web 2.0

Tuesday, March 16, 2010

global warming vs karang

Persen tutupan algae pada ekosistem terumbu karang di Indonesia rata-rata lebih besar dari persen tutupan karang batu hidup.Hal ini menunjukkan bahwa di dalam ekosistem terumbu karang, peran algae sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2, lebih besar dari pada peran karang batu yang juga sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2.
Kalau luas terumbu karang kita 75.000 Km2 atau 7500.000 hektar, maka persen tutupan algae dari terumbu karang kita seluas 44,67/100x 7500.000 hektar = 3.350.250 hektar, dan luas tutupan karang batu hidup = 33,50 /100x 7500.000 hektar = 2.512.500 ha.

Kalau kita hubungkan dengan masalah pemanasan global (Global Warming) yang sebagian disebabkan oleh naiknya kadar CO2 di atmosfer (Langdon 2000), maka fungsi ekosistem terumbu karang sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dari udara menjadi sangat signifikan. Di siang hari, algae di terumbu karang dan zooxanthella yang hidup sebagai simbion karang batu menyerap CO2 dalam proses fotosintesis.Luas persen tutupan karang batu dan algae di seluruh perairan Indonesia yang jumlahnya mencapai 5.862.750 ha itu, akan mampu mengurangi pCO2 di udara secara signifikan pula.
Meningkatnya pCO2 diatas perairan terumbu karang dapat menyebabkan rendahnya pH dan rendahnya kadar ion karbonat (CO32-) di dalam perairan terumbu karang, dan rendahnya kadar ion karbonat dapat menurunkan proses kalsifikasi pada karang batu dan algae berkapur (Kleypas and Langdon 2000), namun proses ini tidak akan terus terjadi karena terus meningkatnya biomassa komponen algae yang dapat memperkecil pCO2 di atas perairan terumbu karang..

Indonesia yang ber iklim tropik ini sangat cocok untuk pertumbuhan algae.Adanya perubahan iklim yang akhir-akhir ini sering menimbulkan banjir di seluruh kawasan, juga berdampak positif terhadap pertumbuhan algae di terumbu karang karena bertambahnya nutrisi yang terus mengalir dari darat ke laut (McCook 1999).
Naiknya suhu air laut diatas suhu rata-rata di daerah tropic karena Pemanasan Global yang dapat menyebakan coral bleching (Wilkinson 2000),dan berkurangnya GP/R ratio pada karang, tetapi juga menyebabkan bertambahnya GP/R ratio pada algae (Elfwing,T and Tedengren 2000).
Walaupun persen tutupan algae pada ekosistem terumbu karang terbatas karena ruang, (seperti terlihat di lapangan pada setiap melaksanakan pemantauan dengan metode LIT), tetapi biomassa semua componen algae dapat tetap bertambah karena nutrisi dari darat terus bertambah.
Dengan pertumbuhan algae yang akan terus berkembang mengikuti perubahan iklim itu, kenaikan pCO2 udara seperti yang diramalkan menjadi dua kali lipat pada tahun 2065 oleh (Wigley 1999), diharapkan tidak akan terjadi.

0 comments:

Post a Comment

Pages

About this blog

Followers

Adsense Banner

Iklan

Jejak Kaki

Free Shoutbox by ShoutCamp