web 2.0

Wednesday, March 17, 2010

ENTOMOLOGI

ENTOMOLOGI DAN ILMU LAINNYA
Entomologi secara garis besar mempunyai kaitan-kaitan dengan bidang ilmu lainnya. Contoh keterkaitan entomologi dengan ilmu lainnya adalah sebagai berikut :
 Di bidang kedokteran banyak sekali jenis-jenis serangga yang diteliti untuk dijadikan sebagai obat.
 Di bidang kesehatan, Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung
 Di bidang kehutanan, serangga di pelajari sebagai penyeimbang ekosistem dan dibudidayakan untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi. Seperti Kutu Lak, Ulat Sutera, dan lebah madu.
 Di bidang pertanian, Pengendalian Hama Terpadu adalah suatu metode dalam pengelolaan atau pengendalian hama menggunakan berbagai kombinasi teknik yang diketahui dengan tujuan mengurangi tingkat populasi dan status hama ke dalam tingkat toleransi tertentu sehingga dapat dikendalikan secara alamiah (dengan musuh alami).
 Pada ekosistem yang tidak terpelihara, kesetimbangan antar dan inter spesiesnya serta dengan lingkungan fisiknya akan tercapai. Pada ekosistem yang tidak setimbang, misalnya agroekosistem, akan banyak tekanan-tekanan yang timbul sebagai usaha agar kemudian terjadi kesetimbangan.
 Pada ilmu Zoology, serangga di teliti tentang kaitannya dengan hewan lain.

Bidang Kesehatan
FORENSIK
Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.

KEDOKTERAN
Pada Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan kajian golongan serangga pengganggu manusia, baik yang langsung(penyengat/menggigit mangsa seperti tawon, lebah, kutu dan serangga berbisa lainnya), maupun yang tidak lansung (vektor penyakit seperti lalat, nyamuk ,kecoak, pinjal/kutu.
Secara umum
Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung. Bila inang atau obyek yang terkena penyakit adalah hewan atau ternak, entomologi yang akan terlibat berkaitan dengan entomologi sektor pertanian. Nyatalah bahwa entomologi di sektor kesehatan tidak dapat dipisahlan dari sekor pertanian. Hubungan ini akan terlihat lebih nyata apabila terjadi kaitan inang antara manusia dan hewan ternak untuk serangga tertentu penular penyakit. Berapa banyak spesies serangga yang terlibat dan pola keterlibatannya, serta intensitas hubungan masing-masing serangga perlu penggarapan yang tepat. Program entomolgi yang terarah akan memainkan peran yang sangat menentukan.

Bidang Kehutanan
Entomologi Kehutanan (Forest Entomology) disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati.

Bidang Pertanian
Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology) fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang
Kegiatan entomologi mempunyai dua segi, pertama sebagai penunjang (promotor) meningkatnya produksi, dan kedua sebagai pelaku produksi itu sendiri. Aspek penunjang meningkatnya produksi memerlukan berperannya entomologi dalam komponen-komponen yang berupa kemampuan tanah untuk pertanian, proteksi terhadap penghasil dan produk pertanian serta peri laku penyerbukan. Dalam aspek peri laku produksi, entomologi terkait dengan komponen berupa penghasil pangan, pakan dan bahan untuk keperluan lain. Komponen kemampuan tanah memerlukan keikutsertaan entomologi dalam dua peran, yaitu untuk menggarap serangga sebagai indikator dan serangga sebagai promotor. Dalam perkembangan penggunaan tanah pertanian, perhatian harus mulai diberikan pula kepada tanah atau lahan pertanian kering dan lahan pekarangan. Pada masa mendatang, kedua tipe lahan ini akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai indikator kemampuan tanah, entomologi diperlukan untuk menentukan interelasi dan interdependensi antara tanah dan fauna serangga penghuni tanah yang bersangkutan . Hubungan taraf kegunaan masing-masing tipe tanah berdasarkan tipe fauna serangga yang menghuninya dapat diketahui. Peran entomologi dalam komponen proteksi penghasil dan hasil pertanian sudah berjalan sejak timbulnya kebudayaan manusia. Dengan kebudayaannya, manusia membudidayakan tanaman, yang selanjutnya berasosiasi dengan serangga hama dan penyebar penyakit. Dua pihak yang sebetulnya terlibat dalam komponen ini, yaitu negasi atau anihilasi (pengurangan atau peng-hapusan) dan maksimasi atau optimasi, seharusnya mendapat keikutsertaan entomologi secara seimbang. Hampir seluruh kekuatan diarahkan untuk menghapuskan serangga hama secara nir-alami, yaitu dengan penggunaan bahan kimia buatan.Karena serangga mempunyai peran dalam menyediakan dirinya untuk dijadikan sumber penghasil bahan, baik pangan dan pakan maupun bahan lainnya, pengetahuan tentang kehidupan serangga harus dipahami betul, yang akan memerlukan entomologi. Pengetahuan mengenai peri kehidupan yang mengarah kepada usaha pemeliharaan dan pembudidayaan akan sangat diperlukan. Dalam masa mendatang, jalur entomologi yang sifatnya setaraf peternakan akan diharapkan sekali keikutsertaannya. Entomologi dalam komponen ini harus dikembangkan secara mendalam dan meluas, termasuk terhadap kelompok yang kini masih pada taraf non-konvensional. Entomologi dasar akan amat sangat diperlukan. Ribuan, ratusan ribu jenis serangga menanti untuk dijamah.

Bidang Peternakan
Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat lansung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat ditularkan dari unggas ke manusia

Peran Entomologi yang Diharapkan
Masing-masing sektor kehidupan tersebut di depan terdiri atas berbagai komponen, yang masing-masing memerlukan program untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Program ini harus disusun secara terpadu dan berurutan dengan ujung yang menghasilkan keluaran dengan nilai ekonomi. Penyusunan program ini harus didasarkan masalah, ruang lingkup masalah, serta saran dan tindak lanjutnya untuk membuat program dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen kesuburan tanah mengandung masalah mendasar dan elementer yang berkaitan dengan entomologi, yang berupa pengenalan terhadap serangga di lingkungan tanah. Inventarisasi kualitatif serangga tanah termasuk daur hidupnya merupakan tahap pertama dalam mengumpulkan informasi dasar . Program ini harus dilanjutkan dengan program analisis kuantitatif untuk menentukan peran utama serangga tanah dan program yang mendasari pengembangan serangga tanah untuk menjadi indikator yang berperan dalam mekanisme penentuan potensi tanah, serta penunjang (promotor) dalam peningkatan potensi tanah. Perlindungan terhadap hasil pertanian juga memerlukan serangkaian program bersinambung. Di Indonesia, pengungkapan aspek perlindungan ini belum seluas ruang lingkup permasalahannya. Lagipula, dalam pengelolaan serangga hama belum ada pengembangan program sistematis dan konseptual. Dalam komponen perlindungan, sasaran yang akan dicapai perlu diarahkan kepada tiga jurusan utama :
1. Penekanan populasi penyerang dengan pengimbangan faktor-faktor ekosistem;
2. Penggunaan faktor-faktor pembantu (parasit, parasitoid, dan pemangsa) dalam mengurang populasi serangga penyerang.
3. Penyediaan faktor-faktor pembantu pada taraf budi daya.
Dalam pengembangan fungsi serangga sebagai penyerbuk, langkah program entomologi masih harus dimulai dengan pengenalan secara kualitatif terhadap jasad yang bersangkutan. Dalam program lanjutannya, entomologi harus difungsikan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan antara penyerbuk dan unsur flora yang bekepentingan, efisiensi hubungan, serta kemungkinan peningkatan penggarapannya menjadi komoditi budidaya. Tidak berbeda penanganannya adalah pengembangan program entomologi untuk kelompok penghasil pangan, pakan, obat-obatan, dan bahan industri. Ketiadaan modal pengetahuan terhadap kelompok penghasil ini akan menghambat sekali kemajuan dan perkembangan program lebih lanjut. Untuk aspek-aspek tersebut, pengembangnnya akan sangat tergantung pada entomologi dasar.

0 comments:

Post a Comment

Pages

About this blog

Followers

Adsense Banner

Iklan

Jejak Kaki

Free Shoutbox by ShoutCamp