web 2.0

Wednesday, March 17, 2010

geologi ilmu tana

Hutan merupakan sesuatu yang sangat penting karena bagian dari kehidupan, tetapi lebih dari pada itu hutan hutan sebagai pendukung utama kehidupan secara keseluruhan seperti perlindungan hutan terhadap flora dan fauna rekreasi yang kalah penting yaitu sebagai media penelitian. Hutan dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat, karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan. Selain itu hutan juga dapat mempertahankan kondisi tanah agar dapat terpelihara kestabilannya kondisi lahan di sekitarnya hutan maupun pada daerah itu sendiri.
Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu banyak informasi yang dapat kita peroleh. Dalam bidang kehutanan, dengan perkembangan ilmu pengatahuan tersebut, semakin banyak yang kita ketahui tentang fenomena – fenomena perkembangan hutan yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu dari factor tersebut adalah tanah. Tanah sebagai media atau tempat tumbuh dari vegetasi hutan sangat mempengaruhi pertumbuhan sekaligus kelestarian vegetasi yang ada diatasnya.
Ilmu tanah hutan, dalam hubungannya dengan pertumbuhan pohon-pohon dan kelestarian vegetasi di atas tanah, dapat memberi gambaran tentang bagaimana sifat-sifat dari tanah yang cocok untuk pertumbuhan dari suatu jenis vegetasi. Setiap ahli kehutanan atau ahli ekologi hutan telah telah mengetahui bahwa dalam melihat atau menilai tempat tumbuh atau tapak (site) hutan, maka kita harus memperhitungkan ekosistem hutan secara keseluruhan. Dan dalam mengevaluasi lahan kita perlu melakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan khususnya lingkungan mikro dari hutan.
Secara khusus, lokasi padang rumput gaja perlu diperhatikan kelestariannya untuk generasi yang akan datang. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka yang paling penting adalah kondisi lahannya, sebagai faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan suatu tanaman yang mana tumbuhan dapat hidup pada suatu daerah tergantung dari faktor pembentuk tanah itu sendiri dengan lingkungannya. Salah satu peranan disiplin ilmu untuk mengetahui dan meningkatkan ilmu yaitu dengan pelaksanaan praktek baik di lapangan maupun di laboratorium. Dan sebagai contoh yaitu pelaksanaan praktek ilmu tanah hutan yang berlansung di Padang Rumput Gaja Universitas Hasanuddin.
Praktek lapang ilmu tanah hutan ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suatu tanah, mendapatkan gambaran mengenai karateristik lahan serta mengenai sifat-sifat tanah sehingga dapat diketahui jenis tanaman yang cocok pada lahan tersebut.
Kegunaan dari praktek lapang ini adalah untuk memberikan informasi dasar mengenai karateristik lahan sehingga dapat memberikan bantuan dalam perencanaan tentang berbagai alternatif pilihan penggunaan lahan yang tepat dan juga agar dapat digunakan untuk menilai kesesuaian lahan bagi penanaman kehutanan maupun pertanian.


B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Geologi dan Ilmu Tanah Hutan adalah untuk mengetahui kararakteristik lahan atau tanah serta kondisi dari lahan atau tanah tersebut sehingga kita dapatr menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada jenis tanah tertentu dan juga dapat mengetahui cara menetapkan atau menganalisa tanah pada lokasi praktek di laboratorium.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku perkulian dengan praktek lapang yang dilaksanakan di Padang Rumput Gajah, sehingga kita dapat gambaran umum tentang karesteristik lahan tersebut.













II. TINJAUN PUSTAKA

A. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Menurut Foth (1995), kesesuaian lahan dalam lecocokan sebidang tanah atau lahan bagi penggunaan tertentu. Kapasitas lahan dipakai dalam pengertian yang dengan kesesuaian lahan. Tetapi khususnya hanya untuk evakuasi lahan merupakan proses penilaian dan pengelompokan unit-unit lahan menurut kesesuain bagi pengguna tertentu.
Faktor-faktor klasifikasi pada tanah adalah faktor-faktor penghambat yang bersifat permanen atau sulit dapat diubah seperti tekstur tanah, drainase, lereng permukaan, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang terjadi dan faktor-faktor yang lain yang sulit diubah. Faktor-faktor tersebut digolongkan besarkan besar intensitas faktor penbgfhamabat atau ancaman (Sutanto, 2005).
Salah satu usaha klasifikasi lemampuan lahan yang banyak sigunakan adalah sistem USDA yang mengenal tiga katagori yaitu klass, subclass, dan unit. Berdasarkan atas kemampuan lahan tersebut untuk produksi pertanian secara umum tanpa menimbulkan kerusakan jangka panjang pada survey tana (Hanafiah, 2004).
Pengamatan dan pengukuran mencakup sifat fisik tanah yakni : warna, tekstur, stururktur, konsistensi, drainase, bahan induk, dan lain-lain. Sifat kimia tanah yakni : pH, kadar bahan organik, kadar kapur, N-total, P tersedia, K tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, kejenuhan Al, dan lain-lain (Gunadarma, 2007).

B. Sturuktur Kesesuaian Lahan
1. Kelas kesesuaian Lahan

Kelas kesesuain lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan gambaran dengan tingkat-tingkat kesesuaian lahan dari ordo. Kelas dengan simbolnya diberi nomor urur yang ditulis belakang simbol ordo. Nomor urut ini menunjukkan tinggkatan kelas yang menurun dari suatu ordo (Darmawijaya, 1992).
Sistem komprehensif baru mempunyai banyak hal yang memperkuat penggunaanya., walaupun semikian ada dua hal yang sangat berguna. Pertama, kenyataan dasar pokok untuk menentukan berbagai macam kelas dari sistem ini adalah sifat tanah seperti yang terdapat dilapangan, yaitu sifat yang dapat diukur secara kuantatif. Lagi pula ukuran yang diperoleh dapat diubah oleh yang lain. Ini mengurangi kemungkinan pertentangan tempat tanah tertentu dalam sisitem klasifikasi. Pertentangan semacam ini biasa jika para ilmuwan menggunakan sitem yang memekai sebagai dasar klasifikasi genesa atau genesa yang diperkirakan (Sanchez, 1992).





C. Karesteristik Lahan
1. Ketersedian Air
a. Bulan Kering
Bulan kering dapat didenifisikan sebagai bilan diman curah hujan sangat rendah atau kurang dari 60 mm. Pada bulan kering ketersedian air sangat rendah sehingga aliran permulaan air menjdi terhambat. Hal ini menganggu dalam pembentukan karbohidrat dan pelarut zat-zat mala untuk penunjang kehidupan. Bulan kering juga menyebabkan suhu udara di zona iklim lintang pertengahan agak kering tetapi curah hujan lebih rendah (Sanchez, 1992).
b. Curah Hujan Rata- rata
Curah hujan merupakan parameter iklim untuk pertanian tropika, sebaran curah hujan menunjukkan patokan utama dalam golongan iklim tropika. Angka rata- rata curah hujan perlu untuk memberikan gambaran yang umum, tetapi tidak berarti dalam meramal yang memadai bagi suatu tanaman tertentu (Sanches, 1992).

2. Kondisi Perakaran
a. Kelas Drainase Tanah
Kelas drainase lahan ditentukan di lapangan dengan melihat adanya gejala- gejala pengaruh air dalam penampung tanah. Gejala tersebut antara lain warna pucat, kelabu atau kebiruan menunjukkan adanya pengaruh genangan air yang kuat sehingga petunjuk adanya karatan menunjukkan masih bisa masuk ke dalam tanah tersebut sehingga terjadi oksidasi Fe yang berwarna merah dan ini yang menunjukkan drainase yang baik (Hardjowigeno, 2003).
Menurut Poerwidodo (1992), mengatakan bahwa drainase tanah tidak sama pada tiap- tiap lahan dan masing- masing memiliki kriteria yaitu:
- Baik : tanah mempunyai udara yang baik dan tanah berwarna terang.
- Agak baik : Mempunyai udara yang baik, tidak terdapat bercak- bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu coklat dan kekuningan.
- Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai udara yang baik, tidak terdapat bercak- bercak, tetapi bercak- bercak terdapat pada seluruh lapisan tanah.
- Buruk : bagian tanah atas terdapat bercak- bercak berwarna kelabu coklat dan kekuningan
- Sangat buruk : seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu.

b. Tekstur tanah
Tekstur melukiskan penyebaran butiran. Plastisitas keteguhan, permeabilitas, kemudahan pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara, dan produktifitas erat kaitannya dalam tekstur tanah dalam suatu wilayah geografis. Tetapi karena besarnya keragaman yang mungkin terdapat pada sifat- sifat mineralogik dari fraksi liat, debu, dan berpasir. Maka tidaklah dapat suatu generalisasi yang berlaku untuk semua tanah- tanah di dunia (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu massa tanah. Secara kualitatif tekstur tanah dapat memberikan gambaran tentang pembentukan kandungan partikel suatu tanah apakah kasar atau halus. Untuk menentukan kelas dari tekstur tanah secara teliti dapat dilakukan dengan menganalisa mekanisme tanah (Syarief, 1995).
Tanah yang bertekstur tanah dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah yang bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot yang mempunyai sifat dan didominasi oleh fraksi mineral (Foth, 1991).

b. Kedalaman Akar
Kedalaman tanah adalah kedalaman yang diukur mulai dari permukaan tanah sampai dimana akar masih bisa berkembang dan tumbuh tanpa suatu hambatan dan diukur dari permukaan tanah sampai ditemukan batuan induk (Sanches, 1992).

3. Daya Menahan Unsur Hara
a. Kapasitas Tukar Kation
Menurut Foth,1991, Kapasitas tukar kation tergantung pada tipe dan jumlah akar liat, kandungan bahan organik dan pH tanah, keadaan tanah yang masam menyebabkan tanah dapat kehilangan KTK dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk tukar kation, karena perkembangan muatan posiitif. Kapasitas tukar kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan pH dari 8 menjadi 5,5. Kapasitas tukar kation tanah adalah jumlah kation yang diserap 100 gram tanah pada pH 7.

b. pH Tanah
pH tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan. Pada reaksi tanah steril yaitu dengan pH antara 5,5- 7,5, maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang banyak. Pada pH tanah kurang dari 0,6 ketersediaan unsur hara fospor, kalium, belerang, besi, mangan tembaga, nitrogen dan lain sebagainya ketersediaan relatif memiliki jumlah yang sedikit (Syarief, 1995).
Bahan organik pada tanah alkalis menyebabkan penurunan pH sedangkan suhu yang rendah memperlambat penurunan pH, karena itu nilai pH umumnya bertahan mendekati pH 7 dan kisarannya lebih sempit dari tanah aeraobik (Foth, 1991)
pH tidak mempunyai pengaruh langsung pada pertumbuhan tanaman, kecuali pada pH dibawah 4,2 yang dalam keadaan itu kadar ion hidrogennya dapat menghentikan atau bahkan mengembalikan arah penyerapak kation oleh akar (Sanches, 1992).

4. Ketersedian Unsur Hara
a. Nitrogen
Menurut Pairunan, dkk (1992) sebagian besar Nitrogen dalam tanah terikat dalam bahan organik yang akan mengalami mineralisasi apabila keadaan drainase baik. Sumber utama Nitrogen untuk tanaman adalah gas Nitrogen bebas diudara yang menempati 78% dari volume atmosfer. Dalam bentuk unsur Nitrogen tidak dapat digunakan oleh tanaman. Nitrogen harus diubah menjadi Nitrat atau Amonium melalui proses- proses tertentu agar dapat digunakan oleh tanaman
(Hardjowigeno, 2003).

b. P2O5 tersedia

Prosedur analisa P2O5 dari sedimen dapat dilakukan terhadap bobot kering dari deposit sedimen. Contoh dapat dikering udarakan dahulu untuk mengurangi kadar air (bila dioven suhu jangan lebih dari 60 C selama 24 jam). Dari bobot kering dapat dianalisa P2O5 dengan ekstraksi HCl 25% dan pewarnaan dengan molibdat kemudian diukur dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Jangan lupa diukur kadar air deposit contoh untuk koreksi perhitungan P2O5. Bila dihitung berdasarkan volume sedimen (campuran air dan tanah) maka kadar deposit dianalisa dengan cara mengukur kadar deposit tanah dalam campuran sedimen pada volume tertentu. Kemudian perhitungan P2O5 dalam deposit dikonversi terhadap jumlah deposit dalam volume sedimen (Sanches, 1992).


c. K2O5
Pupuk yang mengandung K2O5 merupakan hasil inovasi teknologi modern yang memadukan fungsi biokimia dari berbagai senyawa, mengandung unsur hara makro serta dapat digunakan pada semua jenis tanaman, baik tanaman perkebunan, pangan dan kehutanan. Pupuk yang mengandung K2O5 ditaburkan pada tanah, kandungan haranya akan diserap dengan mudah oleh tanaman, dan mampu melepaskan ion-ion unsur hara yang terikat oleh mineral liat pada tanah hardpan (tanah sawah jenuh air) dan glay horizon (tanah tegalan tak jenuh air) dengan proses kimia melalui biometabolisme oleh mikro-organisme sampai kedalaman 60 cm. Pupuk yang disemprotkan ke batang dan buah, mampu memperbaiki kerusakan sel-sel sehingga lalu lintas unsur hara dari akar ke daun dan makanan yang diproduksi di daun akan lancar didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Tanaman menjadi sehat, produksi akan meningkat (Hardjowigeno, 2003).

5. Keracunan


Menurut Sanchez,1992, pertumbuhan tanaman yang tidak subur dapat dikaitkan dengan kejenuhan aluminium. Ketidaksuburan tanah dapat disebabkan karena keracunan, seperti keracunan aluminium, kekurangan kalsium, dan keracunan mangan.

6. Medan/Bentang Alam
a. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng mempengaruhi aliran permukaan dan penghanyutan tanah dengan cara berbeda sehingga kemiringan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan permukaan horizontal yang dinyatakan dengan persen (Poerwidodo, 1992).

0 comments:

Post a Comment

Pages

About this blog

Followers

Adsense Banner

Iklan

Jejak Kaki

Free Shoutbox by ShoutCamp