web 2.0

Tuesday, March 16, 2010

karang vs masyarakat pesisir

Dari hasil pertemuan World Ocean Conference (WOC) di Menado beberapa waktu lalu ada harapan agar seluruh elemen masyarakat peduli terhadap pelestarian terumbu karang dan lingkungan kelautan di Indonesia.

Jika melihat kondisi fisik dan lingkungan Coral Reef (Te-rumbu Karang) di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, pemerintah telah mengambil beberapa langkah dan strategi jangka pendek dan jangka panjang yang melibatkan semua pihak yang mempunyai kepen-tingan (stake holder) terhadap penyelamatan terumbu karang.

Coral Reef Rehabilitation and Management Program atau lebih dikenal dengan nama COREMAP telah dibentuk sejak tahun 1994. Program ini merupakan lintas sektoral pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten bahkan tingkat lokal.

Pada tingkat nasional Bap-penas dan LIPI bersama Dirjen Pembangunan Daerah (Bang-da), DitjenPerikanan, Ditjen PHPA, Meneng Lingkungan Hidup, Ditjen Pariwisata, TNI-AL, Perguruan Tinggi dan LSM telah melaksanakan berbagai kegiatan perencanan dan kegia-tan lapangan yang merupakan persiapan untuk melaksanakan Coremap.

Pada tingkat provinsi dan kabupaten, kegiatan yang ber-hubungan dengan Coremap telah dikordinasikan melalui Bappeda tingkat I dan II serta melibatkan berbagai instansi di daerah,perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Coremap merupakan program yang mencerminkan kepeulian terhadap kelestarian alam dan lingkungan.

Program ini dirancang agar memberikan dampak positif terhadap terumbu karang yang tersebar di sepuluh provinsi dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya tersebut secara berkesinam-bungan. Untuk itu telah direncanakan tiga tahap pelaksanaan program, yaitu tahap awal (inisiasi), tahap percepatan (akselerasi), dan tahap akhir atau tahap internalisiasi.

Keseluruhan tahap ini akan dilaksanakan dalam waktu ku-rang lebih 15 tahun. Dan pada akhir program diharapkan kerusakan terumbu karang di lokasi proyek dapat diperkecil atau bahkan ekosistemnya dipulihkan melalui persiapan masyarakat setempat, karena program ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyara-kat tersebut. Disebutkan, program ini juga telah menarik minat masyarakat internasional untuk turut berpartisipasi dalam bidang teknis dan pembiayaannya.

Selain dana yang berasal dari dalam negeri, pembiayaan untuk aspek aspek tertentu di Riau, Sulawesi Selatan dan Maluku diperoleh dari dana bantuan dan pinjaman dari Bank Pem-bangunan Asia dan Bank Dunia.

Ada 10 provinsi terpilih menjadi lokasi Coremap yaitu Nusatenggara Barat, Nu-sa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Maluku dan Irian Jaya.

Sebenarnya, ada lima komponen utama dalam upaya pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang yang telah ditetapkan yaitu, peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat.Artinya meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak masyarakat untuk berperanserta aktif dan bertang-gungjawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari.

Kesadaran

Pengelolaan berbasis ma-syarakat antara lain membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif seperti budidaya,pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pem-binaan disertai dengan bantuan pendanaan yang disalurkan melalui berbagai sistem yang telah ada tanpa membebani masyarakat. Menerapkan pengetahun dan teknologi rehabilitasi dan pe-ngelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.

Kemudian pengembangan kelembagaan yang dalam kom-ponen ini tercakup upaya antara lain memperkuat kordinasi antar instansi yang berperan baik dalam penanganan terumbu karang, pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaatan sumber daya dan pemerhati lingkungan.

Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang ber-kaitan dengan pengelolaan dan teknik rehabilitasi terumbu karang. Penelitian , Monitoring dan Evaluasi. Di dalam komponen ini termasuk memantau kegiatan masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan terumbu karang.Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang dengan mem-bangun simpul simpul di be-berapa provinsi yang diawasi langsung oleh LIPI yang telah mempunyai stasiun stasiun di beberapa tempat.

Di bidang penegakan hukum komponen ini dipandang sangat penting sebagai salah satu kunci yang harus dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang . Salah satu contoh di negara Philipina di mana dalam penentuan dan pemilihan kawasan konservasi laut, masyarakat dilibatkan secara aktif mulai tahap perencanaan pelaksanaan sampai tahap evaluasi.

Di Indonesia,salah satu kegiatan pengelolaan kawasan dengan melibatkan masyarakat adalah Taman Laut Taka Bonerate Sulawesi Selatan. Walaupun pada mulanya penentuan basis adalah pene-tapan dari kantor pusat ,namun dalam tahap pelaksanaan pe-ngelolaan telah dicoba meli-batkan berbagai pengguna stake holder. Hal lain yang sangat patut dipuji adalah besarnya usaha pemerintah dan pengelolaan kawasan dalam pemberdayaan peran Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM). Pemberdayaan LSM dan masyarakat lokal sangat penting dalam setiap perencanaan dan pelaksanan kegiatan.

Pembinaan Masyarakat

Di dalam proses pelaksanaan pengelolaan kawasan selama lebih kurang 5 tahun telah diidentifikasi berbagai permasalahan dan pembentukan beberapa kelompok masyarakat dalam kegiatan kegiatan pe-ngelolaan yang melibatkan masyarakat. Dapat dikatakan telah terjadi proses penjajakan dalam co management dan partnership dari berbagai sektor antara lain LSM lokal,LSM internasional, Pemerintah Da-erah, Unit Pengelola Taman Nasional dalam hal ini PHPA, kelompok masyakat dan ma-syarakat setempat.

Pelestarian terumbu karang berarti mengurangi eksploitasinya yang negatif dan mengembangkan kembali terumbu karang tersebut. Itu berarti ada pihak masyarakat yang akan terkena dampak dari upaya ini. Oleh karenanya program Coremap mencakup program "pembinaan masyarakat" yang menyadarkan pentingnya memelihara terumbu karang. Di samping mengupayakan pe-ngalihan kegiatan selain me-ngambil karang kepada profesi lain yang tetap dapat memberikan penghasilan sebagai penggantinya.

Program yang menyangkut kemasyarakatan tersebut sangat krusial terhadap keberhasilan Coremap. Kegagalan program kemasyarakatan tersebut dapat mengkibatkan kegagalan program Coremap secara keselu-rahan. Dalam hal ini kesadaran semua pihak sangat dituntut, baik aparat terkait, tokoh masyarakat, LSM, maupun para pelaksana dan masyarakat setempat yang kelak menjadi sasaran program ini.

Dengan kesadaran yang ting-gi dilandasi keinginan bersama untuk tetap melestarikan sumber daya alam kita, diyakini kerusakan terumbu karang yang saat ini sudah menjadi isu dunia dapat di atasi. Apalagi perlu kita sadari bersama bahwa untuk memperbaiki kerusakan terumbu karang bukan pekerjaan mudah.

Para ahli menyebutkan untuk menumbuhkan terumbu karang yang sudah rusak memerlukan waktu cukup lama. Tidak seperti halnya memperbaiki tumbuhan di darat.Ini yang perlu disadari bersama agar upaya perusakan terumbu karang akibat ulah ma-nusia dapat dihindari.

0 comments:

Post a Comment

Pages

About this blog

Followers

Adsense Banner

Iklan

Jejak Kaki

Free Shoutbox by ShoutCamp