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidik tidak tergantung kepada berapa materi yang diajarkan atau seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan tetapi lebih dicirikan pada seberapa jauh program pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog baik antara pendidik dan yang terdidik maupun sesame peserta didik. Dengan demikian metode diskusi umumnya lebih baik dibanding dengan metode kuliah atau ceramah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Oleh karena itu, pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu mempertimbangkan:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan atau pekerjaan pokoknya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Lebih banyak menggunakan alat peraga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam metode pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan kehutanan) adalah program pendidikan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan yang sedang dan akan dihadapi dibanding dengan upaya menambah pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan-keterampilan baru. Berkaitan dengan hal itu ada dua hal yang harus ditekankan yaitu menata pengalaman masa lampau yang telah dimiliki dengan cara “baru” dan memberikan pengalaman baru (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Ragam Metode Penyuluhan Kehutanan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Ragam metode penyuluhan<span style=""> </span>kehutanan dapat dibedakan menurut ; media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam metode penyuluhan kehutanan cukup banyak, tinggal bagaimana<span style=""> </span>seorang penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah yang dihadapi masyarakat tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Adapun ragam metode penyuluhan kehutanan itu, yaitu sebagai berikut :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode individu kunci, kontak tani hutan, kelompok tani hutan, himpunan tani<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode individu kunci<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Individu kunci adalah individu yang maju ( inovatif), termasuk dalam golongan “penerap dini” yang atas dasr kesadarannya bersedia (tanpa menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh kehutanan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga masyarakat sekitar (terutama dilingkungan sosialnya sendiri).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode penyuluhan individu kunci adalah metode yang menggunakan individu-individu kunci sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya, di dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan kontak pribadisecara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu kunciseperti yang dikemukakan di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan penyuluhan tersebut kepada seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh “sukarela”.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh wargamasyarakat dan lebih efektif karena penyuluhan dilakukan sendiri oleh individu kunci yang sudah dikenal, diakui dan dipanuti oleh masyarakat setempat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kontak tani hutan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Anggota kelompok tani hutan biasanya merupakan petani pemilik lahan garapan atau penggarap lahan orang lain, pengalamannya dalan berusaha tani telah banyak, dinamis dan mempunyai pandangan yang positif terhadap teknologi pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya untuk mencapai peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan. Seorang kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan perkampungan/pedesaannya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kontak tani hutan terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdri dari 15 orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan yang hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem Agroforestry, usahan tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam pengembangan hidupnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Adapun fungsi kelompok tani hutan, yaitu sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan. Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ; pengadaan saran produksi (saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama (massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga para angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara terpadu; guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjangusaha taninya (saluran air, terasering lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll; menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan menkombinasikan tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama agar terwujud harga yang baik dan seragam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Himpunan tani<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Himpunan tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran dasar dan berpengurusan yang layak. Para anggotanya terdiri dari kelompok petani-petani yangada di pedesaan atau disekitar areal hutan/pertanian. Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan kelompok tani yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang dengan dinamis, sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat sesuai dengan keinginan atau hati nurani para petani. Suratkabar, radio, dan televisi, majalah tentang kehutanan, pampler, leaflet, dan poster merupakan media mati dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Surat menyurat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode surat menyurat adalah metode penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet, booklet, buletin, majalah, dan lain-lain), kepad asasrannya, abik perorangan maupun kelompok. Karena itu, metode karyawisata sering kali juga merupakn bagian dari pelaksaan metode pertemuan yang disamping merupakan acara selingan untuk menghibur, juga untuk menambah pengalaman yang menunjangmateri yang telah disampaikan agar proses adopsi dapat lebih cepat dicapai. Disampinng itu, karyawisata dimaksudkan juga untuk menumbuhkan imajinasi dan merangsang daya pikir kreatif pada diri sasarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Beberapa sasaran (objek) karyawisata yang dipilih dapat berupa :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Individu atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki sasaran , tetapi telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai prestasiyang lebih baik dengan menerapkan inovasi-inivasi yang belum atau sedang disuluhkan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Lembaga-lembaga penelitian atau pusat-pusat informasiyang diharapkan dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru, menunjukkan alternatif-alternatif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Karyawisata <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode kunjungan (anjangsana dan anjangkarya) bedanya adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Penyuluh dengan mengajak sasaran penyuluhannya (perorangan atau kelompok) mengunjungi objek tertentu yang sudah direncanakan/dipilih. Jadi sasaran penyuluhan adalah yang diajak bukannya yang dikunjungi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya menghibur sasaran penyuluhannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode karyawisata ini, dimaksudkan untuk menambah wawasan (sikap dan pengetahuan) sasaran penyuluhan untuk melakukan studi banding antara pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya dengan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh setelah mengunjungi objek-objek yang dituju.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan yang menggunakan metode lain baik yang sedang, telah atau akan dilaksanakan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan sering kali kurang efektif. Karena itulah kegiatan penyuluhan kehutanan dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya melalui media kelompencapir.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kunjungan (anjangsana dan anjanr karya)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Baik metode anjangsana dan anjang karya, keduanya merupakan metode kunjungan yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh kehutanan dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya dengan perorangan dan kelompok, baik di rumah/di tempat tinggal (anjangsana) ataupun di tempat-tempat mereka biasanya melakukan kegiatan sehari-hari (anjang karya).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk sasaran yang setidak-tidaknya sudah pada tahap “menilai” untuk mempengaruhi pikiran dan keterampilannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Demonstrasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode demonstrasi, sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif. Karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah “ dengan melihat kita menjadi percaya “. Artinya, di dalam kegiatan penyuluhan kehutanan, kepada sasaran kegiatan penyuluhan kehutanan perlu ditunjukkan bukti-bukti yang nyata yang dapat dilihat dengan mata kepala mereka sendiri, agar mereka mempercayai segala sesuatu, yang disuluhkan. Bila mereka sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya. Oleh sebab itu, metode demonstrasi hampir selalu diterapkan setidak-tidaknya pada tahapan minat dan menilai, karena memerlukan biayayang relatif mahal. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode demonstrasi ada tiga macam yaitu demonstrasi cara, demonstrasi hasil, dan demonstrasi cara dan hasil. Meskipun demonstrasi ini merupakan metode yang efektif, buakan berarti bahwa metode demonstrasi ini mudah dilaksanakan, sebab selain memerlukan biaya yang relatif besar, pelaksanaan demonstrasi ini menuntut banyak persyaratan yang seringkali sulit dipenuhi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Metode pertemuan kelompok<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Termasuk dalam metode pertemuan kelompok adalah ceramah, diskusi dan kursus atau pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Ceramah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode ceramah umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang cukup menunjang terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif. Ruangan yang tersedia relatif cukup luas dengan kapasitas tampung 50-500 orang. Pada kegiatan pertemuan yang metode ceramah, penyuluh kehutanan sebaiknya hanya menyampaikan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikannya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sasran penyuluh kehutanan untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang berupa pokok pikiran tadi dikuasai penjelasannya secra mendetail oleh penyuluh.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Karena jumlah sasaran penyuluhan cukup besar maka diperlukan alat bantu yang menunjang kelancaran pertemuan baik berupa materi tertulis maupun gambaran yang terproyeksi yang memiliki ukuran yang cukup besar. Jika peralatan tidak tersedia, penyuluh kehutanan harus pandai membaca situasi dan berusaha untuk menarik perhatian para hadirin untuk memperhatikan materi yang disuluhkannya. Waktu ideal untuk penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dengan metode ceramah ini maksimum 1 – 2 jam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kuliah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode kuliah tidak jauh beda dengan metode ceramah, penyuluh relative mendominasi kesempatan berbicara dan menggunakan alat peraga. Perbedaannya, yaitu :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pada umumnya diselenggarakan di dalam ruangan tertutup<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Jumlah sasaran relative terbatas (maksimum 50 orang)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sasaran penyuluh kehutanan relative memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluhnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam penerapan metode ini seorang penyuluh harus benar-benar memiliki persiapan yang baik dan berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, penguasaan materi penyuluhan kehutanan, maupun sikap terhadap sasarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Diskusi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya, pendapatan, ataupun saran. Berbeda dengan metode ceramah dan kuliah, peran penyuluh dalam metode ini relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sebaiknya cara diskusi diselenggarakan pada waktu tertentu secara teratur. Usaha menghidupkan kelompen capir kehutanan di pedesaan, acara diskusi merupakan media yang efektif. Topik diskusi sebenarnya dapat berasal dari adanya media penyuluhan kehutanan yang lain. Hasil diskusi dalam penyuluhan kehutanan harus berupa perumusan dari hasil beberapa pemikiran para petabi untuk kemudian dilaksanakan bersama. Dalam melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh kehutanan tidak perlu banyak berbicara dan memegang kendali diskusi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">d)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kursus <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kursus pada masyarakat tani hutan sebenarnya merupakan system oenyuluhan kehutanan yang dapat digunakan beberapa media dan metode penyuluhan kehutanan. Kursus tani hutan merupakan system pendidikan pemanfaatan hutan dan lahan disekitarnya untuk masyarakat yang berdiam di sekitar hutan dalam usaha membantu dan membimbing kelarga menyangkut cara kerja dan teknik pemanfaatan lahan dan hutan denga baik. Dalam penyuluhan kehutanan yang ampuh untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peseta. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kursus tani hutan dapat juga dianggap sebagai alat untuk mempertebal pengertian dan keasadaran petani dalam usaha memperbaiki kesjahteraannya. Dengan kata lain, tujuan kursus tani hutan adalah meningkatkan pengertian pengetahuan kecakapan dan kegiatan etani dalam rangka memanfaatka lahan dan hutan untuk kesejahteraannnya. <span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa atau kelompencapir<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kelompencapir sebenarnya merupakan kelompok secara rutin memburu informasi dari media massa yang nilainya bermanfaat bagi pemenuhan atau untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan mendiskusikannya dalam pertemuan berkala yang telah mereka sepakati bersama. Dengan demikian kelompencapir sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi sumber informasi yang dimanfaatkan tidak bersumber atau berasal dari penyuluh kehutanan, melainkan dari media massa. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Seperti halnya metode diskusi, metode kelompencapir sangat efektif untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau bahkan keterampilan anggotanya, pada tahapan sadar, minat, menilai atau juga mencoba. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">8.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pertemuan umum <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode pertemuan umum sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode pertemuan kelompok. Bedanya adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pada umumnya diselenggarakan pada tempat terbuka, sehingga dapat menampung jumlah peserta yang jauh lebih besar dbanding pertemuan kelompok.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Karena jumlah peserta sangat banyak, kepada sasaran sama sekali tidak ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat pribadinya sendiri. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Karena itu metode pertemuan umum hanya efektif untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran guna membangkitkan kesadaran dan minat sasaran penyuluhan kehutanan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagai metode penyuluhan kehutanan, dalam mengadakan pertemuan umum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Harus menarik perhatian masyarakat luas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pembicara harus memiliki kualifikasi yang baik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">9.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pameran<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pameran merupakan media penyuluhan kehutanan pertanian yang digunakan sebagai pelaksanaan dari metode penyuluhan kehutanan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya kepada petani, tetapi juga orang yang bukan petani. Di dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid (perlengkapan visual) yang digunakan secara tunggal atau kombinasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Tujuan dari pameran pembangunan hutan adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Memperlihatkan fakta dengan dasar member informasi kepada pengunjung<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Memperlihatkan suatu acara artinya mengjar bagaimana cara mengerjakannya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Memajukan suatu usaha <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">d)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Memperkenalkan hasil-hasil usaha, memepelihatkan hasil yang dicapai, yang kuantitas dan kualitasnya baik, dan lain-lain. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Manfaat dari penerapan metode pameran ini adalah karena pemeran ini dapat diselenggarakan sebagi wujud pangharapan pemerintah terhadap karya dan partisipasi masyarakat dalm proses pembangunan nasional, sekaligus sebagai sarana hiburan bagi warga masyarakat luas yang pada umumnya sangat langka atau tidak terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah sehingga penyelenggaraan pameran itu sendiri dapat lebih mendorong seluruh warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan kehutanan, karena mereka juga merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">10.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pertunjukan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span>Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan adalah kegiatan penyuluhan kehutanan yang dikaitkan dengan penyelengaraan suatu pertunjukan (kesenian), baik yang dilaksanakan khusus untuk keperluan penyuluhan kehutanan, ataupun yang dilaksanakan dengan menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan, juga tidak akan efektif jika :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pertunjukan itu sendiri tidak menarik untuk ditonton baik dari cerita maupun pemerannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Cerita yang begitu memikat perasaan penonton untuk larut di dalam setiap adegan atau alur ceritanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Penyampaian pesan oleh pemesan yang kurang baik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagai metode penyuluhan kehutanan, metode ini mampu digunakan untuk mempengaruhi sikap pengetahuan dan bahkan keterampilan-keterampilan tertentu. Sehingga umumnya sangat efektif untuk menggugah kesadaran, menumbuhkan minat, menilai atau bahkan bagi sasaran dalam tahapan mencoba (meskipun sangat kecil manfaatnya).<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">11.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Siaran radio<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Radio adalah media komunikasi secara lisan yang sifatnya tidak langsung. Pemberi informasi tidak dapat dilihat atau tidak berhadapan yang diberi informasi. Melalui media radio dapat diselenggarakan siaran pedesaan yang materi siarannya menyangkut penerangan dan penjelasan mengenai suatu teknik pemanfaatan lahan/hutan, dilengkapi dengan tanya jawab. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kelemahan penggunaan metode siaran radio adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Masyarakat sasaran relative sulit menangkap dan memahami pesan-pesan yang hanya diterima melalui pendengaran saja. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sering sulit didengar bila terjadi gangguan dalam penyiaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kesulitan dalam merancang program siaran yang sesuai dengan kebutuhan seluruh masyarakat sasarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">12.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span><span style=""> </span>Siaran televisi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Metode siaran televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode siaran radio, hanya saja di sini dipakai televise sebagai media komunikasi yang digunakan oleh penyuluh kehutanan maupun masyarakat sasarannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";">Berbeda dengan siaran radio, penggunaan TV sebagai media penyuluhan kehutanan karena masyarakat sasaran tidak hanya mendengarkan suara penyuluh kehutanan, tetapi dapat pula meluhat dan memperhatikan segala peragaan yang ingin diungkapkan oleh penyuluh kehutanan baik melalui suara, gerakan-gerakan, maupun cintoh-contoh, bahkan demonstrasi-demonstrasi atau percakapan. Dengan demikian, penyuluhan kehutanan dengan menggunakan metode siaran TV dapat pula dinikmati oleh sasaran. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-91110760470412210112010-03-17T12:07:00.000-07:002010-03-17T12:12:19.152-07:00PESDA KEHUTANAN1. Jenis Sumber Daya Alam Pada dasarnya dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu :<br /><br />• Sumber Daya Alam yang tak dapat dipebaharui ( exhaustible resources = stock resources = fund resources, dan .<br />• Sumber Daya Alam Yang dapat diperbaharui ( renewable resources = flow resources) <br />Namun menurut Prof.Raleigh Barlow,Sumber Daya Alam dikelompokkan kedalam 3 kelompok yaitu :<br />• Sumber Daya Alam yang tak dapat pulih/tak dapt diperbaharui<br />• Sumber Daya Alam yang Pulih/dapat diperbaharui<br />• Sumber Daya Alam yang mempunyai sifat gabungan antara yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui.<br /><br />Sumber Daya Alam Yang Tak pulih Memiliki Sifat :<br />• Volume fisik tetap <br />• Tidak dapat diperbaharui<br />• Pembentukannya butuh waktu ribuaan tahun<br />Contohnya : Metal,batu bara,Minyak bumi, batu-batuan. <br />Sumber Daya Alam yang tak pulih digolongkan menjadi 2 Macam :<br />• Sumber Daya Alama Seperti batu bara dan mineral yang sifatnya dapat dipakai habis atau berubah secara kimiawi melalui penggunaan.<br />• Sumber Daya seperti Logam dan batuan yang mempunyai umur penggunaaan yang lama dan sering kali dapat dipakaiulang.<br /><br />Sumber Daya Alam Yang Pulih memiliki sifat :<br />• Terus menerus ada<br />• Dapat dipebahari baik ole alam sendiri maupun dengan batuan manusia.<br />Contohnya : Air,Angin,Cuaca,Gelombang Laut, Sinar Matahari dll.<br /><br />Sumber Daya Alam sifat gabungan :<br />• Sumber Daya Alam Secara Biologis<br />• Sumber Daya Alam Tanah <br />Contohnya : Kesuburan Tanah.<br /><br />2. Pengukuran Ketersedian Sumber Daya Alam Yang tak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui Yaitu: <br /> Beberapa Konsep pengukuran ketersediaan untuk Sumber Daya Alam yang tak dapat diperbaharui yaitu :<br />• Sumber Daya Hipotetikal : Pengukuran deposit yang belum diketahui,namun diharapkan ditemukan dimasa mendatang, berdasarkan survey yang dilakukan saat ini.<br />• Sumber Daya Spekulatif : Mengukur deposit yang mungkin ditemukan di daerah yang sedikit atau belum dieksplorasi,dimana kondisi geologi memungkinkan ditemukannya deposit.<br />• Cadangan Kondinsional ( conditional reserves ) : Deposit yang sudah diketahui atau ditemukan,namun dengan kondisi harga (output) dan teknologi yang ada saat ini belum bisa di manfaatkan secara ekonomis.<br />• Cadangan terbukti (proven recource) = Sumber daya Alam yang sudah diketahui dan secara ekonomis dapat dimanfaatkan dengan teknologi,harga,dan juga permintaan yang ada saa ini.<br /><br />Sedangkan Konsep pengukuran ketersediaan untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui :<br />• Potensi maksimun sumber daya = Konsep yang didasarkan pada pemahaman untuk mengetahui potensi atau kapasitas sumber daya gun menghasilkan barang dan jasa pada jangka waktu tertentu. Pengukuran ini biasanya didasarkan pada teoritis. Misalnya : Kapasitas bumi dalam penyediaan pangan. Pengukuran ini biasanya tanpa memperhitungkan kendala social ekonomi.<br />• Kapasitas Lestari/produksi lestari ( sunstainable capacity/sustainable yield) = Pengukuran ini berlanjutan dimana ketersediaan sumber daya diukur berdasarkan kemampuan untuk menyediakan kebutuhan generasi kini dan masa mendatang.<br />• Kapasitas Penyerapan ( Abrorptive capacity) = Kemampuan Sumber Daya Alam pulih untuk menyerap limbah akibat aktivitas manusia.<br />• Kapasitas Daya Dukung ( carrying capacity) = Pengukuran ini didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimun untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme.<br /><br />3. Pengukuran Kelangkaan Sumber Daya Alam <br /> Pengukuran kelangkaan meliputi yaitu :<br />• Pengukuran fisik<br />• Pengukuran ekonomis ( moneter)<br />• Pengukuran berdasarkan Harga Riil yaitu : <br />Ketika barang menjadi berkurang kuantitasnya,maka konsumen akan membayar dengan harga mahal untuk komoditas tersebut. Jadi tingginya harga barang mencerminkan tingkat kelangkaan dari sumber daya tersebut. Pengukurn ini dapat mengalami kelemahan, Misalnya apabila terjadi invervensi pemerintah,contohnya : Harga BBM.<br />• Pengukuran Berdasarkan Unit Cost Yaitu :<br />Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa jika sumber daya mulai langka,biaya untuk mengekstrasiksinya juga menjadi semakin besar. Misalnya apabila ikan sudah langka,maka nelayan akan melaut lebih jauh dan menambah kapasitas alat tangkap, Kelebihan pengukuran ini adalah dengan memasukkan aspek perubahan teknologi dalam produksi untuk mengukur index of real unit cost.<br />• Pengukuran Berdasarkan Rente Kelangkaan ( scarcity rent ) yaitu :<br />Pengukuran ini didasarkan pada teori capital sumber daya dimana rate of return mamfaat yang diperoleh dari asset sumberdaya alam, harus setara dengan biaya oportunitas dari aset yang lain, seperti saham. Dengan demikian peningkatan nilai scarcity rent menunjukkan tingkat kelangkaan Sumber daya alam. Scarcity rent didefinisikan sebagai selisih antara harga per unit ouput dengan biaya ekstraksi marjinal atau sering diseut net price ( harga bersih ). Selain konsep fisikdan ekonomi,pengukuran kelangkaan juga dapat didekati dari interaksi antara ketersediaan sumber daya dan biaya ekstrasi sepanjang waktu.<br /><br /><br />Empat Tipe Pengukuran Kelangkaan Yaitu :<br /><br />1. Malthusian Stock Scarcity, yaitu Kelangkaan yang terjadi jika stock dianggap tetap ( terbatas ) dan biaya ekstraksi per unit pada setiap periode tidak bervariasi terhadap laju ekstraksi pada periode tersebut.<br />2. Malthusian Flow Scarcity, yaitu Kelangkaan yang terjadi akibat interaksi antara stock yang terbatas dan biaya ekstraksi per unit yang meningkat seiring laju eksptraksi pada setiap periode.<br />3. Ricardian Flow Scarcity, yaitu Tipe kelangkaan yang terjadi jika stock sumber daya alam dianggap tidak terbatas,namun biaya ekstraksi tergantung pada laju ekstraksi pada periode t, dan juga ekstraksi kumulatif sampai pada periode akhir ekstraksi.<br />4. Ricardian Stock Scartcity, Kelangkaan yang terjadi dimana stock yang dianggap tidak terbatas berinteraksi engan biaya ekstraksi yang meningkat seiring dengan ekstraksi kumulatif sampai periode terakhir.<br /><br />TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KLASIK<br />A. Adam Smith<br />Teori pembangunan ekonomi adalah gambaran secra umum dan abstrak proses dan strategi pertumbuhan outpu per kapita dalam jangka panjang. Karena itu dalam teori pertumbuhan ekonomi dibicarakan :<br />a) Faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan output per kapita;<br />b) Bagaimana faktor-faktor itu berinteraksi satu sama lain;<br />c) Peranan sentral satu atau dua factor yang menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi itu atau strategi mencapai pertumbuhan output per kapita dalam jangka panjang.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-10144614867411932612010-03-17T12:05:00.000-07:002010-03-17T12:07:42.271-07:00SIGSistem Informasi<br />Menurut Lucas dalam PHPA dan WWF (1997), sebuah sistem adalah suatu himpunan atau variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu serta mempunyai tujuan dan sasaran. Sedangkan American National Standard Institute Inc menyebutkan bahwa sistem adalah serangkaian metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Selanjutnya Lucas, menyebutkan informasi sebagai sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajad kepastian tentang suatu keadaan atau kejadian dan sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.<br /><br />Nilai suatu informasi tergantung pada banyak hal termasuk waktu, konteksnya, biaya pengumpulan, penyimpanan, manipulasi dan presentasi. Informasi dan komunikasi adalah satu dari kunci proses pembangunan dan merupakan karakteristik dari “contemporary societies”. Dalam lingkup tugas diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang dapat diidentifikasikan (Meguire dalam Akbar 1995), yaitu: transaction processing system dan decision support system. Pada transaction processing system, penekanannya adalah pencatatan/recording dan “manipulasi” pada setiap kegiatan. Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi penerbangan. Padadecision support system, penekananya adalah pada manipulasi, analisis, dan secara khusus pada pemodelan untuk kepentingan mendukung pengambil keputusan seperti manajer perusahaan, politis dan pejabat pemerintah.<br /><br />Geografi<br />Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo berarti bumi, sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi. Secara ringkas pengertian geografi mencakup hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan mnguasai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu alat dalam melukiskan keruangan adalah dalam bentuk informasi hubungan spasial yang dikenal sebagai peta. Peta merupakan cara komunikasi grafis dari pembuat peta mengenai aspek spasial permukaan bumi, baik ukuran kecil ataupun seluruh permukaan bumi.<br /><br />Data dan Informasi<br />Data dan informasi itu sendiri perlu disepakati definisinya. Data adalah “bahan mentah” sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa, dianalisis serta ditampilkan dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mempunyai nilai tambah dan kegunaan. Tetapi keduanya terikat erat satu sama lain, agak sukar mengatakan yang satu lebih penting dari yang lainnya.<br />Data dan informasi yang berdimensi geometris-teknis misalnya berupa peta, baik yang berupa peta dasar maupun tematis dan teknis. Kemudian juga berupa gambar-gambar teknis dan aturan perangkatnya, misalnya lebar jalan, jarak fasilitas pelayaran umum dengan permukiman dan lain sebagainya.<br />Sedangkan dimensi sosial budaya dari data dan informasi suatu wilayah banyak sekali, misalnya kultur masyarakat, tingkat pendidikan, komposisi penduduk, dan lain-lain.<br /><br />Peta dan Pemetaan<br />Peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data yang mentah maupun yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Dengan kata lain peta adalah bentuk sajian informasi spasial mengenai permukaan bumi untuk dapat dipergunakan dalam pembuatan keputusan. Supaya bermanfaat, suatupeta harus dapat menampilkan informasi secara jelas, mengandung ketelitian yang tinggi, walaupun tidak dihindari harus bersifat selektif, dengan mengalami pengolahan, biasanya terlebih dahulu ditambah dengan ilmu pengetahuan agar lebih dapat dimanfaatkan langsung oleh pengguna. <br />Informasi dapat dipandang sebagai data yang telah ditambah dengan pengetahuan untuk mengekstrak maknanya. Misalnya kita ingin menyajikan data mengenai jumlah penduduk pada suatu kabupaten. Dengan hanya menyajikan data hasil sensus, mungkin maknanya kurang jelas walaupun data tersebut telah disajikan dengan keadaan sebenarnya. Mengolah data tersebut secara statistic, menyajikannya dalam bentuk terkelaskan berdasar kelompok umur, jenis kelamin, dll, akan jauh lebih bermakna. Penyajian langsung adalah poenyajian data, sedangkan penyajian yang terakhir adalah penyajian informasi yang dalam hal ini disebut dengan pemetaan.<br /><br />SIG<br />Cukup sulit untuk memberi batasan Sistem Informasi Geografis (selanjutnya disebut SIG<br /> atau GIS : Geographic Information System) karena banyaknya cara untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikannya. Penekanan-penekanan dalam SIG juga beraneka ragam. Beberapa berpendapat bahwa perangkat lunak dan keras adalah fokus utama, sedangkan yang lain berpendapat bahwa intinya adalah proses informasi/aplikasi. <br />ESRI (1989) mendefiniskkan SIG sebagai : An organized collection of computer hardware, software, geographic data and personnal designed to efficiently capture, store, update, manipulate, analyze, and display all forms of geographicaly referenced information (kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang didisain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Pada bagian lain ESRI meringkasnya, SIG sebagai A computer system capable of holding and using data describeing places on the earth's surface (sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi).<br />Dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan.<br /> <br /><br />DEFENISI<br /><br />Purwadhi, 1994:<br />- SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware),<br />perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem<br />penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat<br />diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.<br />- SIG merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis komputer<br />dengan tiga karakteristik dasar , yaitu: (i) mempunyai fenomena aktual (variabel data<br />non-lokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi bersangkutan; (ii)<br />merupakan suatu kejadian di suatu lokasi; dan (iii) mempunyai dimensi waktu.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-11859998070262505152010-03-17T12:02:00.000-07:002010-03-17T12:05:17.471-07:00makalah kutu lakA. Apa kutu lak dan jenis tumbuhan inangnya<br /> Kutu lak tidak dapat hidup pada manusia atau hewan tetapi hidup menumpang pada tanaman inangnya. Namun tidak semua tanaman dia senangi. Kutu ini hanya setia pada kekasihya yang hanya satu-satunya pohon yang paling cocok dijadikan tempat hidupnya. Tanaman itu ada disekitar kita, namun sudah mulai langkah. Tanaman itu kita kenal dengan nama ”Kesambi” dengan nama latin (Schleichera oleosa, Merr), termasuk salah satu tumbuhan hutan yang beradopsi lokal, bermanfaat serbaguna (multi purpose) dan bernilai ekonomis dan sangat potensial. <br /> Kesambi dengan nama latin Schlechera Oleosa Merr, termasuk keluarga tanaman Sapindaceae. Kesambi tergolong pohon yang tingginya dapat mencapai 15 hingga 40 m dengan diameter batang antara 60-175 cm. Di Indonesia ditemukan 2 (dua) jenis kesambi, yaitu kesambi kerikil dan kesambi kebo/kerbau. Ciri khas perbedaannya terletak pada daun dan kulit batang. Jenis kerikil mempunyai daun yang lebih kecil dan memanjang. Bentuk percabangan liar, dan kulitnya tipis dibandingkan dengan jenis kebo. Sedangkan kesambi jenis kerbau memiliki daun yang melebar pada ujungnya dan kulit kayu yang lebih tebal. Bentuk percabangan teratur dan tegak lurus ke atas. Tumbuhan ini tersebar di seluruh Asia Tenggara dan di Indonesia dapat ditemukan pada ketinggian nol s.d. 1200 m dari permukaan laut. Salah satu indikator pertumbuhan kesambi adalah jati. Pada wilayah yang ditumbuhi jati secara liar biasanya diikuti pula pertumbuhan kesambi. Artinya dimana ada jati yang tumbuh liar biasanya tanaman kesambi juga dapat tumbuh baik. Kayu kesambi mempunyai struktur padat, rapat, kusut sangat keras dan lebih berat dari kayu besi. Karena itu apabila dapat mencapai umur yang lebih matang, kayunya berubah warna dari warna merah muda menjadi warna kelabu dan tidak berurat. Oleh karena itu dahulu lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan jangkar untuk perahu kecil. Namun demikian salah satu kelamahan dari kayu kesambi adalah tergolong kurang awet , tetapi sangat unggul sebagai kayu bakar dan pembuatan arang. Arang dari kayu kesambi sangat cocok untuk pembakaran dan bahkan lebih baik dari pada arang kayu jati dan kayu asam. Oleh karena itu, penanaman kesambi untuk produksi kayu bakar perlu dikembangkan terutama pada daerah pengembangan industri pembakaran dan wilayah yang sulit bahan bakar untuk rumah tangga. Kulit kayu kesambi dapat digunakan sebagai penyamak kulit. Menurut hasil penelitian, dalam analisis kimia kulit kesambi ditemukan 6,1-14,3 % zat penyamak. <br />B. Apa yang dihasilkan<br /> Dalam kehidupan sehari-sehari, banyak jenis serangga berguna yang belum dimanfaatkan secara optimal bagi kalangan masyarakat, pada umumnya masyarakat yang hidup didalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan. Mereka beranggapan bahwa bahwa hanya sedikit serangga yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, pada hal kalau kita mempelajari seluk beluk serangga itu sendiri maka kita bisa mengetahui kegunaan dan fungsi dari serangga itu sendiri. Seperti kutu Lak adalah suatu serangga yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika kita bisa mengolahnya dengan baik dan optimal.<br />Jikan kita dapat budidaya serangga ini yang baik guna untuk memperoleh hasil yang optimal maka dapat memberi keuntungan bagi kita. salah satu jenis produk yang dihasilkan dalam budidaya Kutu Lak adalah bahan baku/bahan pembantu industri pembuatan politur kayu, isolasi, alat-alat listrik, piringan hitam, tinta cetak, ampelas dan semir sepatu dan masih banyak yang lain. Jika kita bisa budidayakan dengan baik, jenis serangga ini dapat memberi kontribusi yang berarti untuk kehidupan kita semua, namun khususnya dinegara kita masih banyak serangga yang belum dimanfaatkan secara baik oleh kalangan masyarakat seperti jenis kutu Lak. <br />C. Bagaimana cara budidayanya?<br /> Dalam garis besarnya teknik kultur kutu Lak dapat dibedakan 6(enam) tingkat pekerjaan :<br />1. Persiapan tularan,yaitu mempersiapkan tanaman yang memenuhi syarat-syarat hidup kutu Lak, berupa areal tanaman yang mempunyai umur ranting yang muda. Areal dibersihkan tumbuhan bawanhya dan ranting-ranting pohon yang kecil-kecil dan mati dipotong.<br />2. Penularan bibit Lak, yang mengikatkan bibit Lak keranting pohon inang yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan ini perlu ditaksir ketepatan jumlah bibit yang diperlukan setiap pohon. Pemberian bibit yang terlalu banyak akan menghasilkan Lak kecil-kecil dan tipis, sebaliknya bila kurang seluruhnya ranting dapat menghasilkan Lak, berarti pohon inangnya mubazir.<br />3. Pemeliharaan tularan, yaitu memilihara tularan dari gangguan hama dan penyakit dengan jalan pengasapan dan babat tumbuh.<br />4. Pungutan bekas bibit, yaitu memungut kembali bibit yang telah dikosongkan kutunya untuk dikrim ke pabrik. Berat Lak yang kita peroleh akan susut sebanyak 60% dari jumlah bibit saat ditularkan. Ini disebabkan disamping sudah kosong ditinggalkan larva kutu Lak, juga sudah agak mengering.<br />5. Pemanenan, yaitu memotong Lak yang sudah tua dengan cara memangkas cabang-cabang tanaman inang. Dalam hal ini Lak cabang, kita potong-potong sepanjang 20 cm.<br />6. Seleksi yaitu memilih hasil panenen untuk dikualifikasikan menjadi kualitas bibit yang baik. Yang dapat dijadikan bibit dimasukan kedalam kantong kain dan kroso (keranjang kecil daei bambu) untuk dikirim kembali kehutan, ditularkan pada areal yang sudah disiapkan.<br />• Faktor-faktor yang mempengaruhi kultur Lak :<br />1. Untuk kehidupan kutu Lak memrlukan suhu yan cukup tinggi, dalam suhu dibawah 22C pertumbuhan lambat, bahkan suhu dibawah 17C telur yang dihasilakan tidak bisa menetes.<br />2. Cahaya matahari penuh, tularan yang kurang mendapat sinar matahari banyak diserang parasit sehingga menghasilkan Lak yang kualitas rendah.<br />3. Angina. Didaerah yang kurang mendapat angin “embun madu” yang dikeluarkan kutu lak tidak dapat jatuh ketanah. Embun madu beserta debu dapat menggumpal menutup lubang pernapasan kutu Lak.<br />4. Hujan. Hujan dapat mengakibatkan larva yang keluar dari sel induknya terbawa oleh air hujan. Hujan yang terus menerus dapat mematikan larva yang baru menetes. Didaerah yang curah hujannya tinggi, kerak Lak banyak ditumbuhi jamur yang dapat menutupi lubang pernapasan.<br />• Faktor Hayati<br /> Faktor ini juga disebut faktor hama dan penyakit, yang merupakan musuh utama kutu lak. Tidak jarang faktor ini menjadi gagalnya kultur kutu Lak. Untuk mengatasinya dengan cara masukkan bibit lak kedalam kantong kain sebelum ditularkan. Dengan demikian serat tekur menetes menjadi larva, kutu Lak dapat keluar, sedangkan hama penyakitnya tertinggal dalam kanotng kain dan mati.<br /> Peningkatan Produksi dan kualitas<br />1. Blok-blok tularan <br /> Dalam usaha menstabilkan Produk Lak cabang setiap tahunnya tiap RPH, dibagi disesuaikan dengan musim, topografi dan kemiringan lahan (intensitas penerimaan sinar matahari). Dengan demikian tiap blok, tiap saat mempunyai kondisi yang cocok dengna kehidupan kutu Lak.<br /> Tiap blok tularan ditetapkan satu semester (emam bulan) sehingga tiap tahun masing-masing RPH hanya menulari dua blok saja. Dengan pembagian blok ini ternyata di bidang perencanaan produksi sangat menguntungkan karena prasarana dan lain-lain lebih mudah dihitung.<br />2. Sistem “tularan pas”<br /> Dahulu saat ditetapkan sistem tularan pindahan, kualitas tularan sangat jelek dan sukar dikendalikan. Para pekerja menularkan bibit tidak mendasarkan kemampuan pohon penampung bibit, sehingga penularan bibit sebanyak-banyaknya supaya pendapatan tinggi. Akibatnya kualitas tularan sangat jelek, Laknya tipis-tipis, bahkan tak jarang tularan pada musim kemarau mati berikut tanaman inangnya. Penyimpanan Lak Cabang<br /> Pada saat produksi Lak cabang jumlahnya sedikit dan selalu habis diproses, pemasaran laris, tidak ada masalah. Namun akhir-akhir ini dengan banyaknya produksi Lak cabang, ditambah lesunya pemasaran timbul masalah yang harus segera dipecahkan. Bila Lak cabang diproses menjadi Lak butiran (sedlak) ternyata hasilnya tidak segera laku sehingga harus mengeluarkan ekstra tenaga untuk perawatan. Tampa perawatan yang baik, kualitas akan turun, warna menjadi hitam bahkan dapat menggumpalkan. <br /><br /><br /><br />Daftar pustaka<br />Adjidarma, 1990. Pengusahaan Lak Perhutani di Banyukert. Majalah Duta Rimba, XVI (125-126). Perum Perhutani. Jakarta.<br />Radijanto, S.S., Model untuk Penaksiran Lak pada tanaman Inang Schleichera eleosa Merr. Majalah Duta Rimba, V (31). Perum perhutani. Jakarta.<br />Setyodarmodjo, S., 1983. Perusahaan Lak dan Pengembangannya. Majalah Duta Rimba, IX (67-68). Perum Perhutani. Jakarta.<br />Wiyono, B.,1999. Beberapa catatan budidaya dan pengelolaan Lak. Info Hasil Hutan.<br />http://www.forest-reserch.co.cc/2009/07/tugas_13.html/15/10/2009indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-60478841462739125442010-03-16T11:48:00.000-07:002010-03-16T11:54:31.787-07:00pasar karbonStudi pertama menyelidiki tentang dampak program nasional inovatif di Costa Rica yang memberikan pembayaran periodik kepada para pemilik lahan swasta untuk menyerahkan haknya kepada pemerintah dalam rangka "menjual" jasa lingkungan dari lahan hutan yang mereka miliki (termasuk penyimpanan karbon). Peneliti melakukan wawancara dengan para pemilik lahan hutan dan lainnya di Kawasan Konservasi Pusat Cordillera Volcanica yang tercakup dalam program tersebut. Sejumlah kriteria dan indikator ekologi, sosial dan ekonomi direncanakan dengan tujuan untuk menganalisa persepsi tentang manfaat kegiatan permudaan dan perlindungan hutan serta pembangunan hutan tanaman di dalam kawasan yang tercakup dalam program kompensasi ini dibandingkan. dengan alternatif pemanfaatan lahan yang ditawarkan pada umumnya yaitu peternakan secara. ekstensif<br /><br />Para peneliti menemukan bahwa program di Costa Rica ini menawarkan suatu model yang memudahkan negara tuan rumah untuk mengambil keuntungan dari kesempatan tersedianya dana yang dapat diperoleh melalui perdagangan karbon tanpa harus merusak rencana tata guna lahan secara nasional. Bagaimanapun juga mereka mengingatkan bahwa model tersebut mungkin tidak sesuai bagi negara yang sangat miskin (tidak seperti Costa Rica) dimana mereka tidak mampu untuk memungut pajak dari masyarakat untuk membiayai program tersebut, atau bagi negara yang upaya konservasi hutannya tidak mendapatkan prioritas nasional yang tinggi.<br /><br />Studi yang kedua dirancang untuk menentukan motivasi dan. kepedulian yang mempengaruhi suatu. keputusan untuk ikut berperan serta dalarn proyek penyimpanan karbon. Mereka yang diwawancara adalah 27 investor pionir terkemuka di bidang perdagangan pelayanan penyimpanan karbon, termasuk investor, perantara (broker), pengembang proyek, pengelola dana dan lembaga pernerintah di United States, United Kingdom dan Eropa.<br /><br />Meskipun hasil survey mengindikasikan bahwa hubungan masyarakat merupakan alasan utama untuk ikut serta dalam program perdagangan karbon ini, namun efektifitas biaya tetap menjadi pertimbangan utama yang penting. Hasil ternuan. menyatakan bahwa pendekatan yang di dorong oleh pasar secara. murni tanpa adanya aturan. cenderung mengutamakan efisiensi penggunaan karbon dan mengabaikan pertimbangan. sosial dan lingkungan. Meskipun demikian tampak pertanda yang cukup menggembirakan bahwa para investor pionir memperhatikan kepentingan. manfaat sosial dan lingkungannya.<br /><br />Berdasarkan studi yang dilakukan, para peneliti menyimpulkan bahwa penilaian tahap awal perdagangan karbon yang dianggap merupakan pernecahan "win-win" (menguntungkan kedua belah pihak) bagi seluruh stakeholder mungkin dianggap terlalu optimis. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan beberapa kondisi dimana proyek penyimpanan karbon di bidang kehutanan ini mungkin sesuai untuk diterapkan. Disamping itu mereka juga menyoroti beberapa aspek pengamanan yang mungkin diperlukan.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-28527934066748089242010-03-16T11:42:00.000-07:002010-03-16T11:47:54.341-07:00organik dan kapitalisme globalCikal bakal pertanian oganik sudah sejak lama kita kenal, sejak ilmu bercocok tanam dikenal manusia. Pada saat itu semuanya dilakukan secara tradisonal dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga meningkat. Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi (high yield variety), penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan. Namun belakangan ditemukan berbagai permasalahan akibat kesalahan manajemen di lahan pertanian. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan pemakaian bahan-bahan tersebut, ini berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia akibat selalu tercemar bahan-bahan sintetis tersebut.<br /><br /> Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alamiah (back to nature). Namun pertanian organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu.<br /><br /> Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam, penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik tersebut. Pertanian organik di definisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan (Anonymous, 2000).<br /><br /> Lebih lanjut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi. Penggunaan GMOs (Genetically Modified Organisme) tidak diperbolehkan dalam setiap tahapan pertanian organik mulai produksi hingga pasca panen (Anonymous, 2000).<br /><br /> Sebagian orang menilai bahwa pertanian konvensional tidak beda dengan pertanian berkelanjutan. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan unsur-unsurnya. Pertanian berkelanjutan lebih menekankan penggunaan unsur-unsur alam, dan mesti bekerjasama dengan alam untuk jangka waktu yang panjang, unsur-unsur yang digunakan untuk usaha pertanian tidak boleh merusak alam. Namun ada juga yang berpendapat bahwa pertanian berkelanjutan harus melawan pertanian konvensional, dengan cara menghentikan total penggunaan bahan ki-mia pertanian.<br /><br /> Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM, ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan :<br /><br /> <br />1. Prinsip ekologi. Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber keanekaragaman hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelestarian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan.<br /><br /> <br /><br />2. Prinsip teknis produksi dan pengolahan. Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat.<br /><br /> <br /><br />3. Prinsip sosial ekonomis. Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.<br /><br /> <br />4. Prinsip politik. Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil (Dewi, 2006).indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-37511983713695542082010-03-16T11:41:00.001-07:002010-03-16T11:41:59.889-07:00transformasi politik kehutanan indonesiaDibalik krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia sebenarnya telah membawa pelajaran berharga. Salah satu pelajaran itu adalah adanya suatu pembuktian mengenai konsep pengelolaan hutan yang sebenarnya cukup sederhana, tetapi selama ini tidak diyakini dan tidak digunakan dalam rumusan dan implementasi kebijakan.<br /><br />Krisis itu sendiri telah berperan mempercepat rusaknya hutan yang diakibatkan oleh berbagai bentuk tindakan langsung ataupun tidak langsung, baik oleh masyarakat sekitar hutan yang menebang hutan dengan berbagai alasan, illegal logging, pengusaha melakukan over cutting, maupun pengelola hutan yaitu pemerintah yang semakin lemah fungsi dan perannya dalam menjalankan kebijakan publik, khususnya dalam pengelolaan hutan.<br /><br />Pembuktian tersebut antara lain adalah :<br /><br />Pertama, mengelola hutan tergantung dari kepedulian semua pihak terhadap keberadaan hutan, sebab tidak ada kebijakan manajemen hutan yang mampu menanggulangi ancaman terhadap hutan akibat dari ketidak pedulian masyarakat. Biaya pengamanan hutan dengan birokrasinya secara nasional untuk menanggulangi dampak negatif ketidak-pedulian masyarakat terhadap keberadaan hutan jauh lebih besar daripada manfaat hutan itu sendiri. Akibatnya, kompensasi tingginya biaya itu dibayar dengan rusaknya hutan. Dengan kata lain, manfaat ekonomi hutan dikuras jauh melebihi daya dukungnya sebagai kompensasi tingginya biaya yang diperlukan. Masa krisis telah secara nyata membuktikan hal ini.<br /><br />Sifat hutan sebagai sumberdaya alam terbuka dengan teori pengelolaannya – yang dinyatakan dalam berbagai referensi kebijakan publik (common pool resources policy) – selama ini tidak diyakini, diabaikan, bahkan dianggap di luar domain pengelolaan hutan. Kebijakan yang baik bukanlah memisahkan masyarakat terhadap hutan, melainkan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk melindungi hutan. Oleh karena itu me-nasional-kan hutan yang justru terus menerus meninggikan biaya transaksi pengelolaan hutan, menjadi wujud salah tafsir yang perlu diluruskan kembali. Inilah pelajaran pertama dan yang terpenting dari masa krisis.<br /><br />Kedua, usaha kehutanan tidak banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, melainkan oleh karakteristik investasi yang ditunjang oleh natural forest resources stock, yaitu keberadaan hutan itu sendiri. Manfaat hutan – kayu, non kayu, tata air, iklim mikro, atmosfir global, dll – tidak akan pernah ada, apabila stock hutan itu tidak ada. Kondisi krisis selama ini tidak cukup dapat menggoyahkan peran hutan secara signifikan sebagai sumber pendapatan negara. Tetapi kondisi krisis telah menguras natural forest resources stock dengan eskalasi yang tinggi. Oleh karena itu mengandalkan hutan sebagai penopang pemulihan krisis, berarti memburu sisa hutan yang sudah sangat minimal daya dukungnya.<br /><br />Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa ketegaran usaha kehutanan adalah semu belaka. Ketegaran itu ditunjang oleh keberadaan hutan sebagai "pabrik" yang tidak pernah didepresiasikan. Tidak ada kebijakan fiskal berupa pajak yang dikenakan atas rusaknya stock hutan untuk pelestarian "pabrik" di masa depan. Perdebatan – dan sebenarnya tidak banyak berarti – justru ditujukan pada besaran dana dan provisi terhadap produknya. Di samping itu stock hutan sebagai pabrik tidak pernah dimasukkan dalam akuntansi siapapun sebagai asset tetap. Keadaan seperti ini telah mewujudkan rendahnya upaya melindungi hutan dari pencurian, kebakaran, dll. karena memang baik-buruknya kondisi stock hutan bukan bagian dari ukuran penilaian kinerja. Bahkan usaha kehutanan tidak merugi apabila kayu dihutannya di curi atau mengalami kebakaran.<br /><br />Ketiga, di banyak negara, kekayaan sumberdaya alam digunakan sebagai sumber kesejahteraan dan perdamaian masyarakat luas. Sementara itu, pengelolaan sumberdaya alam termasuk hutan di Indonesia, justru menjadi salah satu sumber konflik antar berbagai pihak. Pada masa krisis, konflik yang berlatar belakang sumberdaya alam termasuk hutan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sebaran konflik yang begitu merata menunjukkan bahwa masalahnya lebih pada kebijakan publik, daripada urusan manajemen perusahaan.<br /><br />Mengingat begitu besarnya dampak negatif krisis ekonomi dan politik terhadap hutan di Indonesia, maka salah satu cara untuk menebusnya adalah dengan mengambil pelajaran darinya. Disamping pembaharuan substansi kebijakan pengelolaan hutan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal di atas, satu masalah yang perlu diatasi akibat krisis adalah surutnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.<br /><br />Kepercayaan (trust) tidak akan hadir dengan sendirinya. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah tumbuh seiring dengan learning process yang dialaminya. Pengalaman interaksi antara masyarakat dan pemerintah tentang kejujuran akan menghasilkan kejujuran, sebaliknya pengalaman manipulasi akan menghasilkan manipulasi pula. Dengan demikian, suatu legitimasi bukan hanya hasil suatu proses, melainkan bagian dari proses itu sendiri secara terus menerus. Proses perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan hutan yang selama ini menanamkan pengalaman yang menimbulkan rasa ketidak-pedulian dan arogansi ternyata juga melahirkan sikap yang sama yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.<br /><br />Proses politik telah melahirkan pemimpin dengan berbagai kebijakan yang dijalankan. Selama ini agenda kebijakan publik yang dihasilkan oleh para pemimpin pengelola hutan belum pernah menukik pada permasalahan mendasar seperti terungkap secara empiris sebagaimana diuraikan di muka. Salah satu hambatan memasuki wilayah kebijakan publik ini antara lain adalah hasilnya tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Tidak dapat diukur hanya dalam lima tahun. Orientasi kebijakan seperti ini memang bukan populis, bukan anthopocentris, yang hanya berkisar pada kepentingan masyarakat sesaat. Melainkan semacam membangun pondasi sebagai prasyarat berjalannya kebijakan-kebijakan berikutnya. Oleh karena itu cukup sulit bagi pemimpin untuk memilih menjalankan kebijakan publik ini karena tidak dapat diambil manfaatnya. Kecuali memang ia benar-benar seorang negarawan yang menyerahkan seluruh hasil kerjanya bagi negaranya.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-46799952002315195762010-03-16T11:38:00.000-07:002010-03-16T11:41:08.287-07:00karang vs masyarakat pesisirDari hasil pertemuan World Ocean Conference (WOC) di Menado beberapa waktu lalu ada harapan agar seluruh elemen masyarakat peduli terhadap pelestarian terumbu karang dan lingkungan kelautan di Indonesia.<br /><br />Jika melihat kondisi fisik dan lingkungan Coral Reef (Te-rumbu Karang) di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, pemerintah telah mengambil beberapa langkah dan strategi jangka pendek dan jangka panjang yang melibatkan semua pihak yang mempunyai kepen-tingan (stake holder) terhadap penyelamatan terumbu karang.<br /><br />Coral Reef Rehabilitation and Management Program atau lebih dikenal dengan nama COREMAP telah dibentuk sejak tahun 1994. Program ini merupakan lintas sektoral pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten bahkan tingkat lokal.<br /><br />Pada tingkat nasional Bap-penas dan LIPI bersama Dirjen Pembangunan Daerah (Bang-da), DitjenPerikanan, Ditjen PHPA, Meneng Lingkungan Hidup, Ditjen Pariwisata, TNI-AL, Perguruan Tinggi dan LSM telah melaksanakan berbagai kegiatan perencanan dan kegia-tan lapangan yang merupakan persiapan untuk melaksanakan Coremap.<br /><br />Pada tingkat provinsi dan kabupaten, kegiatan yang ber-hubungan dengan Coremap telah dikordinasikan melalui Bappeda tingkat I dan II serta melibatkan berbagai instansi di daerah,perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Coremap merupakan program yang mencerminkan kepeulian terhadap kelestarian alam dan lingkungan.<br /><br />Program ini dirancang agar memberikan dampak positif terhadap terumbu karang yang tersebar di sepuluh provinsi dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya tersebut secara berkesinam-bungan. Untuk itu telah direncanakan tiga tahap pelaksanaan program, yaitu tahap awal (inisiasi), tahap percepatan (akselerasi), dan tahap akhir atau tahap internalisiasi.<br /><br />Keseluruhan tahap ini akan dilaksanakan dalam waktu ku-rang lebih 15 tahun. Dan pada akhir program diharapkan kerusakan terumbu karang di lokasi proyek dapat diperkecil atau bahkan ekosistemnya dipulihkan melalui persiapan masyarakat setempat, karena program ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyara-kat tersebut. Disebutkan, program ini juga telah menarik minat masyarakat internasional untuk turut berpartisipasi dalam bidang teknis dan pembiayaannya.<br /><br />Selain dana yang berasal dari dalam negeri, pembiayaan untuk aspek aspek tertentu di Riau, Sulawesi Selatan dan Maluku diperoleh dari dana bantuan dan pinjaman dari Bank Pem-bangunan Asia dan Bank Dunia.<br /><br />Ada 10 provinsi terpilih menjadi lokasi Coremap yaitu Nusatenggara Barat, Nu-sa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Maluku dan Irian Jaya.<br /><br />Sebenarnya, ada lima komponen utama dalam upaya pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang yang telah ditetapkan yaitu, peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat.Artinya meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak masyarakat untuk berperanserta aktif dan bertang-gungjawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari.<br /><br />Kesadaran<br /><br />Pengelolaan berbasis ma-syarakat antara lain membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif seperti budidaya,pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pem-binaan disertai dengan bantuan pendanaan yang disalurkan melalui berbagai sistem yang telah ada tanpa membebani masyarakat. Menerapkan pengetahun dan teknologi rehabilitasi dan pe-ngelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.<br /><br />Kemudian pengembangan kelembagaan yang dalam kom-ponen ini tercakup upaya antara lain memperkuat kordinasi antar instansi yang berperan baik dalam penanganan terumbu karang, pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaatan sumber daya dan pemerhati lingkungan.<br /><br />Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang ber-kaitan dengan pengelolaan dan teknik rehabilitasi terumbu karang. Penelitian , Monitoring dan Evaluasi. Di dalam komponen ini termasuk memantau kegiatan masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan terumbu karang.Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang dengan mem-bangun simpul simpul di be-berapa provinsi yang diawasi langsung oleh LIPI yang telah mempunyai stasiun stasiun di beberapa tempat.<br /><br />Di bidang penegakan hukum komponen ini dipandang sangat penting sebagai salah satu kunci yang harus dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang . Salah satu contoh di negara Philipina di mana dalam penentuan dan pemilihan kawasan konservasi laut, masyarakat dilibatkan secara aktif mulai tahap perencanaan pelaksanaan sampai tahap evaluasi.<br /><br />Di Indonesia,salah satu kegiatan pengelolaan kawasan dengan melibatkan masyarakat adalah Taman Laut Taka Bonerate Sulawesi Selatan. Walaupun pada mulanya penentuan basis adalah pene-tapan dari kantor pusat ,namun dalam tahap pelaksanaan pe-ngelolaan telah dicoba meli-batkan berbagai pengguna stake holder. Hal lain yang sangat patut dipuji adalah besarnya usaha pemerintah dan pengelolaan kawasan dalam pemberdayaan peran Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM). Pemberdayaan LSM dan masyarakat lokal sangat penting dalam setiap perencanaan dan pelaksanan kegiatan.<br /><br />Pembinaan Masyarakat<br /><br />Di dalam proses pelaksanaan pengelolaan kawasan selama lebih kurang 5 tahun telah diidentifikasi berbagai permasalahan dan pembentukan beberapa kelompok masyarakat dalam kegiatan kegiatan pe-ngelolaan yang melibatkan masyarakat. Dapat dikatakan telah terjadi proses penjajakan dalam co management dan partnership dari berbagai sektor antara lain LSM lokal,LSM internasional, Pemerintah Da-erah, Unit Pengelola Taman Nasional dalam hal ini PHPA, kelompok masyakat dan ma-syarakat setempat.<br /><br />Pelestarian terumbu karang berarti mengurangi eksploitasinya yang negatif dan mengembangkan kembali terumbu karang tersebut. Itu berarti ada pihak masyarakat yang akan terkena dampak dari upaya ini. Oleh karenanya program Coremap mencakup program "pembinaan masyarakat" yang menyadarkan pentingnya memelihara terumbu karang. Di samping mengupayakan pe-ngalihan kegiatan selain me-ngambil karang kepada profesi lain yang tetap dapat memberikan penghasilan sebagai penggantinya.<br /><br />Program yang menyangkut kemasyarakatan tersebut sangat krusial terhadap keberhasilan Coremap. Kegagalan program kemasyarakatan tersebut dapat mengkibatkan kegagalan program Coremap secara keselu-rahan. Dalam hal ini kesadaran semua pihak sangat dituntut, baik aparat terkait, tokoh masyarakat, LSM, maupun para pelaksana dan masyarakat setempat yang kelak menjadi sasaran program ini.<br /><br />Dengan kesadaran yang ting-gi dilandasi keinginan bersama untuk tetap melestarikan sumber daya alam kita, diyakini kerusakan terumbu karang yang saat ini sudah menjadi isu dunia dapat di atasi. Apalagi perlu kita sadari bersama bahwa untuk memperbaiki kerusakan terumbu karang bukan pekerjaan mudah.<br /><br />Para ahli menyebutkan untuk menumbuhkan terumbu karang yang sudah rusak memerlukan waktu cukup lama. Tidak seperti halnya memperbaiki tumbuhan di darat.Ini yang perlu disadari bersama agar upaya perusakan terumbu karang akibat ulah ma-nusia dapat dihindari.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-21484694371988188862010-03-16T11:34:00.000-07:002010-03-16T11:38:22.504-07:00hutan vs ekologi mangroveHutan mangrove merupakan salah satu benuk ekosistem hutan yang unik dan khas, terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau kecil, dan merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial. Hutan mangrove memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksana dalam mempertahankan, melestarikan dan pengelolaannya.<br /> Hutan mangrove sangat menunjang perekonomian masyarakat pantai, karena merupakan sumber mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Secara ekologis hutan mangrove di samping sebagai habitat biota laut, juga merupakan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas. Keragaman jenis mangrove dan keunikannya juga memiliki potensi sebagai wahana hutan wisata dan atau penyangga perlindungan wilayah pesisir dan pantai, dari berbagai ancaman sedimentasi, abarasi, pencegahan intrsi air laut , serta sebagai sumber pakan habitat biota laut.<br /> Kondisi hutan mangrove pada umumnya memiliki tekanan berat, sebagai akibat dari tekanan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Selain dirambah dan atau dialihfungsikan, kawasan mangrove di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta untuk kepentingan tambak, kini marak terjadi. Akibat yang ditimbulkan terganggunya peranan fungsi kawasan mangrove sbagai habitat biota laut, perlindungan wilayah pesisir, dn terputusnya mata rantai makanan bagi bioata kehidupan seperti burung, reptil, dan berbagai kehidupan lainnya.<br /> Tekanan terhadap hutan mangrove di wilayah DKI Jakarta, sebagai akibat tumbuh berkembangnya pusat-pusat kegiatan dan aktivitas manusia; juga disebabkan oleh beberapa aspek kegiatan antara lain; (a) pengembangan permukiman, (b) pembangunan fasilitas rekreasi, (c) pemanfatan lahan pasang surut untuk kepentingan budidaya pertambakan.<br /> Selain terciptanya perubahan dan kerusakan lingkungan, di bagian wilayah hulu juga ikut andil dalam memperburuk kondisi kawasan pantai. Berbagai bentuk masukan bahan padatan sedimen (erosi), bahan cemaran baik yang bersumber dari industri maupun rumah tangga, merupakan salah satu faktor penyebab penyebab pendangkalan pantai dan keruskan ekosistem mangrove.<br /> Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa kondisi kawasan Pantai dan Kepulauan Seribu, kini dalam keadaan terganggu dan diduga tidak dapat mendukung keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Dinas Kehutanan DKI Jakarta (1998), melaporkan bahwa komunitas mangrove yang berfungsi sebagai penyangga sempadan pantai cenderung semakin terganggu peranan fungsinya. Bapealda (2001), melaporkan hasil pemantauan kualitas perairan teluk Jakarta dinilai semakin memburuk dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Yayasan Mangrove (1999), juga melaporkan hasil evaluasi kawasan-kawasan mangrove di Taman Nasional Kepulauan Seribu, yang memberikan gambaran atas terganggunya kawasan mangrove yang berfungsi sebagai penyangga sempadan pantai pulau-pulau berukuran besar maupun kecil. Demikian halnya dengan laporan hasil pencacahan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kepulauan seribu (Lembaga Ekonomi UI, 2000), menyarikan rendahnya tatanan sosial ekonomi masyarakat ditinjau dari segi pendapatan per kapita, dan tingkat pendidikan masyarakatnya.<br /> Mencermati atas uraian fenomena atas dasar laporan hasil kajian di atas, maka dapat disarikan sebagai aspek permasalahan sebagai berikut :<br />(1). Kawasan mangrove sebagai jalur penyangga wilayah pantai dan Kepulauan Seribu, peranan fungsi ekosistemnya terganggu: dan memberikan kecenderungan semakin teancamnya sumberdaya alam hayati baik kehidupan flora maupun fauna;<br />(2). Tatanan sosial masyarakat terdekat dengan kwasan jalur penyangga baik di darat maupun di Kepulauan Seribu, tingkat ekonominya sangat rendah dibanding dengan tingkat sosial di DKI Jakarta pada umumnya;<br /><br />Atas dasar itulah, perlu pembinaan dalam bentuk “ Restorasi Ekologi Hutan Mangrove di Provinsi DKI Jakarta”, diikuti dengan peningkatan tatanan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Hal ini dimaksudkan agara pengendalian atas kecenderungan semakin terdegradasinya kawasan mangrove sebagai jalur penyangga wilayah pantai, termasuk upaya-upaya peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar dapat dilakukan secara terprogram, terpadu berkelanjutan.<br /><br />KEDUDUKAN KAWASAN MANGROVE DAN PERANA FUNGSI EKOSISTEMNYA<br /><br /> Seperti tersirat dalam Perda No.6 DKI Jakarta tahun 1999, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),bahwa RTH lindung yang dimaksud dalam perda tersebut, lebih cenderung didominasi oleh penutupan vegetasi mangrove, keberadaan ini nampaknya mendudukkan kawasan mangrove menjadi startegis untuk dipertahankan kelestariannya.<br /> Melalui daya dan upaya untuk melestarikan , meningkatkan dan mengembangkan kawasan mangrove sebagai bagian dari RTH lindung; pada hakikatnya merupakan langkah awal upaya peningkatan kualitas RTH Lindung dalam RTRW 2010, yang berperan fungsi sebagai penyangga da penopang mintakat kenyamanan kota Jakarta.<br /> Pada Ekosistem alamiah, tegakan mangrove membentuk zonasi sesuai dengan habitatnya (lumpur berpasir), salinitas dan fluktuasi pasang surut air laut. Pada masing-masing zonasi dicirikan oleh tumbuh jenis tertentu, yang umumnya mulai dari pantai hingga ke daratan, dengan urutn jenis paling luar dijumpai Avecennia sp, dan secara berangsur-angsur diikuti oleh jenis-jenis Rhizopra sp, Bruguiera sp, Ceriops sp dan Xylocarpus sp.<br /> Karakteristik mngrove yang menarik, merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan dan atau habitatnya. Tapak mangrove bersifat anaerobik bila dalam keadaan terendam; oleh karena itu beberapa jenis mangrove mempunyai sistem perakaran udara yang spesifik. Akar tunjang (stilt roots) dijumpai pada genus Rhizopora, akar napas ( pneumatophores) pada genus Avicennia dan sonneratia; akar lutut (knee roots) pada genus Bruguiera; dan akar papan (plank roots) yang dijumpai pada genus Xylocarpus.<br />Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan, mempunyai peranan fungsi multiguna baik jasa biologis, ekologis maupun ekonomis. Peranan fungsi fisik mangrove mampu mengendalikan abrasi dan penyusupan air laut (intrusi) ke wilayah daratan; serta mampu menahan sampah yang bersumber dari daratan, yang dikendalikan melalui sistem perakarannya.<br /> Jasa biologis mangrove sebagai sempadan pantai, berperan sebagai penahan gelombang , memperlambat arus pasang surut, menehan serta menjebak besaran laju sedimentasi dari wilayah atasnya. Selain itu komunitas mangrove juga merupakan sumber unsur hara bagi kehidupan hayati (biota perairan) laut, serta sumber pakan bagi kehidupan biota darat seperti burung, mamalia dan jenis reptil. Sedangkan jasa mangrove lainnya juga mampu menghasilkan jumlah oksige lebih besar dibanding dengan tetumbuhan darat.<br /> Peranan fungsi ekologis kawasan mangrove yang merupakan tempat pemijahan, asuhan dan mencari maka bgi kehidupan berbagai jenis biota perairan laut, di sisi lain kawasan mangrove juga merupakan wahana sangtuari berbagai jenis satwa liar, sepeti unggas (burung), reptil dan mamalia terbang, serta merupakan sumber pelestarian plasama nutfah.<br /> Manfaat ekonomis mangrove, juga cukup memegang peranan penting bagi masyarakat, karena merupakan wahana dan sumber penghasilan seperti ikan, ketam, kerang dan udang, serta buah beberapa jenis mangrove dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Manfaat lainnya merupakan sumber pendapatan masyarakat melalui budidaya tambak, kulit mangrove bermanfaat dalam industri penyamak kulit, industri batik, patal, dan pewarna jaring, serta sebagai wahana wisata alam, penelitian dan laboratorium pendidikan.<br /> Mecermati atas karakteristik ekosistem dan peranan fungsinya, nampaknya degradasi (kerusakan) kawasan mangrove akan menyebabkan berbagai fenomena baik terhadap kehidupan biota perairan, dan kehidupan liar lainnya, maupun sebagai sumber kehidupan masyarakat di sekitarnya. Demikian halnya dengan pembangunan dan pengembangan kawasan “tambak” yang kurang terkontrol, akan menyebabkan terdegradasinya habitat maupun vegetasinya, yang secara langsung mupun tidak langsung peranan fungsi menjadi terganggu.<br /><br />KAWASAN MANGROVE DI JAKARTA DAN TINGKAT DEGRADASINYA <br /><br /> Perambahan dan perombakan kawasan mangrove oleh masyarakat sebagai wahana pertambakan masyarakat, merupakan salah satu faktor penyebab hilangnya kawasan mangrove. Salah satu bukti yang cukup menonjol hasil inventarisasi kawasan mangrove di sekitar Cagar Budaya Pitung Jakarta Utara pada tahun 1998 tercatat 8,5 ha, dengan kondisi kawasan yang masih relatif baik ditinjau dari habitat dan kehadiran jenisnya. Namun demikian hasil evaluasi tahun 2000, kawasan seluas tersebut di atas kini telah berubah total menjadi hamparan pertambakan.<br /> Mencermati uraian di atas serta rendahnya pengetahuan masyarakat awam terhadap makna konservasi sumber daya mangrove, maka kondisi dan keberadaan kawasan mangrove secara alamiah di DKI Jakarta dihadapkan pada tiga tantangan strategis yaitu :<br />(a). Pengelolaan secara profesional untuk tujuan pelestarian, penyelamatan (pengamanan), dan pemanfaatan secara terbatas berdasarkan peranan fungsinya.<br />(b). Meningkatkan kualitas baik terhadap habitat dan jenis, untuk mempertahankan keberadaan sebagai akibat terdegradasinya kawasan, baik karena ulah aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab, maupun secara alami (abrasi), sedimentasi dan pencemaran limbah padat (sampah).<br />(c). Pengembangan kawasan-kawasan berhabitat mangrove, untuk dijadikan kawasan hijau hutan kota berbasis mangrove.<br />Mencermati atas semakin menurunnya kawasan konservasi mangrove di wilayah DKI Jakart, serta munculnya kiprah koordinasi pemulihan yang diprakarsai oleh Badan Penglolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta , nampaknya merupakan langkah awal yang cukup strategis dalam arti peyelamatan dan pelestariannya. Hal ini mengingat bahwa tujuan yang hendak dicapai , berupaya untuk memulihkan kembali melalui penyelamatan dan pelestarian kawasan mangrove. Adapun dasar pertimbangan perlunya pemulihan antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:<br />(1). Pembinaan dan penanganan kawasan pelestarian alam, di wilayah DKI Jakarta , kini sebagaian telah menjadi tanggung jawab Pemda DKI Jakarta.<br />(2). Kawasan mngrove di DKI Jakarta, merupakan bagian dari RTH lindung DKI Jakarta, yang perlu dipertahankan karena peranan fungsinya sebagai koridor hijau pengendali lingkungan fisik kritis perkotaan, dan habitat serta sangtuari kehidupan satwa liar.<br />(3). Dimanfaatkannya kawasan-kawasan pelestarian alam, sebagai hutan wisata dengan kombinasi sebagai wahana rekreasi dn laboratorium alam, nampaknya kini dinantikan oleh masyarakat luas.<br /><br />Mengacu terhadap Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati, bahwa pengertian konservasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengelola sumber daya alam hayati yang pemanfatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya denga tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya . Dalam pada itu, tindakan konservasi yang dilakukan mencakup tiga kegiatan yaitu : (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) pengawetan keragaman jenis baik flora maupun fauna termasuk ekosistemnya, dan (3) pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara optimal dan berkelanjutan.<br />Dalam pada itu, konservasi ragaman hayati (biodiversity), merupakan bagian tak terpisahkan dari pengertian sumber daya alam hayati, dimana kawasan jalur penyangga wilayah pantai, termasuk di dalamnya. Hal ini mengingat ada tiga komponen konservasi yang harus ditangani yaitu : (1) degradasi kawasan penyangga, (2) tatanan kehidupan sosial masyarakat , dan (3) keikutsertaan masyarakat dalam hal pemanfaatan sumber daya secara optimal berkelanjutan.<br />Di DKI Jakarta , keanekaragaman hayati (ragam hayati) mrupakan sumber daya vital, sebagai penyangga dan penyeimbang lingkungan hidup wilayah perkotaan yang diperankan oleh tabiat ekosistemnya. Pengaruh aktivitas manusia sejak dekade abad XVII telah berlangsung, namun demikian pada abad terakhir ini pengaruh tersebut meningkat secara dramatis. Berkurang dan berubahnya kawasan mangrove di jalur penyangga sempadanpantai bukan saja kibat pengaruh alam, akan tetapi lebih nyata akiba desakan alih fungsi kawasan. Sebagai akibat yang ditimbulkannya, hilangnya jenis-jenis satwa liar karena daya dukung habitatnya yang tidak memadai lagi.<br />Demikian halnya dengan semakin berkurang dan berubahnya kawaan-kawasan hijau penyangga sempadan sungai, hingga menyebabkan kurang nyamannya mintakat kehidupan masyarakat di sekitarnya. Secara umum ada tiga alasan mendasar mengapa konservasi ragam hayati perlu dilakukan :<br />(1). Ragam hayati, pada dasarnya sebagai bagian dari prinsip hidup hakiki. Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa setiap jenis kehidupan liar (flora dan fauna) mempunyai hak untuk hidup. Hal ini mengingat bahwa dalam Piagam PBB tentang sumber daya alam, menegaskan bahwa setiap bentuk kehidupan wajib dihormati tanpa mempedulikan nilainya bagi manusia.<br />(2). Ragam hayati, pada dasarnya sebagai bagian dari daya hidup manusia. Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa ragam hayati membantu planet bumi untuk tetap hidup, karena memainkan peranan penting dalam halsistem penunjang kehidupan, mulai dari mempertahankan keseimbangan materi kimiawi ( melelui siklus biogeokimia), dan mempertahankan kondisi iklim, daerah aliran sungi (DAS) serta berfungsi untuk memperbarui tanah dan komponennya.<br />(3). Ragam hayati menghasilkan manfaat ekonomi. Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa ragam hayati merupakan sumber dari seluruh kekayaan sumber daya biologis yang memilki nilai ekonomis. Dari ragam hayati, manusia memperoleh makanan, kesehatan karena mampu menyediakan oksigen (O2) bebas, serta memiliki nilai budaya yang spesifik bagi kepentingan hidup manusia.<br /><br />Dari tiga uraian alasan di atas, memberikan gambaran bahwa keragaman hayati merupakan bagian tak terpisahkan dari konsep pengembangan pemulihan kawasan (hutan) mangrove yang dinilai telah terdegradasi.<br />Dalam Kepres 32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dijelaskan bahwa kawasan penyangga pada dasarnya merupakan buffer yang berfungsi sebagai perlidungan terhadap kawasan yang dilindungi (protected area). Dalam kontek kawasan penyangga pantai, dimaksudkan sebagai kawasan (jalur) yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap keutuhan pantai dan atau pesisir. Jalur penyangga ini dapat berupa komunitas vegetasi atau (formasi) pantai dan atau mangrove.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-69640521313509813642010-03-16T11:31:00.000-07:002010-03-16T11:34:29.797-07:00global warming vs karangPersen tutupan algae pada ekosistem terumbu karang di Indonesia rata-rata lebih besar dari persen tutupan karang batu hidup.Hal ini menunjukkan bahwa di dalam ekosistem terumbu karang, peran algae sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2, lebih besar dari pada peran karang batu yang juga sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2.<br />Kalau luas terumbu karang kita 75.000 Km2 atau 7500.000 hektar, maka persen tutupan algae dari terumbu karang kita seluas 44,67/100x 7500.000 hektar = 3.350.250 hektar, dan luas tutupan karang batu hidup = 33,50 /100x 7500.000 hektar = 2.512.500 ha. <br /> <br />Kalau kita hubungkan dengan masalah pemanasan global (Global Warming) yang sebagian disebabkan oleh naiknya kadar CO2 di atmosfer (Langdon 2000), maka fungsi ekosistem terumbu karang sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dari udara menjadi sangat signifikan. Di siang hari, algae di terumbu karang dan zooxanthella yang hidup sebagai simbion karang batu menyerap CO2 dalam proses fotosintesis.Luas persen tutupan karang batu dan algae di seluruh perairan Indonesia yang jumlahnya mencapai 5.862.750 ha itu, akan mampu mengurangi pCO2 di udara secara signifikan pula.<br />Meningkatnya pCO2 diatas perairan terumbu karang dapat menyebabkan rendahnya pH dan rendahnya kadar ion karbonat (CO32-) di dalam perairan terumbu karang, dan rendahnya kadar ion karbonat dapat menurunkan proses kalsifikasi pada karang batu dan algae berkapur (Kleypas and Langdon 2000), namun proses ini tidak akan terus terjadi karena terus meningkatnya biomassa komponen algae yang dapat memperkecil pCO2 di atas perairan terumbu karang..<br /><br />Indonesia yang ber iklim tropik ini sangat cocok untuk pertumbuhan algae.Adanya perubahan iklim yang akhir-akhir ini sering menimbulkan banjir di seluruh kawasan, juga berdampak positif terhadap pertumbuhan algae di terumbu karang karena bertambahnya nutrisi yang terus mengalir dari darat ke laut (McCook 1999). <br />Naiknya suhu air laut diatas suhu rata-rata di daerah tropic karena Pemanasan Global yang dapat menyebakan coral bleching (Wilkinson 2000),dan berkurangnya GP/R ratio pada karang, tetapi juga menyebabkan bertambahnya GP/R ratio pada algae (Elfwing,T and Tedengren 2000). <br />Walaupun persen tutupan algae pada ekosistem terumbu karang terbatas karena ruang, (seperti terlihat di lapangan pada setiap melaksanakan pemantauan dengan metode LIT), tetapi biomassa semua componen algae dapat tetap bertambah karena nutrisi dari darat terus bertambah. <br />Dengan pertumbuhan algae yang akan terus berkembang mengikuti perubahan iklim itu, kenaikan pCO2 udara seperti yang diramalkan menjadi dua kali lipat pada tahun 2065 oleh (Wigley 1999), diharapkan tidak akan terjadi.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-55353729169550679482010-03-16T11:25:00.000-07:002010-03-16T11:31:25.285-07:00Kegunaan karangDalam konteks ekonomi, terumbu karang menyediakan sejumlah manfaat yang dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu manfaat berkelanjutan dan manfaat yang tidak berkelanjutan. <br />MANFAAT BERKELANJUTAN <br />- Perikanan lepas pantai<br />Berbagai sumberdaya ikan pelagis (mis. Scombridae, Exocoetidae, Carangidae, Charcharinidae) bergantung pada ekosistem terumbu karang, baik sebagai lokasi memijah, membesarkan anak, dan makan. <br />- Perikanan terumbu<br />Empat kelompok sumberdaya ikan terumbu yang penting bagi nelayan: <br />1. Ikan, mis. Muraenidae, Serranidae, Holocentridae, Lutjanidae, dll<br />2. Avertebrata, mis. Gastropoda, Bivalva, Krustasea, Cephalopoda, Ekhinodermata, Coelenterata<br />3. Reptil, mis. ular laut dan penyu<br />4. Makrofita, mis. alga dan lamun <br /> Berbagai manfaat yang dapat diperoleh manusia dari ekosistem terumbu karang, perlu diatur pengelolaannya karena terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan akan perubahan lingkungan dan memiliki daya dukung terbatas. Dengan demikian, beberapa manfaat berkelanjutan yang awalnya mampu disediakan pada akhirnya tidak berkelanjutan karena laju pemanfaatannya yang berlebihan atau metode yang digunakan bersifat merusak (destruktif) seperti penangkapan ikan menggunakan racun sianida atau bom. Aktivitas seperti pengumpulan biota ornamental (kerang Conus, bintang laut Linckia) yang pada awalnya hanya bertujuan sebagai hobi atau koleksi, apabila sudah bersifat ekstraktif dan bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar (perdagangan) akan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem alami terumbu karang. <br /> Dampak terbesar dan paling merusak yang mungkin terjadi atas ekosistem terumbu karang adalah pembangunan pesisir yang pesat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya berbagai kebutuhan manusia (pemukiman, perikanan, industri, pelabuhan, dan lain-lain). Hal ini akan memicu peningkatan tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya hayati yang terkandung di dalamnya. <br />MANFAAT YANG TIDAK BERKELANJUTAN<br />1. Aktivitas ekstratif<br />2. Perikanan dengan metode destruktif<br />3. Pengumpulan organisme terumbu<br />4. Perdagangan biota ornamental<br />5. Pembangunan pesisir <br /> <br />apabila di wilayah pesisir terdapat aktivitas pembangunan yang tidak <br />ramah lingkungan<br /> <br />Peranan terumbu karang terhadap sistem perikanan <br />Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling produktif dan tinggi keanekaragamanhayatinya. Produktivitas primer yang tinggi dan kompleksnya habitat yang terdapat di ekosistem terumbu karang memungkinkan daerah ini berperan sebagai tempat pemijahan, tempat pengasuhan dan tempat mencari makan berbagai spesies ikan dan biota laut lainnya. Dengan demikian, secara otomatis produksi sekunder (ikan dan biota laut lain) di daerah terumbu karang juga sangat tinggi. <br />Komunitas ikan di ekosistem terumbu karang terdapat dalam jumlah yang besar dan terlihat mengisi seluruh daerah di terumbu, sehingga dapat dikatakan bahwa ikan merupakan penyokong berbagai macam hubungan yang ada dalam ekosistem terumbu. Tingginya keanekaragaman jenis dan kelimpahan komunitas ikan di ekosistem terumbu disebabkan oleh tingginya variasi habitat terumbu atau beragamnya relung (niche) dari spesies-spesies ikan tersebut. Habitat di terumbu tidak hanya tersusun oleh komunitas karang saja, melainkan juga terdiri atas daerah berpasir, ceruk dan celah, daerah alga, serta zona-zona yang berbeda yang melintasi hamparan terumbu. <br />Selain keanekaan relung hidup yang tinggi, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan yaitu tingkat spesialisasi yang tinggi dari tiap spesies. Banyak spesies ikan yang memiliki kebutuhan yang sama sehingga terdapat persaingan aktif, baik antara spesies yang berbeda maupun antara spesies yang sama. Persaingan ini kemudian menuju pada pembentukan relung ekologi yang lebih sempit lagi. Dengan demikian, di ekosistem terumbu karang seringkali terlihat bahwa pergerakan banyak spesies ikan sangat terlokalisasi, terbatas pada daerah-daerah tertentu, dan terdapat perbedaan yang nyata antara ikan-ikan yang aktif di malam dan siang hari.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-77746726673029800932010-03-15T13:17:00.000-07:002010-03-15T13:21:03.054-07:00peristiwa COP 15Tidak mengherankan jika muncul kekhawatiran akan terjadi deadlock di Kopenhagen, seperti yang sempat mencuat di pertemuan G-20 di Pittsburgh, Amerika Serikat, akhir September lalu. Pertemuan di Bali bisa jadi pelajaran betapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang, akan menentang dengan segala cara penetapan kuantitatif penurunan emisi GRK yang mengikat mereka. Itu pula yang membuat penurunan emisi GRK 25-40 persen pada 2020 (dari 1990) gagal disepakati di Bali. Ketika target kuantitatif penurunan emisi disepakati, yang tak kalah penting adalah menyusun sanksi yang mengikat. Mandulnya Protokol Kyoto tak lepas dari tidak adanya sanksi hukum tegas bagi 42 negara anggota Annex-1 yang bandel menurunkan target emisi yang dipatok. Sebagai emiter terbesar dunia, negara maju wajib mendanai langkah adaptasi yang dilakukan negara-negara berkembang, termasuk melakukan transfer teknologi yang ramah lingkungan, hemat energi, dan beremisi rendah. Buenos Aires Plan of Action yang dihasilkan COP-4, National Action Plan of Adaptation di COP-8, dan Nairobi Adaptation-Work Program di COP-12 seolah ritual rutin membuat rencana, tanpa ada hasil yang bisa dicatat. Dana ini terlalu kecil jika dibandingkan dengan dana CDM (clean development mechanism) yang mencapai USS 5 miliar, apalagi dibandingkan nilai ODA yang janjinya mencapai US$ 80 miliar.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-29409083476926288982010-03-15T13:15:00.002-07:002010-03-15T13:17:45.848-07:00keadilan iklim belum adaBanyaknya bencana itu mengharuskan masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim. Pemerintah pun memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan politik dan pendanaan kepada masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.<br />Alih-alih membuat program adaptasi, pemerintah justru lebih memilih berfokus pada kegiatan mitigasi (pengurangan) emisi gas rumah kaca (GRK) penyebab perubahan iklim. Padahal, sejatinya, sebagai negara berkembang, Indonesia belum memiliki kewajiban untuk mengurangi GRK. Negara-negara maju sebagai penyebab perubahan iklimlah yang seharusnya lebih bertanggung jawab menurunkan emisi GRK di dalam negerinya masing-masing.<br />Dipinggirkannya kegiatan adaptasi terhadap perubahan iklim itu tak lepas dari pergerakan modal yang lebih berpihak kepada kegiatan mitigasi. Direktur Lingkungan Hidup Bappenas Dr Ir Edi Effendi Tedjakusuma, MA, dalam sebuah sarasehan tentang perubahan iklim di Jakarta pada November 2009, mengatakan kegiatan mitigasi lebih banyak mendapat dukungan dana, baik berupa hibah maupun utang, dari negara dan lembaga bisnis bantuan internasional dibandingkan dengan kegiatan adaptasi.<br />Dari pernyataan Direktur Lingkungan Hidup Bappenas itu jelas terlihat bahwa besar-kecilnya dukungan dana dari luar negeri ikut mempengaruhi fokus kegiatan pemerintah dalam menangani isu perubahan iklim di dalam negeri. Lantas, mengapa negara-negara maju dan lembaga bisnis bantuan internasional lebih suka mengucurkan dananya untuk kegiatan mitigasi ketimbang adaptasi di Indonesia?<br />Hal itu ternyata terkait erat dengan proyek carbon offset atau tukar guling emisi karbon, yang memang diperbolehkan dalam kesepakatan internasional mengenai perubahan iklim. Carbon offset adalah salah satu mekanisme untuk membantu negara-negara maju memenuhi kewajibannya mengurangi GRK.<br />Dengan mekanisme carbon offset, negara maju dapat mengurangi GRK di luar negaranya. Hal itu dilakukan karena biaya untuk mengurangi GRK di negaranya dinilai jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan mengurangi GRK di luar negaranya.<br />Di Indonesia, 26,6 juta hektare lahan pun telah direncanakan akan diperdagangkan dalam proyek carbon offset. Uang yang beredar dalam proyek ini diperkirakan mencapai Rp 63 triliun. Melihat banyaknya uang yang beredar dalam proyek carbon offset itu, tak mengherankan bila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin Indonesia menjadi pemimpin dalam hal penurunan emisi GRK ini. Bahkan SBY mematok target ikut menurunkan emisi GRK sebesar 26 persen pada 2020.<br />Target Indonesia dalam penurunan emisi GRK sebesar itu pun mendapat pujian dari negara-negara maju. Pujian itu antara lain datang dari Perdana Menteri Inggris Gordon Brown. Menurut Brown, target yang ditetapkan pemerintah Indonesia tergolong berani, di saat negara lain masih berwacana dan menjaga jarak. Tuluskah pujian Brown? Pujian itu sejatinya lebih karena Indonesia membuka diri untuk proyek carbon offset guna membantu negara-negara maju menurunkan emisi GRK.<br />Celakanya, pesta-pora proyek mitigasi GRK melalui skema carbon offset itu tidak berkaitan sama sekali dengan kehidupan masyarakat bawah yang semakin rentan terkena dampak perubahan iklim. Bahkan proyek carbon offset, khususnya di sektor kehutanan, justru berpotensi mengusir petani dan penduduk di sekitar hutan yang telah sekian lama memanfaatkan hasil sumber daya hutan secara lestari.<br />Di Ulu Masen, Nanggroe Aceh Darussalam, misalnya, sekitar 750 ribu hektare tanah rakyat sudah tidak boleh ditinggali dan digarap lagi. Di Muara Jambi, para petani harus berjuang melindungi tanah pertanian mereka seluas 101 ribu hektare tanah yang diklaim menjadi kawasan konservasi dalam proyek carbon offset.<br />Maraknya proyek carbon offset dan minimnya program adaptasi di negeri ini memang bertentangan dengan rasa keadilan. Bagaimana tidak, masyarakat dibiarkan sendirian dalam beradaptasi dengan perubahan iklim, bahkan sebagian di antara mereka diusir dari tanah garapannya.<br />Sedangkan para petinggi di negeri ini justru asyik berpesta dengan proyek carbon offset untuk membantu negara-negara maju dalam menurunkan emisinya.<br />Bukan merupakan dosa besar jika pemerintah Indonesia ingin membantu negara maju menurunkan emisi karbon seraya berebut uang dalam berbagai proyek perubahan iklim. Namun, menjadi sebuah dosa besar jika kegiatan membantu negara maju dan berebut uang tersebut membuat pemerintah melupakan kewajibannya membantu warganya untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.<br />Negara-negara berkembang adalah korban perubahan iklim yang dipicu oleh keserakahan negara-negara maju dalam mengkonsumsi energi fosil. Adalah sebuah ketidakadilan yang diperlihatkan secara telanjang bila negara-negara berkembang dibiarkan dengan kemampuan pendanaan terbatas untuk beradaptasi, sementara di sisi lain mereka dibujuk dengan proyek- proyek carbon offset untuk ikut membantu negara-negara maju menurunkan emisi karbon.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-89811140574710715842010-03-15T13:15:00.001-07:002010-03-15T13:15:34.573-07:00Utang dalam ketidakpastianAlasan Bank Dunia, proyek utang itu untuk membiayai investasi di bidang teknologi bersih (Clean Technology), adaptasi dan pengelolan hutan berkelanjutan di negara berkembang. Seperti gayung bersambut, beberapa negara maju seperti, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang pun dikabarkan telah berjanji mengalokasikan dananya untuk mendukung proyek utang dari Bank Dunia ini.<br />Besarnya nilai proyek utang perubahan iklim yang ditawarkan oleh lembaga bisnis bantuan dan juga negara-negara maju rupanya telah membuat pemerintah terkena penyakit amnesia atau hilang ingatan mengenai dampak buruk utang luar negeri terhadap warganya. Padahal selama ini utang luar negeri telah menyebabkan meluasnya kemiskinan di kalangan masyarakat.<br />Dari sisi ekonomi bila skema proyek utang baru yang mengatasnamakan perubahan iklim itu disetujui maka dipastikan akan semakin menambah berat beban anggaran dari negara-negara berkembang. Data yang diperoleh dari Koalisi Anti-Utang (KAU) menyebutkan bahwa Indonesia dalam kondisi krisis beban utang yang teramat parah.<br />Menurut data tersebut, pada tahun 1999 Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki utang lebih dari US$100 miliar yaitu, sekitar US$150,1 miliar Sementara, jika dilihat dari rasio utang terhadap PDB, pada tahun tersebut Indonesia juga termasuk negara yang telah memiliki rasio di atas 100 persen yaitu, sekitar 113 persen.<br />Beban utang yang begitu besar itu juga berpengaruh bagi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di negara berkembang. Betapa tidak, beban utang yang besar akhirnya memaksa negara negara berkembang harus melakukan ekstraksi sumber daya alam melebihi daya dukung ekologinya guna melayani pembayaran utang kepada negara maju. Mudahnya perizinan alih fungsi hutan menjadi kawasan pertambangan di Indonesia dapat dijadikan contoh dalam hal ini.<br />Perubahan iklim yang terjadi sekarang ini harus dilihat sebagai akibat dari model pembabangunan yang tidak ramah lingkungan hidup. Model pembangunan di negara-negara utara (maju) yang rakus terhadap energi fosil menjadi penyebab meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfir. Celakanya, model pembangunan seperti itu diekspor ke negara-negara selatan (miskin dan berkembang). Akibatnya, keseimbangan dinamis alam dalam menampung GRK pun hancur dan terjadilah bencana ekologi terbesar abad ini yang bernama perubahan iklim itu.<br />Dengan menempatkan isu perubahan iklim sebagai akibat dari kegagalan model pembangunan dari negara maju, maka tidak adil rasanya bila untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tersebut, negara-negara selatan harus dibebani dengan utang baru.<br />Terkait dengan hal itulah, maka pertemuan internasional tentang perubahan iklim yang akan berlangsung di Copenhagen, Denmark pada Desember 2009 mendatang menjadi sangat penting bagi negara-negara selatan. Indonesia, sebagai salah satu negara selatan yang memiliki pengalaman buruk dengan proyek utang, perlu mengambil kepemimpinan untuk merumuskan mekanisme pendanaan baru bagi perubahan iklim yang lebih adil yang tidak mejerat.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-50440705760738591882010-03-10T14:14:00.000-08:002010-03-10T14:16:50.594-08:00Badai Matahari 2013 Bukan Akhir DuniaBadai Matahari 2013 Bukan Akhir Dunia<br />Selasa, 9 Maret 2010 | 12:31 WIB<br />KOMPAS/YULVIANUS HARJONO<br />Teropong matahari yang baru selesai dibangun di Observatorium Boscha.<br />TERKAIT:<br /><br /> * "Matahari Tenang" Menyebabkan Cuaca Ekstrem<br /> * Bintik Matahari Mulai Terlihat<br /> * Puncak Aktivitas Matahari Tahun 2013<br /> * 2012, Matahari, dan Bosscha<br /><br />DENPASAR, KOMPAS.com — Sejumlah peneliti antariksa di dunia memprediksi puncak badai matahari akan terjadi pada pertengahan tahun 2013. Indikasi tersebut berdasar pada aktivitas matahari yang saat ini terus meningkat. Aktivitas matahari ini berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik.<br /><br />"Pada 2012 hingga 2015 bintik matahari diperkirakan mencapai titik yang sangat banyak dan itu akan memicu banyak ledakan," ujar Dra Clara Yono Yatini, MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di sela-sela sosialisasi fenomena cuaca antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali.<br /><br />Namun, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena badai matahari tidak akan menghancurkan peradaban dunia. "Dampak badai matahari hanya merusak sistem teknologi saja," tegas Clara Yono.<br /><br />Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari badai matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti tahun 1989 saat badai matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar di bawah permukaan bumi. Badai matahari ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari.<br /><br />"Masyarakat jangan terpengaruh dengan film 2012 karena itu sains palsu," pesan Clara Yono. Lapan kini gencar melakukan sosialisasi soal fenomena cuaca antariksa 2012-2015 kepada masyarakat untuk meluruskan cerita-cerita miring terkait kiamat yang tidak jelas dasarnya.<br /><br />Isu kiamat tahun 2012 seperti yang digambarkan dalam film 2012 memang selama ini terus dikaitkan dengan sejumlah fenomena alam yang akan terjadi di bumi, di antaranya badai mataharindonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-51959210514830927922010-03-10T14:13:00.001-08:002010-03-10T14:13:55.940-08:00Jatim Patok Kenaikan Produk Pertanian 20 PersenJatim Patok Kenaikan Produk Pertanian 20 Persen<br />Kamis, 11 Maret 2010 | 03:30 WIB<br /><br />SURABAYA, KOMPAS.com - Produksi pertanian di Provinsi Jawa Timur pada 2010 ditargetkan naik hingga mencapai 20 persen dibandingkan sebelumnya. Gubernur Jatim Soekarwo di Surabaya, Rabu (10/3/2010, mengatakan, beberapa sektor pertanian yang ditargetkan naik itu adalah komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.<br /> <br />"Untuk merealisasikan hal itu harus dilakukan melalui kegiatan intensifikasi produk pertanian, di antaranya dengan penyediaan benih unggul dan pemberian alat produksi serta program pengadaan pupuk organik," katanya.<br /> <br />Dalam waktu dekat ini Pemprov Jatim akan membagikan beberapa jenis benih tebu, seperti PS-862, PS-881, PS-864, BZ-132, dan BL. "Benih-benih tersebut diberikan pada petani secara bergiliran dan gratis," katanya mengenai program kegiatan intensifikasi sektor perkebunan.<br /> <br />Sedangkan di sektor tanaman pangan, dilakukan program pemberian benih unggul dan pengadaan alat pengolah pupuk organik.<br /> <br />Tahun ini pemerintah membagikan benih padi hibrida melalui program SLPTT seluas 62.300 hektare, sedangkan yang tidak melalui program tersebut seluas 59.000 hektare. Untuk benih padi nonhibrida luas areal lahan yang mendapatkan bantuan mencapai 180.000 hektare.<br /> <br />Dari benih tersebut, Pemprov Jatim menargetkan produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 11.744.009 ton yang dipanen dari lahan seluas 1.869.572 hektare.<br /> <br />Gubernur menambahkan, pertumbuhan sektor pertanian selama 10 tahun terakhir cukup baik, yakni pada kisaran dua hingga 3,5 persen. Pada 2009 nilai pertumbuhan mencapai angka empat persen.<br /> <br />Meskipun pertumbuhan naik, angka konstribusi sektor pertanian menunjukkan tren penurunan. Pada 2005 nilai konstribusi sebesar 17,24 persen, namun pada 2009 turun menjadi 16,39 persen.<br /> <br />Walau begitu, sektor pertanian di Jatim mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8.287.920 orang atau 47 persen dari total sektor usaha dan jasa. "Peningkatan produksi pertanian tersebut adalah sebagai langkah pemerintah dalam mengurangi jumlah masyarakat miskin di perdesaan," katanyaindonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2698504941440876742.post-18269819847685636332010-03-10T14:12:00.001-08:002010-03-10T14:12:56.995-08:00Pemkot Bekasi Akan Tingkatkan Ruang Terbuka HijauBEKASI, KOMPAS.com - Luas areal ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bekasi akan terus ditingkatkan dengan memanfaatkan lahan telantar milik pemerintah kota (pemkot) setempat untuk ditanami aneka pohon. "RTH yang ada kini hanya tersisa 31 ribu hektare saja dari 210 ribu hektare luas wilayah. Kita harapkan pada 2010 ada penambahan lima hektare lagi dalam bentuk penanaman pohon oleh warga," kata Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dudi Setyabudhi, Rabu (10/3/2010).<br /> <br />Ia mengatakan, idealnya ruang terbuka hijau mencapai 30 persen dari kawasan. Namun, akibat kegiatan pembangunan dan makin padatnya jumlah penduduk akhirnya ruang untuk RTH makin sempit.<br /> <br />Selain itu pembangunan infrastruktur di Kota Bekasi telah menyedot lahan cukup luas yaitu 23.600 hektare baik untuk jalan, irigasi, saluran air, serta fasilitas umum lainnya.<br /> <br />Ia mengatakan, prosentase area terbangun itu menunjukkan permukiman warga sangat padat dan kecendrungan kedepan pembangunan perumahan dan sarana umum akan terus memakan kawasan RTH.<br /> <br />Beberapa faktor penyebab kepadatan tersebut menurut Dudi disebabkan tingginya angka urbanisasi dan pekerja yang berkantor di DKI tetapi tinggal dan mendirikan rumah di Kota Bekasi.<br /> <br />Ia mengatakan, Pemkot Bekasi sebaiknya melarang bangunan horizontal yang banyak memakan tempat.<br /> <br />Dalam mengatasi makin menyempitnya RTH, pihaknya akan melakukan rehabilitasi dengan menanam pohon-pohon dalam jumlah besar.<br /> <br />Penanaman pohon dilakukan di 12 kecamatan di kota Bekasi dalam menjadikan daerah itu tidak lagi gersang serta mendekatkan pada konsep kota hijau berwawasan lingkungan.<br /> <br />Di Bekasi banyak terdapat lahan kritis yaitu di kawasan kecamatan Jaka Sampurna, Jati Asih, Pondok Melati, dan Bantar Gebang.<br /> <br />Dudi berharap lahan yang menjadi bagian ruang terbuka hijau dan sebagian besar dimiliki masyarakat tersebut pemanfaatannya mengedepankan konsep ramah lingkungan dengan menyediakan lahan untuk penanaman pohon.indonesiarayahttp://www.blogger.com/profile/07548589521437198714noreply@blogger.com0